news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sejarah PB Djarum: Dari Barak Rokok Menuju Panggung Dunia

21 Mei 2018 18:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejarah PB Djarum. (Foto: PB Djarum)
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah PB Djarum. (Foto: PB Djarum)
ADVERTISEMENT
Kemauan yang ditopang oleh kerja keras dan kesederhanaan adalah cikal bakal dari sejarah terbentuknya PB Djarum. Kisah ini berawal pada tahun 1969 ketika kesenangan Budi Hartono (CEO PT Djarum) terhadap bulu tangkis, diwujudkan dengan memfasilitasi para karyawan bermain olahraga tepok bulu.
ADVERTISEMENT
Jangan membayangkan jika di jaman itu, lapangan yang digunakan sudah seelok dan senyaman gelanggang-gelanggang bulu tangkis milik PB Djarum saat ini. Pada 1969, keterbatasan tempat 'memaksa' kesenangan bermain bulu tangkis dilakukan di sebuah barak rokok (tempat karyawan melinting rokok) milik PT Djarum.
Menggunakan tempat karyawan bekerja dan bukan murni lapangan, membuat waktu memainkan olahraga ini kudu diatur dan berjadwal. Ketika para pelinting rokok selesai bekerja di barak di Jalan Bintingan Lama, Kudus, Jawa Tengah, beberapa karyawan PT Djarum yang ingin ikut bermain, menyulap barak menjadi lapangan bulu tangkis.
Berkisah ulang soal sejarah ini, Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin bercerita bagaimana kondisi barak rokok PT Djarum di tahun 1969. Menurut pria berusia 58 tahun tersebut, para karywan yang melinting rokok saat itu masih duduk di lantai, sehingga sampah-sampah seperti cengkeh dan tembakau berserakan.
ADVERTISEMENT
Namun, pada praktiknya, kondisi ini tetap dihadapi kendati tak sampai ratusan--hanya sekitar 20 orang saja yang bermain bulu tangkis di barak. Yoppy menyebut ada sebuah kesenangan yang tersalurkan sehingga kegiatan ini berlanjut dan berkembang sangat pesat, untuk kemudian menjadi akar lahirnya PB Djarum.
"Pertama kali sebenarnya di luar barak (sewa di luar) karena tidak ada fasilitas di dekat pabrik. Kemudian Pak Budi menginstruksikan untuk mencari tempat di pabrik yang memungkinkan untuk digunakan bermain bulu tangkis, lalu dipilihlah barak untuk melinting rokok," kata Yoppy saat dihubungi kumparanSPORT.
"Barak-nya saat itu masih digunakan, jadi kalau kita main biasanya setelah karyawan selesai bekerja, sekitar pukul tiga sore kemudian main sampai malam hari. Dulu sekitar tahun 1970-an yang kerja masih duduk di lantai, kemudian bakau (tembakau) disimpan di wadah dan diberi alat linting," tambahnya.
ADVERTISEMENT
***
Kotor dengan sampah adalah kondisi yang cukup wajar bagi sebuah pabrik (rokok), kondisi ini mengharuskan para karyawan yang ingin bermain bulu tangkis, ramai-ramai membersihkan barak terlebih dulu. Dari usaha bersih-bersih ini, barak rokok disulap menjadi tiga lapangan. Ya, begitulah, namanya juga kesenangan, apa pun rela dilakukan.
"Setelah selesai produksi, wadah dan alat-alatnya harus disisihkan dan sampahnya dibersihkan untuk membuat tiga lapangan. Dulu juga alas lapangan masih menggunakan semen, tidak seperti sekarang pakai karet," paparnya.
"Dulu penggemar bulu tangkis tahun 1969-70 masih sangat jarang dan terbatas, jadi untuk karyawan yang hobi dan ingin main bulu tangkis saja. Jumlah sekitar 20 orang bisa dikatakan banyak karena memang karyawannya tidak banyak."
Kemauan para karyawan untuk menyulap barak menjadi lapangan bulu tangkis sementara, menjadi bab lain dari terbentuknya PB Djarum. Karena kegiatan berolahraga bulu tangkis ini memikat minat warga sekitar yang diperbolehkan ikut 'nimbrung' menepok bulu.
Liem Swie King, legenda buluu tangkis Indonesia. (Foto: PB Djarum)
zoom-in-whitePerbesar
Liem Swie King, legenda buluu tangkis Indonesia. (Foto: PB Djarum)
Uniknya, tak ada batasan umur yang ditetapkan untuk mereka yang ingin ikut berbulu tangkis. Keputusan ini kemudian jadi sub-bab lain dari sejarah PB Djarum, karena dari sekian orang yang ikut bermain dan latih tanding, lahir pemain-pemain bulu tangkis berbakat yang diploles jadi berkelas macam Liem Swie King.
ADVERTISEMENT
"Biasanya ada yang ikut nimbrung, seperti anak-anak kecil yang melawan orang yang umurnya lebih tua, salah satunya Liem Swie King," kisah Yoppy.
Kehadiran Liem Seiw King yang menunjukkan perkembangan pesat dalam bermain bulu tangkis dan berhasil menjuarai Kejurnas 1972, disebut Yoppy sebagai tonggak berdirinya PB Djarum pada 1974. Munculnya satu pemain berprestasi di level nasional, membucahkan hasrat PB Djarum untuk meraih prestasi lain.
Nah, langkah ini mereka awali dengan mengembangkan bakat Liem Swie King yang makin kentara, PB Djarum kemudian berlatih tanding dengan klub-klub di luar kota Kudus. Namun, perjalanan ini pun sejatinya mengusung misi merekrut pemain-pemain muda berbakat lain untuk berlatih di PB Djarum.
"Di dalam dunia bulu tangkis tidak pandang bulu siapa pun yang ingin bermain. Kalau mau bermain, ya, bareng-bareng. Apalagi setelah melihat talenta Liem Swie King, Budi Hartono mulai antusias mengebangkan pemain muda," kisah Yoppy.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya mengadakan simulasi pertandingan di beberapa kota. Tujuan untuk mencari lawan untuk Liem Swie King, kadang-kadang dia dikeroyok, jadi lawannya gantian Liem-nya masih main. Karena waktu itu fokus kepadanya. Terkadang mereka yang datang ke Kudus. Intinya untuk mencari lawan tanding, nanti kalau lawannya ada yang bagus, kita tawarkan bergabung."
Fasilitas yang didapatkan atlet PB Djarum. (Foto: Dok. PB Djarum)
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas yang didapatkan atlet PB Djarum. (Foto: Dok. PB Djarum)
PB Djarum dengan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis-nya adalah cerita saat ini, sedangka perjalanan PB Djarum era 1974-1981 adalah satu cerita yang lain. Yoppy mengisahkan dalam periode itu, PB Djarum membesarkan namanya di tengah keterbatasan.
Yoppy mengisahkan hingga 1981, para atlet yang tergabung di PB Djarum masih berlatih di barak dan tentu saja berbagi tempat dengan para karyawan yang melinting rokok. Tak hanya berkutat dengan sampah bekas produksi rokok, para atlet pun berjuang dengan udara di dalam barak yang menyengat karena bahan-bahan rokok macam tembakau dan cengkeh.
ADVERTISEMENT
"Fasilitas masih sangat sederhana, kita membuat program latihan, saat itu beberapa mantan pemain seperti Hermawan Susanto ditarik jadi pelatih, pemain yang berprestasi di nasional dan internasional ditarik jadi pelatih. Saat itu juga masih latihan di barak selama 10 tahun sampai akhirnya tahun 1982 ada GOR Kali Putu yang benar-benar untuk bulu tangkis," tutur Yoppy.
"Dulu, meski barak sudah disapu, bau cengkeh dan tembakau tidak hilang. Jadi udara agak pengap, tapi lama kelaman kuat dan biasa. Kalau atlet yang pertama kali datang pasti merasa sangat pengap karena bekas cengkeh dan tembakau iu. Tapi, tetap saja masih ada yang main bulu tangkis."
Kevin Sanjaya terima penghargaan dari Djarum (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kevin Sanjaya terima penghargaan dari Djarum (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Barak rokok adalah bentuk dari kesederhaan, sedangkan kemauan bersusah-susah membersihkan, melawan dan beradaptasi dengan udara barak rokok yang pengap, menjadi bentuk kerja keras. Hal-hal ini kemudian dipadupadan jadi satu kesatuan yang melahirkan atlet-atlet berkelas kebanggaan Indonesia macam Lim Swie King.
ADVERTISEMENT
Puluhan medali telah disumbangkan untuk Indonesia oleh Liem yang kemudian memiliki julukan King Smash. Tentu para pencita bulu tangkis tak akan lupa dengan raihan tiga trofi All England Liem Swie King yang diraih pada 1978,1979, dan 1981.
Namun, laiknya PB Djarum yang terus memperbaiki diri dalam melakukan pembinaan atlet bulu tangkis. Nama besar dan prestasi Liem Swie King sebagai salah satu atlet binaan PB Djarum yang paling menonjol, coba terus dilestarikan dan dilanjutkan oleh mereka yang tak pernah letih menempa diri.
Nama-nama macam Alan Budi Kusuma, Hariyanto Arbi, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan, dan Tontowi Ahmad adalah beberapa sosok yang pernah dan sampai detik ini terus berusaha melanjutkan tongkat estapet generasi emas bulu tangkis Indonesia.
ADVERTISEMENT
Upaya untuk menemukan bibit-bibit unggul bulu tangkis di tanah air pun masih terus dilanjutkan PB Djarum dengan melanjutkan program Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis.