Rionny Mainaky Bicara soal Menu Latihan Skuat Tunggal Putri

16 April 2019 20:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rionny Mainaky beri arahan kepada Gregoria Mariska Tunjung. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Rionny Mainaky beri arahan kepada Gregoria Mariska Tunjung. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
Posturnya tak terlalu tinggi, tipikal khas orang Asia. Tapi, jejak intensitas latihan tinggi dan kerja keras terlihat jelas.
ADVERTISEMENT
Di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Cipayung, Jakarta Timur, dia aktif bergerak: berpindah dari lapangan satu ke lapangan lainnya, sembari membawa raket --senjata utamanya-- di tangan.
Saat ditemui di Pelatnas, Selasa (16/4/2019), dia yang berbaju biru ini tengah sparing bersama staf kepelatihan PBSI lain. Pukulannya cepat dan keras, sementara gerakannya lincah dan beringas. Tapi, tugas utama dia yang berbaju biru itu adalah melatih para pemain tunggal putri.
Ya, dia adalah pelatih kepala tunggal putri PBSI, Rionny Frederik Lambertus Mainaky.
Rionny Mainaky, pelatih kepala tunggal putri PBSI, di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur. Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
Setelah kontraknya dengan Tim Nasional Jepang berakhir pada akhir Maret 2019, Rionny memilih pulang ke Tanah Air. Bak gayung bersambut, PBSI pun tengah mencari sosok yang tepat untuk melatih tunggal putri.
ADVERTISEMENT
Rionny terpilih berkat sepak terjangnya. Kini Pelatnas Cipayung menjadi 'rumah' barunya. Pemain-pemain tunggal putri utama yang terdiri dari Fitriani, Gregoria Mariska Tunjung, dan Ruselli Hartawan menjadi anak sekaligus atlet yang dididiknya.
Meski Cipayung akan jadi tongkrongan baru Rionny, tugasnya di sana tak mudah. Pelatih asal Ternate ini harus mengembalikan harkat sektor tunggal putri yang lama hilang sejak era Susy Susanti dan Mia Audina.
Tugas Rionny makin sulit karena harus memenuhi ekspektasi publik dan penggemar olahraga tepak bulu yang menjamur di Indonesia. Tapi, sang pelatih mengaku tidak terbebani.
Rionny Mainaky, pelatih kepala tunggal putri PBSI, di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur. Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
Dengan percaya diri, Rionny menyebut pengalamannya di luar negeri sebagai bekal. Kalaupun ada yang membebani, itu adalah atlet yang malas.
ADVERTISEMENT
"Kalau anak-anak malas, saya terbebani," ucap Rionny mengawali ceritanya.
"Kalau beban, di mana pun (ada) beban sebetulnya. Tapi saya tidak terbebani. Saya di mana saja (sudah) pengalaman. Modal sudah dari dulu. Jadi yakinlah. Saya tidak ada beban karena (yakin) latih dan benahi sebaik mungkin. Bisa jawab (tugas)," jelasnya dengan logat yang akan terdengar cukup asing bagi telinga lokal.
Rionny yang merupakan adik dari pelatih ganda campuran PBSI, Richard Mainaky, ini mengatakan sudah punya jawaban atas apa yang dibutuhkan skuat tunggal putri andalan 'Merah-Putih'.
Gregoria Mariska Tunjung kalah di babak pertama Singapura Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
Pertama, pemain tunggal putri Indonesia dirasa kalah fit ketimbang pemain Jepang, Nozomi Okuhara, yang pernah dilatihnya di klub Nihon Unisys pada 2009.
"Di sana (Jepang) kasih pola sebanyak mungkin, gerak maju-mundur ditambah, jadi terbiasa. Karena kalau banyak gerak maju-mundur itu bisa tahan (saat tanding) di lapangan. Mereka juga tidak mengeluh (soal latihan)," tutur Rionny.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak kuat karena menu (latihan) tidak ringan. Dari latihan fisik, training, saya sudah tahu apa yang diperlukan. Tapi, istirahat juga penting," tegasnya.
Menyoal menu latihan, semuanya harus dilakukan secara bertahap dan dalam porsi yang tepat. Setelah fisik dirasa meningkat, baru Rionny akan menambah latihan beban dan kecepatan.
"Otot kuat kalau gerakan tidak dilatih, jadi percuma, berat. Mereka kurang (latihan) beban, otot besar, otot kecil. Kalau itu sudah, saya tambahkan speed-nya. Kalau sekarang (belum saatnya), nanti tidak seimbang. Itu semua untuk ketahanan," kata Rionny.
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Fitriani Foto: Antara/INASGOC/Hadi Abdullah
Selain fisik, mental adalah kunci utama mencetak atlet-atlet berprestasi. Ayah dari atlet profesional Lyanny Alessandra Mainaky dan Yehezkiel Fritz Mainaky ini menjamin paham betul akan kebutuhan seorang anak.
ADVERTISEMENT
"Kemarin saya (latih) anak kecil sampai (level) nasional, sudah sering. Jadi, bisa tahu karakter anak-anak, bagaimana motivasi mereka. Sesi sharing secara umum saya kasih. Satu individu saya kasih tahu kurangnya di mana. Tapi kalau sering, nanti manja," ucap Rionny mengingatkan.
Jejak pertama Rionny bersama skuat PBSI sendiri terlihat di Malaysia Terbuka 2019. Ajang itu menjadi turnamen internasional debutnya untuk memberi arahan kepada Gregoria cs. Target Rionny selanjutnya adalah membawa pemain tunggal putri Indonesia juara.
Sulitkah dicapai? Perlahan, tapi pasti, Rionny menegaskan akan memaksa mental pejuang skuat tunggal putri Indonesia supaya terasah tajam.
Malaysia Open 2019, debut Rionny Mainaky sebagai pelatih tunggal putri Indonesia. Foto: Dok. PBSI
"Kalau lawan (level) biasa, harus menang. Kalau rival seimbang juga harus menang, kalau lawan (level) lebih atas, coba menang. Itu yang penting," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Meski (peringkat) kita di bawah, harus siap tarung. Saya lihat mereka (tunggal putri PBSI) mau fight lawan. Targetkan minimal delapan besar, sebisa mungkin juara, itu di level Super 500-750. Memang persaingan berat, tapi harus di situ kalau mau bicara Olimpiade."
"Super 100-300 itu untuk (pengumpulan) poinnya, tapi untuk juara harus bisa di Super 500. Teknik kita tidak ketinggalan. Kalau salah, artinya pengalaman yang kurang. Kalau tipe (Pusarla) Sindhu dan Okuhara, mereka bisa batasi kesalahan sendiri," ujar Rionny mengakhiri.
Ruselli Hartawan di Piala Uber 2018. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Utamanya, amunisi yang dimiliki skuat tunggal putri Indonesia untuk mendobrak panggung dunia memang hanya Gregoria, Fitriani, dan Ruselli. Melihat peringkat BWF pekan 16 pada 16 April 2019, Gregoria adalah pemain nomor 16 dunia. Itu berarti, Gregoria adalah atlet bulu tangkis tunggal putri Indonesia dengan peringkat tertinggi.
ADVERTISEMENT
Fitriani mengekor dengan status sebagai peringkat 30 dunia, sementara Ruselli adalah tunggal putri nomor 41 dunia. Lyanny, putri Rionny, ada di peringkat 44. Adapun takhta tunggal putri dunia masih menjadi milik Tai Tzu Ying (Taiwan).
Terakhir, PBSI melalui Kepala Bidang Pembinaan Prestasi, Susy Susanti, menargetkan dua pemain bisa konsisten di Top 16 hingga akhir 2019.
Bagaimana, siap mengawal perjuangan Rionny dan para anak-anaknya di Cipayung?