Petenis Putri di Prancis Terbuka, Bersyukurlah untuk Nancy Richey

6 Juni 2018 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Richey (berdiri tengah) & Original IX. (Foto: Dok. WTA)
zoom-in-whitePerbesar
Richey (berdiri tengah) & Original IX. (Foto: Dok. WTA)
ADVERTISEMENT
Prancis Terbuka 1968 menelurkan Nancy Richey sebagai juara tunggal putri. Kemenangan di semifinal mengantarkannya berhadapan dengan petenis asal Inggris, Ann Haydon-Jones.
ADVERTISEMENT
Sepintas, pertandingan ini terlihat akan menjadi milik Haydon-Jones. Permainan ketat keduanya membawa pertandingan set pertama ke babak tie break. Lantas, set pertama dimenangi oleh Haydon-Jones 7-5.
Selayaknya atlet yang menggantungkan hidup pada kemenangan demi kemenangan, Richey mengupayakan comeback di set kedua. Upayanya ini berbuah manis. Ia berhasil menorehkan kemenangan 6-4 di set kedua dan 6-1 di set pertama.
Gelar juara Richey di Prancis Terbuka adalah catatan sejarah. Ini menjadi pertama kalinya kompetisi Grand Slam diadakan dalam format terbuka. Artinya, petenis amatir dan profesional sama-sama berhak buat memperebutkan gelar paling prestisius di jagat tenis tersebut. Richey tercatat sebagai petenis amatir pertama dan satu-satunya yang berhasil mengangkat trofi Grand Slam.
Sukacita yang dilahirkan oleh predikat harum semerbak ini hanya bertahan dalam sekelebat. Seharusnya, kemenangan di laga final itu akan mengganjar Richey dengan uang hadiah sebesar 5.000 franc.
ADVERTISEMENT
Namun, petenis asal Amerika Serikat itu terganjal status. Karena berstatus sebagai petenis amatir, ia tak bisa mengklaim uang hadiah.
Harapan menimang uang hadiah 5.000 franc tinggal angan-angan. Ia cuma boleh menerima uang pengganti operasional selama mengikuti kompetisi yang per harinya dihargai sebesar 11 franc. Itu pun, diterimanya beberapa minggu setelah gelaran berakhir.
Dalam wawancaranya bersama Sonia Oxley untuk BBC, Richey bercerita, ia harus tiga kali berganti penginapan demi menghemat biaya pengeluaran. Ia bahkan tak bisa menelepon orang tuanya selama perhelatan berlangsung karena terkendala biaya.
Nancy dan saudaranya, Cliff Richey. (Foto: Dok. World Tennis Magazine)
zoom-in-whitePerbesar
Nancy dan saudaranya, Cliff Richey. (Foto: Dok. World Tennis Magazine)
Walaupun gagal mengklaim uang hadiah, Richey tetap turun arena di kompetisi berikutnya. Kali ini, ia berlaga di Inggris, dalam gelaran Queen’s Club Championship 1968, yang tahun itu masih mempertandingkan nomor putri (tahun 1973 terakhir kalinya nomor putri dipertandingkan -red).
ADVERTISEMENT
Richey kembali menggapai partai final. Lawannya serupa di final Prancis Terbuka, Haydon-Jones. Buruknya cuaca membikin partai ini ditunda. Sebagai kompensasi, ia berikan voucher belanja senilai 250 poundsterling.
Yang ada di pikiran Richey saat itu, seandainya voucher itu benar-benar uang riil, tentunya ia dapat menabung. Lantas yang dilakukannya saat itu adalah pergi ke pusat perbelanjaan dan membeli dua set peralatan makan ala China.
Ketidakadilan yang dialaminya ini membulatkan tekadnya untuk mengambil risiko. Begitu kembali Amerika Serikat, ia membawa permasalahan di Prancis dan London ini kepada Billie Jean-King, teman sekaligus lawannya di sejumlah laga.
Ia bergabung dengan The Original IX pada 1971. Bersama delapan orang petenis wanita dan pendiri majalah khusus tenis bernama World Tennis, Gladys Heldman, ia membangkang pada kebijakan Federasi Tenis Amerika Serikat (USTLA) dan memboikot turnamen.
ADVERTISEMENT
Dengan kontrak masing-masing sebesar USD 1, mereka mengikuti turnamen bentukan mereka sendiri yang bertajuk Virginia Slims Circuit. Koneksi dan tangan dingin Heldman pada akhirnya berhasil menggandeng sebuah perusahaan rokok sebagai sponsor. Hadiah USD 309.100 pun ada dalam genggaman mereka.
Keputusan Richey dan delapan petenis wanita lainnya ini berisiko tinggi. Aksi mereka membuat USTLA mendepak kesembilannya. Akibatnya, mereka tak akan bisa menerima tunjangan hidup yang biasa mereka dapat dari federasi.
Karena selalu ada harga yang harus dibayar untuk setiap hal, Richey memutuskan untuk membayar harga tersebut.
Roland Garros Stadium, 2017. (Foto: Reuters / Gonzalo Fuentes/File Photo)
zoom-in-whitePerbesar
Roland Garros Stadium, 2017. (Foto: Reuters / Gonzalo Fuentes/File Photo)
Keputusan ini berbuah manis, walaupun Virginia Slims Circuit pertama ini dimenangi Margareth Court, petenis wanita yang selalu menjadi lawan bagi Billie Jean di sepanjang hidupnya. Kemenangan Billie Jean dalam pertandingan melawan Bobby Riggs yang dikenal sebagai Battle of the Sexes mendongkrak kepercayaan dunia pada The Original IX.
ADVERTISEMENT
Setahun setelah turnamen pertama itu, ada sekitar 40 petenis wanita dari seluruh dunia yang mengikuti Virginia Slims Circuit. Pada 1973, mereka berganti nama menjadi Asosiasi Tenis Wanita (WTA).
Masalah tak lantas selesai dalam seketika. Kesenjangan antara petenis pria dan wanita masih mewujud dalam besarnya uang hadiah yang diterima. Namun, federasi tenis berbenah.
Pada 2006, Prancis Terbuka akhirnya menyamakan jumlah uang hadiah yang diterima. Kala itu, pemenang untuk nomor tunggal putra dan putri masing-masing akan menerima uang hadiah sebesar 1 juta euro. Lantas, peningkatan demi peningkatan terjadi.
Pada 2018, jumlah uang hadiah yang dimenangi untuk kedua nomor itu masing-masingnya menjadi 2,2 juta euro. Jumlahnya naik 100 ribu euro bila dibandingkan dengan uang hadiah yang diterima pada 2017.
ADVERTISEMENT