news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Punya Metode Mirip, Zarco Amankan Posisi sebagai Suksesor Dovizioso?

24 Desember 2017 17:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebalap Yamaha Tech3, Johann Zarco. (Foto: AFP/Pierre-Philippe Marcou)
zoom-in-whitePerbesar
Pebalap Yamaha Tech3, Johann Zarco. (Foto: AFP/Pierre-Philippe Marcou)
ADVERTISEMENT
Berbicara soal MotoGP, wajib rasanya menyebut nama-nama kawakan seperti Valentino Rossi, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, dan Andrea Dovizioso. Keempatnya terbukti masih tokcer dalam melawan pebalap-pebalap muda. Bahkan, Dovizioso sukses memberi perlawanan sengit kepada Marc Marquez sampai akhir walau akhirnya harus puas hanya jadi runner-up musim 2017.
ADVERTISEMENT
Namun, tak seru rasanya jika tidak menyinggung pula soal pebalap-pebalap muda yang berjuang keras agar masuk ke jajaran papan atas. Salah satu pebalap muda itu adalah pebalap asuhan Tim Yamaha Tech 3, Johann Zarco.
Penampilan Zarco di GP 2017 yang sekaligus merupakan musim debutnya itu bahkan melahirkan gelar 'Rookie Monster' alias pebalap baru terhebat. Ya, pemilik motor nomor 5 asal Prancis itu finis keenam dengan 174 poin, hanya berbeda satu peringkat dari Rossi.
Tak ayal, komentar positif pun diberikan oleh kepala kru di Yamaha Tech 3, Guy Coulon. Zarco, menurut Coulon, dinilai memiliki metode kerja yang sama dengan Dovizioso--yang sempat berseragam Tech 3 pada 2012.
"Zarco sangat jelas ketika menggambarkan perasaan pada motor. Kami menyiapkan rencana sebelum setiap sesi balapan. Semua tergantung pada kondisi trek, tapi umumnya kami tentukan setelah dua atau tiga percobaan. Kami punya situasi serupa bersama Dovi pada 2012. Dovi dan Johann punya pemikiran yang mirip," ungkap Coulon, dikutip dari Crash.
ADVERTISEMENT
Soal metode yang dirasa mirip, Coulon berujar Zarco mencoba pengaturan yang berbeda di percobaan kedua. Meski pengaturan motor tetap belum sempurna, Zarco terus melaju dan menghargai masukan dari tim.
"Meski pengaturan belum tepat, Zarco merasa setidaknya bisa mencatat waktu putaran. Ketika kami menyuruh lakukan tujuh lap, ia memahaminya dan ikut mencari solusi," papar Coulon.
Dovizioso, Marquez, Rossi, dan Zarco. (Foto: AFP/Jure Markovec)
zoom-in-whitePerbesar
Dovizioso, Marquez, Rossi, dan Zarco. (Foto: AFP/Jure Markovec)
"Ini penting! Ada beberapa pebalap yang ketika disuruh melakoni tujuh lap, baru dua lap sudah kembali dan bilang tidak suka. Hey, mungkin setelah lap keempat, Anda baru tahu apakah ada perkembangan atau tidak," serunya.
Karena faktor ketulusan dalam balapan yang serupa dengan Dovizioso, Coulon pun yakin Zarco bisa menorehkan rapor emas dalam kariernya sebagai pebalap MotoGP, terutama dengan bekal dua gelar di Moto2 pada 2015 dan 2016.
ADVERTISEMENT
Masih bersama Tech 3 di musim 2018, Zarco akan kembali berjuang di aspal mulai di GP Qatar pada 18 Maret 2018.
"Zarco juga punya pengalaman di Moto2. Ia pernah berujar kepada saya bahwa banyak pebalap yang lebih cepat, tapi Zarco berusaha mengontrol mereka sejak awal dan menyerang di akhir," tutup Coulon.