news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pesan Liliyana Natsir untuk Tontowi Ahmad/Della Destiara Haris

1 November 2018 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Bulu Tangkis, PB Djarum Liliyana Natsir. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Bulu Tangkis, PB Djarum Liliyana Natsir. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
"Owi/Buteeeett!!!".
Teriakan para penggemar bulu tangkis untuk ganda campuran kawakan dan legendaris Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, itu tak akan terdengar lagi.
ADVERTISEMENT
Sang atlet wanita, Liliyana Natsir, memutuskan pensiun setelah kontraknya dengan sponsor habis pada Februari 2019. Butet --sapaan akrabnya-- mengumumkan kabar buruk bagi penggemar itu medio 2018, tepatnya saat jumpa pers usai menjuarai Indonesia Open.
Setelah itu, Butet masih menyelesaikan tugasnya di multievent terbesar se-Asia, Asian Games 2018, juga di Jakarta. Sayang, bersama Owi --panggilan Tontowi--, peraih emas Olimpiade 2016 ini harus puas dengan mendapat perunggu.
Teranyar, Butet masih melakoni Prancis Terbuka akhir Oktober lalu meski harus terhenti di perempat final. Terakhir, duetnya bersama Owi di panggung dunia ada di Fuzhou China Terbuka 2018 Super 750 (jika gagal menambah poin untuk ke BWF World Tour Finals di Guangzhou).
Setelah itu, penggemar harus terbiasa meneriakkan Owi/Della. Ya, pasangan anyar Tontowi Ahmad adalah pemain ganda putri, Della Destiara Haris. Tontowi/Della bakal debut di Hong Kong Terbuka 2018 13-18 November mendatang.
ADVERTISEMENT
Hingga menutup musim, Owi bakal terus berpasangan dengan Della, tepatnya di Kejuaraan Bulu Tangkis Internasional di India pada 20-25 November dan Korea Masters pada 27 November hingga 2 Desember. Keduanya adalah turnamen BWF Super 300.
Kelak, saat Owi/Della resmi melakoni debutnya, Liliyana Natsir berpesan agar keduanya cepat beradaptasi dengan karakter pasangan masing-masing. Terpenting, tak perlu buru-buru mengharapkan hasil maksimal.
"Tidak mudah, pasti. Apalagi Owi, ganti partner itu butuh penyesuaian. Syukur bisa langsung klik dan bagus. Rata-rata butuh penyesuaian, kesabaran, dan ketekunan," ucap Butet.
"Juga umur Owi yang sekarang cukup matang 31 tahun, harus sabar, tidak bisa instan. Ditambah persaingan sekarang sulit. Motivasinya harus ditambah lagi," katanya menambahkan.
Untuk Della, Butet mengatakan pemain wanita di sektor ganda campuran harus mampu menjadi playmaker alias mengatur pola permainan. Dipilihnya Della sendiri berdasarkan pengalaman sebagai salah satu pemain senior di PBSI.
ADVERTISEMENT
"Pertimbangan sama Della karena sudah di level yang sama, cuma beda sektor saja. Harapannya cepat beradaptasi karena main dobel dan main mix pasti ada perbedaan," tutur Butet.
Penampilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
Sementara, tanpa Owi/Butet, sektor ganda campuran Indonesia punya tugas berat untuk mempertahankan gelar juara di Olimpiade berikutnya pada 2020 di Tokyo, Jepang. Baik ganda campuran kedua saat ini, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, hingga racikan anyar Tontowi/Della, Butet mewanti-wanti agar mereka bekerja keras di sisa 1,5 tahun ini.
"Salah satu sasaran ya harus bisa mengalahkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China) untuk emas Olimpiade 2020. Rival terberat saat ini mereka. Tapi apa pun bisa terjadi, Satu setengah tahun cukup waktu untuk perubahan, siapa yang naik siapa yang turun," jelas Butet.
ADVERTISEMENT
"Butuh kerja keras juga untuk ganda campuran kita yang lain. Kesempatan waktu tersisa harus kejar ketertinggalan. Paling biasanya introspeksi diri, evaluasi kelemahan sendiri, dan kelebihan lawan. Disiplin juga harus apalagi mau mengejar rangking. Siapa pun ada kesempatan, tapi level harus dijaga," pungkasnya.
Sepanjang kariernya, atlet berdarah Manado ini sudah mengecap capaian tertinggi di Olimpiade pada 2016. Sementara di Kejuaraan Dunia, single event tertinggi bulu tangkis, empat gelar direngkuhnya pada 2005 dan 2007 (bersama Nova Widianto) serta bersama Owi pada 2013 dan 2017.
Di turnamen rutin BWF, Butet sudah membawa pulang puluhan gelar, termasuk saat masih berpasangan dengan Vita Marissa di sektor ganda putri. Musim ini, kado perpisahan spesial bagi Owi/Butet adalah gelar Indonesia Open yang sekaligus mampu mematahkan 'keangkeran' Istora.
ADVERTISEMENT
Terima kasih, Liliyana Natsir! Selamat bertugas, Tontowi/Della.