Petrucci soal Kesulitannya di Ducati: Saya Harus Ubah Gaya Balapan

8 April 2019 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Danilo Petrucci di GP Qatar 2019. Foto: GIUSEPPE CACACE/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Danilo Petrucci di GP Qatar 2019. Foto: GIUSEPPE CACACE/AFP
ADVERTISEMENT
Membuka musim dengan tim baru memang menyulitkan. Jika Johann Zarco mengaku solusinya bukan mengubah gaya balapan di Red Bull KTM Racing, Danilo Petrucci punya pemikiran lain.
ADVERTISEMENT
Kesulitannya dari dua seri awal di Qatar dan Argentina cukup menjadi alasan bagi Petrux --sapaan akrab Petrucci-- untuk segera mengubah gaya balapan di Mission Winnow Ducati, tim anyarnya musim ini.
Meski dikelilingi orang hebat di tim utama, Petrux mengaku masih menemukan banyak kesulitan, salah satunya ketika salah memilih ban di Qatar.
Sementara di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, kondisi lintasan yang menjadi momoknya. Petrucci, salah satu pebalap paling bongsor (dengan berat 78 kg) di MotoGP, kesulitan ketika harus melewati tikungan.
"Saya mencoba cari cara balapan yang tidak butuh banyak konsumsi ban. Dalam beberapa kesempatan, seperti di Argentina, ketika ada belokan panjang, beban di motor (dari berat badan, red) meningkatkan penggunaan ban," ujar Petrucci dilansir situsweb Tuttomotoriweb.
ADVERTISEMENT
"Kadang (berat) jadi keuntungan karena di trek lurus saya bisa mudah mengatur motor dan (ban) punya cengkraman. Namun, ketika belok saya masih harus berhati-hati," imbuhnya.
Selain faktor bobot tubuh, sejatinya tugas Petrux tak sesulit Zarco yang berganti motor dari Yamaha ke KTM, atau Jorge Lorenzo yang ganti dari Desmosedici ke RC213V.
Petrux masih membawa motor yang sama, Desmosedici Ducati, hanya dengan spesifikasi yang lebih baik di tim pabrikan.
Apalagi, dua hasilnya pun tak buruk-buruk amat. Petrucci finis keenam di Qatar, menjadi pebalap tersukses kedua setelah Andrea Dovizioso, rekan setimnya yang jadi pemenang.
Di Argentina, Petrux juga finis keenam, namun kali ini dia dikalahkan Jack Miller --rekan setimnya tahun lalu di Pramac Racing, yang finis di posisi empat.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Danilo Petrucci masih belum puas. Pasalnya, sang empunya berikutnya akan berlaga di Circuit of the Americas, Austin, Texas, jelang GP Amerika Serikat yang rangkaian serinya dimulai pada 12 April 2019.
Petrux masih ditantang oleh bentuk sirkuit dengan bentruk trek yang penuh tikungan. Di Negeri Paman Sam nanti, dia harus bisa menaklukkan total 20 tikungan yang ada.
"Itu sangat sulit karena tikungannya sempit seperti trek Formula 1. Akan banyak guncangan juga, terutama di sektor pertama yang sangat menyebalkan," ujarnya.
"Di sana juga grip kurang dan temperaturnya panas. Sirkuitnya bukan favorit para pebalap, kecuali (Marc) Marquez," imbuhnya sambil merujuk lawan pemilik rekor kemenangan terbanyak di Austin itu.
ADVERTISEMENT