Pengamat soal GP Catalunya 2019: Marquez Lebih 'Licik' daripada Rossi

18 Juni 2019 21:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marc Marquez menghadiri sesi konferensi pers GP Catalunya 2019, Kamis (13/6/2019). Foto: LLUIS GENE/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Marc Marquez menghadiri sesi konferensi pers GP Catalunya 2019, Kamis (13/6/2019). Foto: LLUIS GENE/AFP
ADVERTISEMENT
Marc Marquez belum melampaui torehan gelar Valentino Rossi di dunia balap motor. Namun, ada satu hal yang menjadi keunggulan Marquez dibanding Rossi.
ADVERTISEMENT
Bukan soal usia, melainkan soal "kelicikan". Hal itu keluar dari mulut pengamat MotoGP kawakan, Carlo Pernat, usai GP Catalunya 2019. Selama seri ketujuh di Circuit de Barcelona-Catalunya itu, Marquez disebut memanfaatkan kepercayaan diri Alex Rins (Suzuki).
Pada awalnya, Marquez menyegel dengan mudah lap tercepat di sesi free practice 1 (FP1). Pada FP2, gantian Fabio Quartararo (Yamaha SRT) jadi yang tercepat, sementara 'Ant of Cervera' --julukan Marquez-- hanya menjajal 15 lap dan berada di posisi 17.
Nah, di FP3, Rins mulai unjuk gigi. Rider asal Spanyol sekaligus kompatriot Marquez ini menjadi yang tercepat usai mengalahkan Quartararo. Berikutnya di FP4, Rins dan Quartararo bertukar posisi.
Pada akhirnya, Quartararo-lah yang mengamankan pole position berkat penampilannya di sesi kualifikasi. Sementara Marquez start dari posisi dua.
ADVERTISEMENT
Rins? Pemilik GSX-RR itu hanya puas start dari posisi delapan. Beruntung bagi Rins, setelah insiden Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, Maverick Vinales, dan Valentino Rossi di Lap 2, dia naik ke posisi tiga.
Posisinya pun bertahan hingga Lap 17. Sayangnya, pada enam lap terakhir, Rins gagal bersaing dengan Danilo Petrucci dan Quartararo.
"Saat balapan semakin dekat, saya memikirkan Marquez, yang merupakan favorit sekaligus paling licik," ujar Pernat kepada GP One.
"Dia berpura-pura kesulitan dengan motornya (selama rangkaian latihan) dan mengatakan bahwa Rins akan dijagokan saat race," tuturnya.
"Ya, Marc lebih licik dari Rossi. Dia masuk ke pikiran Rins, dan membuatnya gugup. Pada akhirnya, Rins kesulitan selama balapan. Dia tidak bisa melewati Petrucci karena gugup," imbuh Pernat.
ADVERTISEMENT
Dia pun merasa potensi Rins untuk tampil apik di Catalunya terbuang. "Kali ini, saya akan bilang Rins dan Tim Suzuki seharusnya lebih baik di GP Catalunya 2019," ujar Pernat.
Well, bicara GP Catalunya 2019, belum sah tanpa menyebut insiden yang disebabkan Lorenzo. Kali ini, Pernat mengatakan paham dengan beban juara dunia 2015 itu.
Menurut sosok yang merekrut Rossi ke Tim Aprilia pada awal kariernya itu, Lorenzo baru saja melewati masa suram setelah didepak Ducati.
"Dia baru melewati krisis delapan bulan bersama Ducati. Saat dia mulai menang, mereka membuangnya," kata Pernat.
Jorge Lorenzo (Ducati Corse) memenangi GP Italia 2018 di Sirkuit Mugello. Foto: TIZIANA FABI/AFP
"Jadi dia memulihkan dirinya bersama Honda, tapi malah melukai diri lagi dan tidak bisa mengikuti tes (pramusim). Selama itu, Marquez diam-diam mempersiapkan diri dengan motor yang disesuaikan untuknya."
ADVERTISEMENT
"Lalu, setelah kunjungan dari Jepang, Jorge begitu antusias. Saya tahu dia membuat kesalahan yang bahkan tidak akan dibuat rookie. Tapi jangan sampai dia kembali ke Ducati," ujarnya mengakhiri.
Usai GP Catalunya 2019, Marquez semakin mengukuhkan diri di puncak klasemen sementara dengan 140 poin. Namun urusan klasemen tim, Mission Winnow Ducati menempatkan diri di posisi satu buah 201 poin dan unggul 42 poin atas Repsol Honda.