Prancis Terbuka: Simona Halep yang Keras Kepala itu Akhirnya Juara

9 Juni 2018 23:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Halep mencium trofi Prancis Terbuka. (Foto: Reuters/Charles Platiau)
zoom-in-whitePerbesar
Halep mencium trofi Prancis Terbuka. (Foto: Reuters/Charles Platiau)
ADVERTISEMENT
Simona Halep adalah sosok yang keras kepala. Di hadapan kegagalan, dia tak pernah meringkuk. Justru, semakin banyak kegagalan yang menimpa, dia makin besar sehingga akhirnya tiba suatu hari di mana dirinya sudah lebih besar dari kegagalan itu sendiri. Dan hari itu jatuh pada Sabtu, 9 Juni 2018.
ADVERTISEMENT
Ini adalah kali ketiga Halep melaju ke final Prancis Terbuka. Dalam dua kesempatan sebelumnya, dia selalu pulang sebagai pecundang meskipun mampu memberi perlawanan hebat. Maria Sharapova mengalahkannya pada 2014, Jelena Ostapenko menundukkannya pada 2017.
Rekor buruk itu menjadi mendung yang menutupi catatan apik Halep atas sang lawan, Sloane Stephens. Tujuh kali bersua, Halep empat kali muncul sebagai pemenang. Namun, tak satu pun dari kemenangan itu diraihnya di ajang sebesar final Grand Slam. Celakanya lagi, Stephens datang ke Roland Garros dengan modal satu trofi Amerika Serikat Terbuka edisi 2017 yang berarti, Stephens lebih tahu caranya menang di partai puncak.
Catatan-catatan tadi pada akhirnya menjadi beban bagi Halep. Sebenarnya, hampir tidak ada masalah dari penampilannya di Court Philippe-Chatrier. Ketika Stephens memberinya bola-bola sulit, Halep tetap mampu berlari ke sana kemari untuk mengembalikannya. Akan tetapi, petaka terjadi pada gim keempat di set pertama.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kedua petenis selalu mengonversi serve-nya menjadi poin. Namun, sebuah reli di pengujung gim keempat membuat Halep tertinggal dan akhirnya tak mampu mengejar. Pada reli tersebut, Halep menunjukkan keuletannya yang khas, tetapi ketika tiba saatnya dirinya mengembalikan pukulan dari sisi kanan lapangan, bola membentur net. Stephens berhasil mencuri gim itu dan unggul 3-1.
Setelahnya, pertandingan berjalan kembali seperti biasa. Masing-masing serve berhasil dikonversi kedua petenis menjadi poin. Sialnya, ini bukanlah sesuatu yang dibutuhkan Halep. Untuk memenangi set pertama, dia semestinya harus bisa mencuri gim dari Stephens. Namun, itu tidak terjadi dan akhirnya Stephens pun keluar sebagai pemenang di set pertama dengan skor 6-3.
Set kedua dimulai dengan sebuah mimpi buruk bagi Halep. Di saat dirinya mendapat kesempatan melakukan serve, Stephens dengan kesabarannya yang tiada dua itu berhasil mematahkannya. Situasi makin memburuk bagi Halep kala Stephens sukses mengonversi serve-nya di gim kedua menjadi poin.
ADVERTISEMENT
Simona Halep bersama Sloane Stephens. (Foto: Reuters/Pascal Rossignol)
zoom-in-whitePerbesar
Simona Halep bersama Sloane Stephens. (Foto: Reuters/Pascal Rossignol)
Namun, menjadi pecundang tiga kali sudah cukup bagi Halep. Dia tidak mau menjadi pesakitan untuk kali keempat dan akhirnya bangkit secara spektakuler. Dari tertinggal 0-2, Halep sukses mencatatkan empat poin beruntun sampai akhirnya unggul 4-2.
Dalam situasi demikian, Stephens memberi respons yang ciamik. Lewat rangkaian aksi balas-membalas pukulan yang membuat napas siapa pun tercekat, Stephens berhasil menyamakan skor menjadi 4-4. Namun, hanya sampai di sinilah perlawanan Stephens karena kemudian, Halep berhasil kembali unggul dan menutup set kedua dengan kemenangan 6-4.
Ada dua kunci kemenangan Halep di set kedua tadi. Pertama, keberaniannya untuk menjelajah area depan lapangan yang sebelumnya jarang dia jamah. Kedua, kemampuannya untuk mengirim bola-bola sulit untuk Stephens seperti meningkat dua kali lipat. Halep seperti tahu sampai di mana batas Stephens dan itulah yang dia eksploitasi.
ADVERTISEMENT
Dua hal tersebut kembali dipraktikkan Halep pada set penentu dan di situ, Stephens dia buat praktis tak berkutik. Lima gim pertama dimenangi Halep dengan mudah. Stephens sebenarnya tidak tampil buruk, tetapi petenis 25 tahun ini terlalu reaktif sehingga permainannya mudah sekali didikte.
Stephens mencoba bangkit pada gim keenam dan berhasil. Mengandalkan serve keras dan pukulan menyilang yang menyulitkan, dia sukses mencuri poin pada gim tersebut. Namun, semuanya sudah terlambat. Game point tetap berada di tangan Halep dan akhirnya, setelah Stephens gagal mengembalikan serve, gelar Prancis Terbuka 2018 jatuh ke tangan Halep.
Diterpa mentari yang cukup terik, wajah Halep memerah. Perayaannya memang tidak berlebihan, tetapi siapa pun bisa menyaksikan bahwa ada kelegaan luar biasa di wajah Halep. Dengan senyum simpul, dia berjalan untuk menyalami hakim garis dan Stephens yang menyambutnya dengan pelukan. Setelahnya, Halep memanjat naik ke tribune untuk memeluk sang pelatih, Darren Cahill, serta anggota keluarganya yang hadir.
ADVERTISEMENT
Baru setelah sesi wawancara tiba, senyum lebar mulai merekah di wajah Halep. Tanpa ragu, dia mengatakan bahwa menjadi juara di Roland Garros adalah mimpinya sejak mulai bermain tenis. Baginya, Paris adalah kota yang spesial dan hari ini, rasa cinta Halep kepada kota ini terbalas sudah. Akhirnya, Simona Halep juara.