news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pol Espargaro Tutup MotoGP 2018 dengan Keajaiban

19 November 2018 3:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pol Espargaro persembahkan podium yang pertama di MotoGP untuk KTM Racing. (Foto: REUTERS/Heino Kalis)
zoom-in-whitePerbesar
Pol Espargaro persembahkan podium yang pertama di MotoGP untuk KTM Racing. (Foto: REUTERS/Heino Kalis)
ADVERTISEMENT
MotoGP 2018 menutup kompetisinya dengan cara gila: parade crash di GP Valencia. Balapan seri terakhir itu digelar di atas Sirkuit Ricardo Tormo pada Minggu (18/11/2018). Bila Andrea Dovizioso menyelesaikan balapan dengan podium puncak, maka Alex Rins yang tercatat sebagai penggawa Suzuki Ecstar menuntaskan lomba sebagai pebalap tercepat kedua.
ADVERTISEMENT
Dovizioso dan Rins memang patut mendapat aplaus karena mampu menyelesaikan balapan gila itu dengan capaian dua podium teratas. Namun, topi yang terangkat juga layak ditujukan kepada Pol Espargaro. Keberhasilannya meraih podium ketiga sama dengan torehan sejarah baru bagi timnya, Red Bull KTM Factory Racing (KTM Racing). Sebabnya, itu menjadi podium pertama di sepanjang sejarah keikutsertaan KTM Racing di gelaran MotoGP.
Parade crash menjadi frasa paling tepat untuk menggambarkan seperti apa jalannya balapan di Valencia ini. Tak tanggung-tanggung, ada 12 pebalap yang tersungkur saat diperhadapkan dengan lintasan yang licin akibat guyuran hujan.
Sembilan dari 12 pebalap yang tergelincir itu tak dapat melanjutkan balapan. Salah dua korbannya adalah sang juara dunia, Marc Marquez, dan peraih pole position, Maverick Vinales. Pol dan rekan setimnya, Bradley Smith, juga merasakan sendiri keganasan Sirkuit Ricardo Tormo. Namun, berbeda dengan pebalap lain yang mengalami crash, mereka masih dapat melanjutkan aksinya berpacu merengkuh podium.
ADVERTISEMENT
Podium ketiga memang bukan podium tertinggi. Tapi, Pol tidak harus menjadi yang tertinggi untuk mengalami balapan ajaib di GP Valencia. Pasalnya, jelang turun lintasan, ia sudah menyadari bahwa race seri terakhir ini akan begitu berisiko akibat cuaca yang tidak kondusif. Alhasil, target logis menjadi bekal yang dibawanya saat beradu cepat. Yang menjadi fokusnya di GP Valencia ini adalah garis finis semata, tanpa mau terbebani untuk memberikan hadiah podium kepada timnya.
"Saya tidak mau mengambil risiko yang terlalu besar, terlebih di awal-awal balapan. Saya tidak ingin melakukan kesalahan yang justru akan mempersulit posisi saya dan mengacaukan usaha tim. Kali ini, saya memasuki balapan dengan begitu banyak alasan logis untuk menghindar dari cedera," jelas Pol, dilansir Autosport.
ADVERTISEMENT
Berhitung mundur, KTM Racing menjalani debutnya di MotoGP pada musim 2017. Di sepanjang musim perdananya itu, capaian tertinggi KTM diraih saat berpacu di GP Republik Ceko dan Australia. Di kedua seri itu, Pol finis di urutan kesembilan.
Sayangnya, penampilan KTM Racing belum berubah banyak di musim 2018. Sebelum berlomba di seri terakhir, GP Malaysia menjadi race terbaik mereka karena Smith finis di posisi 10. Baru di seri terakhir, tim asal Austria ini tampil menggebrak dan menutup lomba dengan podium.
Kabar baik untuk KTM Racing bukan cuma soal Pol. Smith yang juga sempat tergelincir di atas lintasan itu berhasil finis di posisi kedelapan. Bahkan, raihan penggawa asal Inggris ini jauh lebih baik ketimbang pebalap senior macam Rossi yang finis di urutan ke-13.
ADVERTISEMENT
Dovizioso (tengah), Rins (kostum biru), dan Pol meraih podium di GP Valencia 2018. (Foto: REUTERS/Heino Kalis)
zoom-in-whitePerbesar
Dovizioso (tengah), Rins (kostum biru), dan Pol meraih podium di GP Valencia 2018. (Foto: REUTERS/Heino Kalis)
"Saya masih tidak percaya masih bisa meraih podium. Semuanya terasa begitu ajaib, sangat surealis, begitu gila! Di awal-awal balapan, saya melaju dengan begitu kencang, rasanya seperti bisa menandingi Marc (Marquez) dan Dovi (Dovizioso). Sebelum bendera merah itu dikibarkan, saya sudah terjatuh. Tadinya, saya pikir saya akan cedera lagi karena saya terjatuh begitu keras," jelas Pol dalam wawancara usai balapan, dikutip dari laman resmi MotoGP.
"Tapi, kalian semua tahu sendiri bahwa motor itu masih menyala. Rasanya saya seperti mendapat pesan dari atas sana, jadi saya kembali bergegas mengendarai motor saya. Sejak itu, saya mencoba memulai kembali dan menyalip sejumlah pebalap hingga mencapai posisi delapan di lap ke-13. Sebelum terjatuh, sebenarnya saya tidak sepercaya diri ini. Dan setelahnya, saya bahkan dapat mempertahankan posisi saya dari Dani (Pedrosa). Saya sendiri tidak dapat memercayai semuanya. Ini hal gila, ajaib."
ADVERTISEMENT
Buruknya cuaca dan kondisi lintasan membuat balapan harus dihentikan sementara jelang lap ke-14. Bendera merah dikibarkan, para pebalap yang tersisa kembali memasuki paddock. Karena race dihentikan sementara jelang putaran ke-14, maka starting grid kedua disusun berdasarkan posisi terakhir para pebalap di lap 13. Berdasarkan ketetapan itu, maka tiga urutan terdepan diisi oleh Dovizioso, Rins, dan Valentino Rossi.
Begitu balapan dilanjutkan, ketiga rider yang mengisi posisi terdepan berpacu dengan dominan. Saat balapan memasuki putaran 19, Rossi mampu membuktikan bahwa hanya karena tergolong sebagai pebalap gaek, bukan berarti ia dapat disepelekan begitu saja. Menyalip Rins, posisi kedua berhasil direbut oleh The Doctor.
Naas bagi para pebalap belum berhenti walaupun balapan safety car sudah berhenti berkeliling lintasan. Saat balapan menyisakan lima putaran lagi, Rossi malah tersungkur. Ceritanya bermula dari persaingan ketat terjadi di antara Rossi dan Rins. Di tengah tekanan hebat seperti itu, Rossi melakukan kesalahan.
ADVERTISEMENT
Tepat ketika memasuki Tikungan 12, ia kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh. Rossi memang masih bisa melanjutkan balapan, tetapi jelas bahwa ia kehilangan posisi kedua. Jatuhnya Rossi tentu menjadi keberuntungan bagi para pebalap lain. Di posisi ketiga, ada Pol yang berhasil naik dari posisi keempat. Posisi inilah yang berhasil dipertahankan Pol hingga garis finis walau sempat mendapat tekanan dari Dani Pedrosa.
Yeah, saya berpacu melawan siapa pun di balapan ini. Saya tiba-tiba meyakini bahwa inilah kesempatan saya. Dan saya pikir, ini bukan kesempatan yang bisa saya dapatkan setiap pekan. Ini kesempatan sekali seumur hidup yang harus diambil dengan kedua tangan saya (kerja keras -red)," jelas adik pebalap Aleix Espargaro ini.
ADVERTISEMENT
"Saya melihat Dani berusaha menyalip dan ia benar-benar memberikan tekanan. Kalau saya ingin naik podium, saya harus melawan. Bagi saya, sebenarnya finis keempat sudah bagus, tapi saya memiliki kesempatan untuk merebut podium ketiga. Saya juga tidak akan rugi apa-apa kalaupun nantinya gagal. Dan ternyata, usaha ini berhasil. Dengan segala hal yang terjadi, saya harus mengakui ini benar-benar gila. Ya, sungguh ajaib, seperti tidak nyata," tutup Pol.
Keberhasilan Pol ini mengantarkannya menutup musim di posisi ke-14 dengan raihan 51 poin. Sementara, Smith ada di peringkat 18 dengan koleksi 38 poin. Di klasemen tim, KTM Racing menutup kompetisi di urutan kesembilan dengan raihan 89 angka.