Prancis Terbuka: Ketika Zverev Terkagum-kagum dengan Aksen Yorkshire

1 Juni 2018 8:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexander Zverev di Prancis Terbuka 2018. (Foto: REUTERS/Charles Platiau)
zoom-in-whitePerbesar
Alexander Zverev di Prancis Terbuka 2018. (Foto: REUTERS/Charles Platiau)
ADVERTISEMENT
Jika Anda pernah mengalami kesulitan untuk memahami omongan yang dilafalkan dengan aksen tertentu, maka Anda boleh berbagi cerita dengan Alexander Zverev Jr.
ADVERTISEMENT
Prancis Terbuka 2018 masih menjadi arena bagi Zverev untuk membuktikan kelasnya sebagai petenis papan atas dunia. Dua kemenangan mengantarkan petenis asal Jerman itu ke babak ketiga.
Walaupun memasuki turnamen dengan menyandang status sebagai peringkat ketiga dunia, langkah Zverev tidak semudah yang dibayangkan. Di babak kedua saja, ia sudah harus berhadapan dengan perlawanan sengit petenis asal Serbia, Dusan Lajovic.
Berbeda dengan pertandingan babak pertama yang rampung dalam tiga set, laga kedua harus berlangsung dalam lima set. Permainan mumpuni yang ditampilkan Lajovic memberikan kekalahan 2-6 dan 3-6 di set pertama dan ketiga. Untungnya, petenis berusia 21 tahun ini benar-benar comeback di set keempat dan berhasil menyegel kemenangan di set kelima.
Namun, Roland Garros tak hanya bercerita tentang pukulan keras di atas lapangan tanah liat dan ambisi tinggi para petenis. Kompetisi Grand Slam di tanah Prancis kali ini juga melahirkan cerita-cerita kecil yang menyunggingkan senyum.
ADVERTISEMENT
Misalnya, keputusan Serena Williams untuk melakoni laga babak kedua dengan kostum yang menurut pengakuannya, terinspirasi dari film keluaran Marvel, Black Panther. Beruntungnya, yang menyunggingkan senyuman para penikmat tenis tak cuma Serena, tapi juga Zverev.
Dalam konferensi pers pasca-laga melawan Lajovic, Zverev harus meladeni sejumlah pertanyaan wartawan. Lantas, seorang jurnalis yang berbicara dengan aksen Yorkshire mendapat giliran untuk memberondong Zverev dengan pertanyaan khas konferensi pers setelah laga.
Alih-alih menjawab dengan lugas, Zverev justru mengaku kesulitan untuk menerjemahkannya dan menyatakan kekagumannya pada aksen tersebut. Dalam wawancara tersebut, Zverev bertanya pada sang wartawan dari mana ia berasal. Sambil tertawa, si wartawan menjawab bahwa ia memang berasal dari wilayah Yorkshire.
Alexander Zverev singkirkan Darian King. (Foto: Reuters/Geoff Burke)
zoom-in-whitePerbesar
Alexander Zverev singkirkan Darian King. (Foto: Reuters/Geoff Burke)
"Jika mereka mengadakan suatu turnamen di sana (Yorkshire -red), saya pasti akan ikut-serta hanya karena saya menyukai aksen ini. Saya sama sekali tidak mengerti apa yang Anda katakan, tak satu kata pun, tapi ketidakmengertian saya itu bukan hal penting," tutur Zverev yang disambut dengan tawa para pewarta.
ADVERTISEMENT
Rupanya, si wartawan belum menyerah. Ia tetap bertanya kepada Zverev yang baru saja memenangi laga. Kali ini, ia bahkan tidak sempat melanjutkan kalimatnya yang demikian, "Jelas sekali Anda menikmati kehidupan tenis Anda,..."
Tanpa basa-basi, adik kandung Mischa Zverev -petenis yang juga berlaga di Roland Garros 2018- ini langsung menyambung omongan si wartawan dengan kalimat "Oh, (seperti apa saya menikmati tenis -red) tidak seperti saya menikmati aksen Anda. Saya benar-benar menyukainya."
Inggris sendiri terkenal sebagai negara yang memiliki sejumlah aksen, dan Yorkshire menjadi salah satunya. Bila diperhatikan, ada beberapa ciri yang diperdengarkan oleh mereka yang berbicara dengan aksen Yorkshire.
Misalnya, melafalkan huruf 'a' (contoh: pada kata cat) dengan bunyi 'a' yang lebih pendek. Atau, menggantikan akhiran 'ing' dengan 'in' (misal: I'm going menjadi I'm goin') dan menghilangkan huruf 'h' yang ada di depan kata (help menjadi 'elp, horrible menjadi 'orrible). Lalu, jangan lupakan dengan kata 'owt' untuk menggantikan 'anything', 'nowt' untuk 'nothing', dan beberapa ciri khas lainnya.
ADVERTISEMENT
Seketika suasana ruang media mendadak cair. Untuk beberapa saat, tak ada omongan dan pertanyaan yang kelewat serius, yang gemar membicarakan kembali kesalahan di atas lapangan. Masih dalam konferensi pers yang sama, jurnalis tadi bahkan berkata bahwa sejak saat itu, ia akan selalu menghadiri sesi wawancara usai laga Zverev.
"Mulai sekarang, saya akan selalu menghadiri sesi wawancara Anda. Jika Anda memang benar-benar berhasil mencapai final, kita berdua harus memastikan, saya bakal dapat menanyakan satu pertanyaan. Saat ini rasanya saya seperti tidak berkutik," kata si wartawan yang ternyata bernama Jonathan Pinfield dan bekerja untuk LiveSportsFM itu.
Dan seperti yang sudah-sudah, Zverev kembali menjawabnya dengan satu kalimat menggelitik; "Kalau saya memang mencapai final, saya menjamin, Anda boleh bertanya sebanyak-banyaknya."
ADVERTISEMENT