Ridwan Kamil Wacanakan Pembangunan Sirkuit MotoGP di Majalengka

9 Februari 2019 15:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Marc Marquez berfoto dengan Ridwan Kamil. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) berencana membangun sirkuit untuk landasan pacu MotoGP. Pamor MotoGP yang terus melambung menjadi salah satu faktor penyebab.
ADVERTISEMENT
Hal itu diutarakan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, dalam rangka menyambut kunjungan Marc Marquez ke Kota Bandung. Dia menyebut bahwa MotoGP tak cuma ajang berpacu kuda besi, tetapi juga sudah menyentuh aspek pariwisata. Untuk merealisasikan, Emil -sapaan akrab Ridwan- telah menyusun recana. Mulai dari daya tarik Jabar sampai lokasi.
"Saya sudah kedatangan investor yang menyatakan minat buat sirkuit yang terkait MotoGP. Saya enggak ada masalah, MotoGP ini harus ada di radius perhotelan, sehingga pariwisata Jawa Barat bisa maju dengan pariwisata alam," ucap Emil di Gedung Sate, Sabtu (9/2/2019).
"Rencananya di daerah deket bandara Kertajati. Supaya orang seluruh dunia enggak terlalu jauh datangnya memang mau di kembangkan, saya sebut segitiga emas," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Marc Marquez di MotoGP Malaysia. Foto: Lai Seng Sin/Reuters
Segitiga mas dimaksud Emil adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang meliputi Bandara Kertajati dengan Pelabuhan Patimban dan Pelabuhan Cirebon. Karena, lanjut Emil, kawasan tersebut dapat menyediakan minimal lahan 200 hektar untuk membangun sirkuit.
"Pasti saingannya banyak atuh. Di Sumatera ada, di NTB (Nusa Tenggara Barat) ada. Tapi, menurut saya jangan lihat lokasi, tapi juga lihat jumlah penduduknya. Di Jawa Barat jumlah penduduk besar yang merupakan konsumen motor," kata Emil.
Pembangunan sirkuit tersebut dinilai jitu untuk mendongkrak aktivitas Bandara Kertajati. Pasalnya, saat ini, Bandara Kertajati belum seaktif landasan udara bertaraf internasional lainnya. Pamor pariwisata alam di sekitar lokasi pun akan melambung.
Di NTB, pembangunan sirkuit sudah mulai berjalan. Sirkuit tersebut nantinya dalam waktu tertentu bisa jadi jalan umum. Jadi, bukan sirkuit murni. Konsep ini sama dengan yang pernah diterapkan di Singapura dan Monako.
ADVERTISEMENT