Proses Klasifikasi Disabilitas Atlet Asian Para Games Dimulai

2 Oktober 2018 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
M Fadli (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
M Fadli (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebelum Asian Para Games 2018 dibuka pada 6 Oktober mendatang, para atlet lebih dulu mengikuti proses klasifikasi sebagai persyaratan mengikuti ajang olahraga untuk difabel terbesar se-Asia itu.
ADVERTISEMENT
Klasifikasi sendiri berlangsung empat hari, mulai Selasa (2/10/2018) hingga Jumat (5/10), di berbagai venue pertandingan. Prosesnya dipimpin langsung oleh Chief Classifier terpilih. Setelah observasi sesuai jadwal masing-masing cabang olahraga (cabor), barulah para atlet mendapatkan status klasifikasinya.
Atlet yang memenuhi syarat (eligible) itu bisa saja memiliki impairment atau kelemahan berupa Physical Impairment (PI) alias tunadaksa, Visual Impairment (VI) alias tunanetra, dan Intelectual Impairment (II) alias tunagrahita.
Disabilitas fisik (PI) itulah yang memilliki jenis cukup banyak, diantaranya berupa impaired muscle power (kerja otot yang lemah), leg length difference (panjang kaki berbeda), short stature (SS), athetosis, hingga ataxia. Nantinya, tingkatan tiap klasifikasi pun berbeda.
Sebagai contoh, di klasifikasi cabor atletik, ada kelas T11 untuk buta total. Di cabor bulu tangkis, Wheelchair (kursi roda) dibagi tiga yakni WH 1 dan WH 2, serta tiga kelas yakni lower limb impairment (SL), upper limb impairment (SU), dan SS untuk atlet standing --yang bisa bertanding tanpa kursi roda.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan resminya, Direktur Klasifikasi Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC), dr. Christofer Muliadi, menjelaskan bahwa klasifikasi merupakan persyaratan wajib yang harus diikuti setiap atlet yang berlaga di Asian Para Games 2018.
"Seluruh proses klasifikasi akan selesai tanggal 5 oktober. Inilah perbedaan antara Asian Games dan Asian Para Games. Jumlah atlet masih dapat berubah setelah klasifikasi," kata Christofer.
Atlet renang berlatih untuk mempersiapkan Asian Para Games 2018. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet renang berlatih untuk mempersiapkan Asian Para Games 2018. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Klasifikasi dilakukan di masing-masing venue, sesuai lokasi pertandingan tiap cabor, kecuali para atletik, para powerlifting (angkat berat), goal ball, dan judo," ujarnya menambahkan.
Namun, tidak semua atlet harus menjalani klasifikasi karena setiap atlet para games memiliki identitas yang terbagi tiga, yaitu Confirmed (C), Review (R), dan New (N). Atlet dengan status Confirmed (C) sudah ditetapkan disabilitasnya sehingga tidak perlu mengikuti klasifikasi.
ADVERTISEMENT
Untuk atlet yang memiliki identitas Review (R) akan dilihat masa berlakunya untuk menentukan apakah perlu klasifikasi atau tidak. Sementara itu bagi atlet yang berstatus New (N) maka wajib mengikuti klasifikasi.
Untuk melakukan proses ini, INAPGOC mendatangkan 91 classifier bersertifikasi internasional. Hasil klasifikasi akan menentukan jumlah nomor pertandingan dan jumlah atlet untuk menjadi dasar dalam mengatur jadwal pertandingan Asian Para Games edisi ke-3 yang juga kali pertama dihelat di Indonesia.
Atlet basket Asian Para Games saat melakukan latihan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet basket Asian Para Games saat melakukan latihan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Asian Para Games 2018 sendiri berlangsung pada 6-13 Oktober dengan mempertandingkan 18 cabor yang venue pertandingannya tersebar di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, hingga Bogor. Delapan cabor yang bisa Anda saksikan di GBK adalah panahan (Lapangan Panahan), bulu tangkis (Istora), lawn bowls (Lapangan Hoki), para menembak (Lapangan Tembak Senayan), para renang (Akuatik Stadium), para atletik (SUGBK), voli duduk (Tennis Indoor), dan basket kursi roda (Hall Basket).
ADVERTISEMENT
Sementara pertandingan 10 cabor lain tersebar di kawasan Jakarta dan Bogor, yakni boccia (Tanjung Priok Sports Hall), catur (Cempaka Putih Sports Hall), bersepeda road race (Sentul International Circuit), bersepeda trek (Jakarta International Velodrome), goal ball (Balai Kartini), judo (JIExpo), para angkat berat (Balai Sudirman), tenpin bowling (Jaya Ancol Bowling Centre), tenis meja (Ecovention Ancol), anggar kursi roda (POPKI Cibubur), dan tenis kursi roda (Klub Kelapa Gading).