Sempat Bangkit di Gim Kedua, Tontowi/Liliyana Terhenti di 16 Besar

20 September 2018 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulu tangkis Indonesia Tontowi Ahmad dan Lilyana Natsir pada Turnamen Bulu Tangkis Blibli Indonesian Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (3/7). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu tangkis Indonesia Tontowi Ahmad dan Lilyana Natsir pada Turnamen Bulu Tangkis Blibli Indonesian Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (3/7). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Langkah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di China Terbuka 2018 terhenti di babak 16 besar. Laga melawan ganda campuran Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino, ditutup dengan kekalahan 12-21 21-14 12-21.
ADVERTISEMENT
Gim pertama pada pertandingan yang dihelat di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Kamis (20/9/2018), itu tak berakhir manis untuk Owi/Butet. Walau sempat imbang di awal-awal, lawan tetap berhasil mengunci keunggulan telak. Keunggulan 11-7 di interval pertama berlanjut hingga kedudukan 15-7.
Walau demikian, Butet tetap berhasil melesakkan dua smes berturut-turut yang membawa laga pada kedudukan 16-8. Namun, langkah penggawa Jepang ini belum terhenti. Dengan, meyakinkan mereka mendulang empat poin tambahan dan mengubah kedudukan menjadi 19-10.
Satu kesalahan yang membuat shuttlecock membentur net pada akhirnya memberi angka cuma-cuma bagi Owi/Butet. Beruntung, kesalahan servis Higashino muncul. Skor pun berubah menjadi 19-12. Sayangnya, dalam sebuah reli pendek yang berpusat pada permainan depan net, Owi gagal mengantarkan shuttlecock ke bidang permainan lawan. Alhasil, kedudukan game point direngkuh ganda Jepang dengan skor 20-12.
ADVERTISEMENT
Walau lawan hanya membutuhkan satu angka lagi untuk menutup gim pertama, Owi/Butet belum menyerah. Permainan reli keduanya diladeni dengan permainan defensif yang agresif. Namun, pengembalian bola Owi/Butet yang menyasar sudut kiri area lawan berhasil dijawab dengan cara yang elegan oleh Higashino. Dengan cepat, ia yang semula ada di area belakang melesat menutup area depan dan melepaskan satu dropshot menyilang yang tak mampu dijangkau Owi/Butet.
Awal gim kedua ditandai dengan keunggulan 3-1 untuk Owi/Butet. Kesalahan pengembalian servis yang dilakukan Higashino membuat shuttlecock jatuh ke luar lapangan dan memberikan satu angka lagi untuk Owi/Butet. Tampil perkasa di gim pertama tak membuat Watanabe/Higashino kebal kesalahan di gim kedua. Biarpun sempat meraih tiga angka tambahan, tiga kesalahan Watanabe/Higashino ikut menyumbang raihan poin untuk Owi/Butet.
ADVERTISEMENT
Setidaknya sampai keunggulan 8-5 untuk kubu Indonesia, kendali serangan ada di tangan Owi/Butet. Reli panjang di kedudukan ini dilakoni Owi/Butet dengan permainan ofensif dengan arah serangan yang bervariasi.
Ketimbang mengincar satu pemain, Owi/Butet cenderung melepaskan serangan sporadis. Agaknya, ini dilakukan untuk menghindar dari pola permainan yang dilakukan ganda Jepang ini untuk mengunci kemenangan di gim pertama tadi.
Sayangnya, permainan ofensif ini bukannya tanpa celah. Smes panjang dan menyilang yang dilesakkan Owi justru jatuh di luar lapangan sehingga membuahkan angka untuk Watanabe/Higashino. Kabar baiknya, keunggulan 11-6 di interval gim kedua ini tetap direngkuh oleh Owi/Butet.
Seusai interval, dua poin yang lahir dari kesalahan Higashino melayang ke tangan Owi/Butet. Setelahnya, permainan reli panjang yang didominasi oleh jumping smash Owi dari area belakang justru menjadi senjata makan tuan untuk Indonesia. Sebabnya, permainan reli ini harus berakhir karena lesakan smes Owi membuat shuttlecock membentur net. Untuk sementara, skor menjadi 13-7.
ADVERTISEMENT
Di laga ini, Higashino berperan sebagai ujung tombak serangan. Lesakan smes pendeknya kerap menjadi senjata mematikan. Itu pulalah yang terjadi saat Owi/Butet memimpin 14-8. Tanpa diduga-duga, Higashino berpindah ke area depan net demi melepaskan satu pukulan menukik yang tak dapat dijangkau Owi/Butet.
Di kedudukan 17-10, kendali serangan tiba-tiba berpindah pada Watanabe/Higashino. Butet yang biasanya bertugas membangun serangan juga harus terlibat aktif dalam bangunan pertahanan lawan. Permainan agresif Watanabe/Higashino mulai menyasar satu pemain, yaitu Owi yang ada di area belakang. Smes-smes panjang dilancarkan Watanabe/Higashino untuk merebut angka. Namun, alih-alih meraih angka, Watanabe/Higashino malah kehilangan angka karena pukulannya terlalu jauh.
Kedudukan game point 20-13 pada akhirnya menjadi miliki Owi/Butet. Namun, Watanabe/Higashino belum mengendurkan perlawanannya. Satu poin berhasil direngkuh dan menggeser skor menjadi 20-14.
ADVERTISEMENT
Berupaya mengamankan satu poin penentu, Owi/Butet menginisiasi permainan cepat dengan variasi serangan. Tak mau kalah, Watanabe/Higashino meladeninya juga dengan permainan ofensif. Namun, taktik ini memberikan efek bumerang untuk Watanabe/Higashino. Satu upaya pengembalian serangan yang dibuat Higashino justru memberikan kemenangan 21-14 karena pukulannya mengantarkan shuttlecock jatuh di kiri luar lapangan lawan.
Di gim pamungkas, Watanabe/Higashino seperti menemukan kembali taji permainannya yang sempat muncul di gim pertama. Keunggulan 3-0 mereka bukukan dengan bermodalkan bangunan serangan yang begitu agresif.
Sempat terkejar lawan 2-3, Watanabe/Higashino kembali memperlebar jarak karena pukulan Owi membentur net. Keunggulan 4-2 bahkan bergerak maju menjadi 7-2. Di kedudukan ini, Higashino meminta challange yang pada akhirnya dimenangi oleh Owi/Butet. Poin ini lantas menggeser kedudukan menjadi 3-7.
ADVERTISEMENT
Owi/Butet mulai membangun serangannya kembali. Permainan padu yang kembali didominasi oleh jumping smash Owi membikin lawan melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Untuk sementara, Owi/Butet mengejar 5-7.
Reli di kedudukan 7-5 lahir dari pemainan ofensif kedua kubu. Ganda Jepang membangun serangan dengan pukulan-pukulan panjang menyilang dari Watanabe yang mengambil posisi di lapangan belakang. Footwork yang mumpuni menjadi nilai plus karena ia dapat melepaskan serangan dari kanan dan kiri lapangan.
Permainan ini memancing Owi/Butet untuk mewaspadai lapangan belakang. Begitu mendapatkan momentum, permainan reli ditutup Higashino dengan smes menukik dari depan net yang tak ditebak Owi/Butet.
Keunggulan 10-6 diraih Watanabe/Higashino dengan memenangi permainan reli panjang. Sebenarnya, dari segi agresivitas, Owi/Butet dapat mengimbangi. Pukulan-pukulan lawan yang menyasar segala arah berhasil diterima, bahkan dikembalikan dalam bentuk serangan balik.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, permainan cepat seperti sedikit-banyak berpengaruh pada akurasi. Satu poin itu melayang ke tangan Watanabe/Higashino karena pengembalian Butet membenturkan shuttlecock ke net. Setelahnya, keunggulan interval 11-6 menjadi milik Watanabe/Higashino.
Dua kesalahan servis menjadi pemandangan berikutnya. Yang pertama dilakukan Butet, yang kedua dibuat oleh Higashino. Skor pun berubah menjadi 12-7, yang sukses ditambah Watanabe/Higashino menjadi 14-7.
Unggul cukup jauh membuat Watanabe/Higashino lebih berani bermain menyerang. Kesalahan pembacaan shuttlecock membuat Owi/Butet kembali kehilangan angka. Namun, Owi/Butet juga belum mau mengendurkan serangan. Satu permainan reli panjang ditutup dengan serangan Owi yang menyasar ke tengah lapangan, terlambat diantisipasi oleh Watanabe.
Pukulan-pukulan panjang yang ditutup dengan dorongan dari depan net menjadi senjata Watanabe/Higashino untuk mematikan perlawanan Owi/Butet di gim ketiga ini. Cara ini mereka lakukan lagi untuk mengamankan angka ke-17. Hanya karena lawan memimpin, bukan berarti Butet mengendurkan agresivitasnya. Tuah smesnya yang menyasar celah yang muncul antara Watanabe dan Higashino mengubah skor menjadi 12-17.
ADVERTISEMENT
Tapi, perlawanan Watanabe/Higashino juga belum berhenti. Tiga poin berturut-turut mereka dapatkan dan menghasilkan match point dalam kedudukan 20-12. Lantas, permainan reli panjang yang ditutup dengan kesalahan smes Owi membuat kemenangan gim ketiga dalam skor 21-12 menjadi milik Watanabe/Higashino.
Sementara di laga sebelumnya, pasangan ganda campuran Indonesia, Ricky Karandasuwardi/Debby Susanto, berhasil memastikan tiket ke perempat final. Kepastian ini direngkuh usai menuntaskan laga melawan wakil tuan rumah, Lu Kai/Chen Lu dengan skor 21-18, 21-19.