Sejarah Bercampur Mitologi di Balik Tradisi Pawai Obor Asian Games

19 Juli 2018 20:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susi Susanti dan Mary Kom di Torch Relay Asian Games. (Foto: Sajjad HUSSAIN / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Susi Susanti dan Mary Kom di Torch Relay Asian Games. (Foto: Sajjad HUSSAIN / AFP)
ADVERTISEMENT
Asian Games mendekat, apinya menyala, semangatnya menyelinap masuk dalam diri para atlet.
ADVERTISEMENT
Indonesia sedang sibuk, bergegas mempersiapkan diri sebagai tuan yang menjadi rumah bagi pesta olahraga terbesar di se-Asia yang akan dihelat pada 18 Agustus hingga 2 September 2018. Di sana sini infrastruktur dibenahi dan dibangun. Para atlet berlatih demi merebut prestasi terbaik di tanah sendiri.
Api Asian Games pun dinyalakan, berjalan dari satu kota ke kota lain demi menghidupkan semangat dan nilai-nilai yang lahir dari dalam diri turnamen. Kali ini, api Asian Games itu dibawa dari India yang menjadi tuan rumah pertama gelaran Asian Games, tepatnya pada 1951.
Api Asian Games ini dinyalakan Stadion Nasional Dhyan Chand di New Delhi, yang menjadi venue Asian Games pertama itu. Dari India, api abadi itu disatukan dengan api abadi yang diambil dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Prosesi penggabungannya sendiri dilakukan di Candi Prambanan.
ADVERTISEMENT
Obor Asian Games yang merupakan gabungan dua api abadi tersebut akan melakoni perjalanan panjang melintasi Pulau Jawa, Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat, hingga Papua Barat. Setelahnya, pawai akan berlanjut ke Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan menyeberang ke Pulau Sumatera, yang dimulai di Aceh.
Perjalanan api Asian Games akan berlanjut ke Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, hingga Lampung. Kirab obor akan kembali ke Pulau Jawa dan melintasi Banten, Jawa Barat, sebelum tiba di Jakarta pada 15 Agustus.
Sejarah yang bercampur dengan mitologi menjadi hal yang berulang kali diperdengarkan menyoal api abadi Mrapen. Keberadaan api abadi pada akhirnya tak dapat berjauh-jauhan dengan akhir sejarah Kerajaan Majapahit yang ditaklukkan oleh Kesultanan Demak Bintoro pada 1500-1518 Masehi.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah yang lahir dan dirawat secara turun-temurun, api abadi itu muncul setelah Sunan Kalijaga yang memimpi penaklukkan ini mencari mata air untuk para prajuritnya yang kelelahan dengan menancapkan tongkatnya ke tanah. Tak lama setelahnya, lubang bekas tancapan tongkat itu menyemburkan api.
Pengambilan api Asian Games 2018 di India. (Foto: Sajjad HUSSAIN / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pengambilan api Asian Games 2018 di India. (Foto: Sajjad HUSSAIN / AFP)
Itu mitologinya. Secara ilmiah, keberadaan api abadi seperti di Mrapen ini merupakan fenomaena geologi berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah pada sekalipun diguyur hujan.
Ini bukan pertama kalinya Mrapen melahirkan cerita tentang api abadi. Jauh sebelumnya, api abadi Mrapen pertama kali digunakan untuk upacara pembukaan Pesta Olahraga Negara-negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (Ganefo) pada 1 November 1963.
ADVERTISEMENT
Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Hari Olahraga Nasional (Haornas) juga tidak dipisahkan dari jejak api abadi Mrapen. Dalam penyelenggaraannya yang ketujuh pada 1989, Mrapen memberikan api abadinya dalam upacara pembukaan. Sementara, penggunaan api abadi Mrapen untuk Haornas dilakukan pada 2014.
Selain digunakan untuk acara-acara olahraga, api abadi di Mrapen ini juga digunakan dalam perayaan Tri Suci Waisak. Setiap tahunnya, puncak perayaan Tri Suci Waisak digelar di Candi Borobudur. Namun, sebelum acara puncak tersebut, perayaan digelar di Umbul Jumprit dan Mrapen.
Penyatuan api obor dari India dan Mrapen menandai dimulainya perjalanan api obor Asian Games 2018. (Foto: Antara/Ismar Patrizki)
zoom-in-whitePerbesar
Penyatuan api obor dari India dan Mrapen menandai dimulainya perjalanan api obor Asian Games 2018. (Foto: Antara/Ismar Patrizki)
Perhelatan Asian Games pertama belum mengenal tradisi pawai obor. Tradisi ini lantas dimulai di perhelatan Asian Games ketiga pada 1958. Kala itu, Tokyo yang menjadi tuan rumah. Berbeda dengan tradisi pawai obor Asian Games 2018, api Asian Games tidak dinyalakan di India sebagai tuan rumah Asian Games pertama.
ADVERTISEMENT
Kala itu, tradisi pawai obor yang diawali dengan penyalaan api abadi dilakukan di Rizal Memorial Colosseum, Manila, Filipina. Menurut laporan Stefan Hoebner dalam bukunya yang berjudul 'Pan-Asian Sports and the Emergence of Modern Asia', 1913-1974, api Asian Games dinyalakan oleh dua perenang Filipina, Jocelyn von Giese dan Haydee Coloso-Espino.
Uniknya, keduanya berkostum layaknya pendeta Yunani mirip prosesi penyalaan api Olimpiade. Serupa dengan gelaran Asian Games tahun ini, Olimpiade menjadi pesta olahraga yang dikawinkan dengan mitologi Yunani. Orang-orang Yunani percaya bahwa api abadi pertama kali muncul di kuil yang terletak di Olimpia pada zaman Yunani kuno.
Konon, kuil ini dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Hera. Di zaman Yunani kuno, prosesi penyalaan obor Olimpiade ini hanya boleh dilakukan oleh pendeta wanita dengan kedudukan tinggi. Disebut api abadi karena sumbernya berasal dari matahari yang merupakan sumber energi paling murni di alam semesta. Setelah dinyalakan di Olimpia, obor ini akan dibawa para pelari menuju Athena.
ADVERTISEMENT
Legenda hoki India, Sardar Singh, di pawai obor Asian Games. (Foto: Sajjad HUSSAIN / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Legenda hoki India, Sardar Singh, di pawai obor Asian Games. (Foto: Sajjad HUSSAIN / AFP)
Juga mengadopsi tradisi Olimpiade, api Asian Games 1958 pun dinyalakan dengan memanfaatkan sinar matahari dan cermin parabola. Setelahnya, api tersebut diserahkan kepada rombongan pelari Filipina untuk diarak dari Colosseum ke bandar udara demi diangkut ke Okinawa, Jepang dengan menggunakan pesawat Departemen Pertahanan Jepang.
Api abadi dan pawai obor di Asian Games pada akhirnya memang tidak bisa dilepaskan dari mitologi. Pada dasarnya, mitologi bertujuan untuk merumuskan sesuatu yang kompleks ke dalam bentuk yang paling sederhana atau bahkan eye-catching, sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mudah diterima, dipahami, dan diingat.
Tujuan akhirnya, nilai-nilai yang dinarasikan dalam mitologi itu bisa terus-menerus direproduksi, termasuk segala hal yang terkandung dalam cerita api abadi dan tradisi pawai obor Asian Games.
ADVERTISEMENT