SEA Games 2017 dan 2019 Tak Ada Bedanya buat Jonatan Christie

3 Oktober 2019 18:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jonatan Christie. Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Jonatan Christie. Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Dua tahun lalu, Jonatan Christie membuat kejuatan dengan meraih medali emas nomor perorangan tunggal putra SEA Games 2017. Pada partai final, ia mengalahkan wakil Thailand, Khosit Phetpradab.
ADVERTISEMENT
Jonatan menyelamatkan wajah Indonesia karena menjadi satu-satunya penyumbang emas dari bulu tangkis nomor perorangan. Pencapaian itu makin terasa spesial karena pria yang akrab disapa Jojo itu mengawinkannya dengan medali emas di nomor beregu putra.
Dengan reputasi mentereng pada multi ajang se-Asia Tenggara dua tahun lalu, Jonatan kembali dipilih PBSI untuk menjadi salah satu atlet yang berangkat ke SEA Games 2019 di Filipina, 30 November-11 Desember.
Berbeda dengan edisi sebelumnya, Jonatan kali ini berstatus pemain elite dan menjadi andalan Indonesia untuk menyabet emas. Pasalnya, Jonatan merupakan tunggal putra Indonesia dengan peringkat tertinggi di rangking BWF (keenam).
Kendati bakal memasuki kejuaraan nanti dengan predikat yang berbeda, Jonatan menolak sesumbar. Hasrat dan rasa lapar seperti mentas dua tahun lalu di Kuala Lumpur, Malaysia, akan ia bawa kembali ketika berjibaku di Filipina.
ADVERTISEMENT
"Sama saja, yang namanya multievent pasti penting, apa pun itu. Tak menutup kemungkinan seperti SEA Games, saya rasa cukup penting. Dua tahun lalu mungkin saya belum masuk di top 10, jadi merasa SEA Games itu penting sekali," kata Jonatan saat ditemui di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2019).
"Tapi, sama halnya dengan sekarang ini, karena 'kan ada target juga dari pemerintah dan PBSI. Terlebih lagi saya sudah top 10, pasti mereka harapkan lebih. Tantangannya bagaimana membayar kepercayaan itu," tuturnya.
Mode waspada akan diaktifkan Jonatan nanti karena jebolan PB Tangkas itu mafhum bahwa beberapa tunggal putra asal Asia Tenggara juga mengalami progres signifikan beberapa waktu ke belakang.
Ambil contoh pemain asal Thailand, Kantaphon Wangcharoen, yang saat ini menduduki peringkat ke-13 dunia. Kemudian ada tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, yang berada dua setrip di bawah Wangcharoen.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak pemai-pemain yang sekarang sudah tambah jam terbangnya, seperti Kantaphon (Wangcharoen), Lee Zii Jia. Lawan-lawan itu yang harus saya lebih waspadai lagi," pungkas Jonatan.