Pengamat MotoGP: Rossi Sudah Berada di Pengujung Karier

2 Juli 2019 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, finis ketiga di GP Prancis 2018. Foto: JEAN-FRANCOIS MONIER/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, finis ketiga di GP Prancis 2018. Foto: JEAN-FRANCOIS MONIER/AFP
ADVERTISEMENT
Ketika memperpanjang kontrak pada Maret 2018, Valentino Rossi dianggap dan berharap bisa kembali bersaing untuk memperebutkan gelar juara MotoGP. Kendati usianya akan semakin senja sebagai seorang pebalap aktif.
ADVERTISEMENT
Ambisi itu nyatanya belum terbukti sejauh masa perpanjangan kontraknya yang habis pada 2020 nanti. Di musim 2018, Rossi cuma finis di peringkat tiga klasemen pebalap dengan selisih 123 poin dari Marc Marquez yang keluar sebagai juara dunia.
Tanda-tanda Rossi tak akan bisa bersaing kembali terlihat di musim 2019. Dari delapan seri berjalan, The Doctor sudah tiga kali gagal finis di tiga balapan terakhir (Italia, Catalunya, Belanda). Padahal, dalam lima seri sebelumnya ia mampu mencatatkan dua kali finis kedua.
Lantaran sederet kegagalan itu, Rossi turun ke peringkat kelima dengan koleksi 71 poin atau terpaut 92 angka dari Marquez yang ada di pucuk klasemen. Berangkat dari kondisi tersebut, pengamat MotoGP, Carlo Pernat, menyebut Rossi sudah berada di pengujung karier.
ADVERTISEMENT
Selain rapor belakangan ini, anggapan Pernat muncul jika menilik jalannya GP Belanda. Para pebalap Yamaha sebetulnya bisa mendominasi di Sirkuit Assen. Kecuali Rossi yang mengalami crash, Maverick Vinales sukses menyegel kemenangan, Fabio Quartararo ketiga, dan Franco Morbidelli menutup lima besar.
Pebalap Petronas Yamaha, Fabio Quartararo, merayakan kesuksesan menaiki podium di GP Catalunya. Foto: Pau Barrena/AFP
"Balapan di Belanda menunjukkan bahwa Yamaha mulai bangkit dengan tiga pebalap finis di lima besar. Saya rasa penampilan Quartararo fenomenal karena bisa meraih podium meski kondisi fisiknya tidak 100% usai menjalani operasi (tangan)," kata Pernat seperti dilansir GPOne.
"Rossi mendapatkan hari yang buruk di Belanda dan ada tiga hipotesis untuk hasil yang didapatkannya. Pertama dia sudah mendekati pengujung karier, kedua kendala mesin, dan ketiga masalah di internal tim.”
ADVERTISEMENT
"Saya tak mengatakan kalau Rossi sudah tak lagi mampu bersaing jika Anda melihat dia bisa meraih beberapa podium. Yamaha pun tak bisa disalahkan sepenuhnya jika melihat performa tiga pebalap lain di Belanda," tuturnya menambahkan.
Masa depan pebalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, di MotoGP terus menjadi topik pembicaraan. Foto: twitter/yamahamotogp
Memang masih tersisa 11 Grand Prix dan beberapa kemungkinan bisa saja terjadi. Namun, Pernat menilai selama Rossi dan Yamaha tak menemukan solusi untuk memperbaiki performa, kecil kemungkinan pemilik 9 gelar juara dunia itu bisa kembali bersaing.
"Ini adalah masalah tim dan Rossi kudu berpikir lebih keras untuk menentukan apa yang harus dilakukan. Tapi, apa yang harus diterima olehnya nanti adalah kemungkinan besar ia tak akan bisa kembali ke performa terbaik," pungkas Pernat.