Pujian Magic Johnson kepada si Serbabisa, Giannis Antetokounmpo

30 Januari 2018 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dunk Giannis Antetokounmpo. (Foto: Jasen Vinlove-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Dunk Giannis Antetokounmpo. (Foto: Jasen Vinlove-USA TODAY Sports via Reuters)
ADVERTISEMENT
Milwaukee Bucks baru saja meraih kemenangan pada laga teranyar mereka, Selasa (30/1/2018) pagi WIB. Menjamu Philadelphia 76ers di BMO Harris Bradley Center, Bucks menang 107-95.
ADVERTISEMENT
Pada laga tersebut, bintang muda mereka, Giannis Antetokounmpo, keluar sebagai pahlawan dengan sumbangan angka paling banyak, 31 poin. Tak cuma itu, pemain berusia 23 tahun ini juga berhasil mengemas 18 rebound sekaligus membuatnya meraih double-double.
Dengan hasil itu, Bucks telah memenangi empat laga beruntun dan kini memiliki rekor menang-kalah 29-21. Catatan itu membuat posisi mereka naik ke urutan lima klasemen Wilayah Timur. Sebuah hasil yang di luar dugaan karena pelatih lama mereka, Jason Kidd, baru saja dipecat.
Namun, melihat penampilan Antetokounmpo musim ini, performa apik Bucks terbilang tidak terlalu menggagetkan. Meski tanpa Kidd yang telah membentuknya menjadi mesin pendulang poin, dengan bakat dan keatletisannya pemain berpaspor Yunani itu tetap berkembang di bawah arahan pelatih mana pun. Tak pelak, dirinya menuai beragam pujian dan diprediksi bakal sukses menjawab tantangan Kobe Bryant (Mamba Challenge) untuk meraih titel Most Valuable Player (MVP).
ADVERTISEMENT
Kemampuan Greek Freak--julukan Antetokounmpo--tak hanya diakui oleh Bryant seorang. Mantan pemain dan legenda Los Angeles Lakers yang kini menjabat sebagai presiden Lakers, Magic Johnson, juga turut memuji potensi yang dimiliki oleh Antetokounmpo.
Sebagai pemain dulu, Johnson adalah seorang guard yang memiliki tubuh menjulang hingga 2,06 meter. Postur itu, ditunjang dengan kecepatan dan kecerdasan membaca permainan, membuat Johnson mampu menjadi pemain besar di NBA. Nama pria 58 tahun itu pun kini diabadikan di Naismith Memorial Basketball Hall of Fame.
Sebagai pemain yang menonjolkan kombinasi ukuran tubuh, kecepatan, dan kemampuan untuk mengambil alih permainan, Magic Johnson sadar betul kemampuannya itu saat ini dimiliki oleh Antetokounmpo. Tapi, menurut Johnsoon, pemain berdarah Nigeria itu memiliki kelebihan lain.
ADVERTISEMENT
"Dengan kemampuan ball-handling-nya dan kemampuan mengopernya, dia bisa menguasai permainan di dekat ring yang tidak bisa saya lakukan. Tapi, dalam pemahamannya tentang permainan, basketball IQ-nya, kreativitas untuk memberikan tembakan kepada rekan-rekannya, di situlah kami memiliki kesamaan," kata Johnson seperti dilansir ESPN.
Bintang muda Bucks, Antetokounmpo. (Foto: Brad Mills-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bintang muda Bucks, Antetokounmpo. (Foto: Brad Mills-USA TODAY Sports via Reuters)
Puja-puji Johnson memang tak sembarangan, sebagai pemain yang berposisi asli sebagai power foward, Antetokounmpo kerap kali difungsikan sebagai seorang guard dan kemampuannya terus berkembang dari musim ke musim.
Itu semua terlihat dari statistiknya yang mengalami peningkatan pesat sejak memulai debut di NBA pada 2013 silam. Antetokounmpo yang awalnya hanya memiliki rata-rata 1,2 assist per laga, mampu menambahnya menjadi 5,4 di musim 2016/17 dan kini, di 2018, rata-rata assist per gimnya mencapai 4,7 dari 45 laga.
ADVERTISEMENT
Untuk poin dan rebound, Antetokounmpo juga memiliki peningkatan yang sangat pesat. Dari 6,8 poin dan 4,4 rebound per gim pada 2013/14, catatannya kini mencapai 28,5 poin dan 10,3 rebound per laga. Torehan itu pula yang membuatnya terpilih di NBA All Star 2018.
Namun, menurut Johnson lagi, pencapaian Antetokounmpo tak akan berhenti di gelar MVP atau bermain di NBA All Star saja. Menurutnya, Antetokounmpo memiliki potensi untuk membawa Bucks meraih cincin juara.
"Saya senang dia menjadi starter di NBA All Star karena dia pantas mendapatkannya dan dia berpotensi menjadi MVP dan seorang juara. Dia akan membawa Bucks kepada jalur juara dan saya pikir dia akan mendapatknya suatu hari nanti," pungkas Johnson.
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kegiarangan mendapat pujian dan pengakuan dari mantan pemain sekelas Johnson? Itu pula yang dirasakan oleh Antetpkounmpo saat merespons ucapan Johnson terkait performannya. Namun, untuk meraih MVP dan gelar juara butuh waktu dan usaha yang tak sedikit. Dalam hal ini, pemain bernomor punggung 34 itu menyadarinya.
"Pujian seperti itu dari seorang Magic Johnson punya arti besar. Kita tumbuh besar menyaksikannya dan saya sendiri juga begitu. Ada beberapa saat ketika saya ingin bermain sepertinya, selalu tersenyum ketika bermain, membuat semua pemain terlibat. Tapi, saya harus tetap fokus, tetap berusaha di tiap laga, dan mencoba lebih baik," kata Antetokounmpo.
Mengembalikan kejayaan Bucks memang tidak mudah, mengingat terakhir kali mereka menjuarai NBA adalah pada musim 1971. Selain itu, hampir 43 tahun lamanya Bucks tidak merasakan atmosfer partai final yang terakhir mereka rasakan pada 1974.
ADVERTISEMENT
Saat ini, pertanyaannya adalah: Apakah Antetokounmpo tetap akan bertahan di Bucks meski tak kunjung meraih juara? Pasalnya, banyak pemain-pemain yang memiliki potensi besar rela pindah klub untuk mendapat titel juara. Lalu, bagaimana dengan Giannis Antetokounmpo?