Sempat Unggul, Anggia/Ketut Terhenti di Perempat Final

28 September 2018 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan ganda putri Ni Ketut dan Anggia Shitta  (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan ganda putri Ni Ketut dan Anggia Shitta (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Babak perempat final menjadi laga terakhir Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Maharani Istarani di Korea Terbuka 2018. Bertanding di SK Olympic Handball Gymnasium, Seoul, pada Jumat (27/9/2018), Anggia/Ketut menuai kekalahan dari ganda putri Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yonao dengan skor 21-19, 14-21, 12-21.
ADVERTISEMENT
Anggia/Ketut membuka gim pertama dengan keunggulan tipis 3-2, yang diperlebar menjadi 4-2. Sayangnya, ganda putri Indonesia ini kehilangan angka di ujung permainan reli di kedudukan 4-2. Tadinya, bangunan serangan dan pertahanan mereka sudah cukup padu. Hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan mereka menjawab serangan-serangan sporadis Naoko/Kurumi. Sayangnya, saat mengambil posisi sejajar, Ketut melakukan kesalahan dalam menuver defensif. Akibatnya, shuttlecock justru terpental ke luar lapangannya sendiri.
Skenario serupa terjadi saat Anggia/Ketut menyamakan kedudukan 5-5. Hanya, kali ini kesalahan dilakukan oleh Naoko/Kurumi. Meladeni serangan/serangan cepat Anggia/Ketut, Naoko/Kurumi mengubah permainan ke model yang cenderung defensif. Sial bagi keduanya, manuver defensif Naoko justru gagal memindahkan shuttlecock ke bidang permainan lawan.
Di laga gim pertama ini, Ketut mengambil peran sebagai pelepas serangan utama. Di belakangnya berdiri Anggia yang dengan rapi dan telaten melindungi pertahanan timnya. Walau sering mengambil posisi berbaris, keduanya juga tak ragu untuk mengambil posisi sejajar.
ADVERTISEMENT
Sebabnya, Naoko/Kurumi cukup sering mengubah arah serangan yang tadinya didominasi variasi panjang-pendek menjadi serangan yang menyebar ke kanan dan kiri lapangan lawan. Keluwesan permainan yang demikian membantu Anggia/Ketut untuk mengamankan keunggulan sementara 8-6.
Anggia juga bukan sosok yang bermain bertahan melulu. Dalam kedudukan 9-9, jumping smashnya sanggup menutup reli dengan tambahan angka untuk kubu Indonesia. Sayangnya, keunggulan 11-10 yang menutup interval tetap menjadi milik Naoko/Kurumi.
Keunggulan ini pun didapat keduanya dengan cara yang cerdas. Pukulan-pukulan tanggung Anggia/Ketut digunakan Naoko/Kurumi untuk menggiring laga pada permainan net. Begitu Anggia/Ketut mengambil posisi depan net, Naoko langsung mendorong shuttlecock ke arah yang sedikit menyamping dari Ketut. Tak siap dengan serangan, Anggia/Ketut pun kehilangan angka.
ADVERTISEMENT
Kabar menyenangkannya, keunggulan tipis itu berhasil dikejar oleh Anggia/Ketut. Kali ini, reli ditutup dengan jumping smash menyilang Ketut yang tak mampu diamankan oleh Kurumi. Saking cepatnya, Kurumi sampai tersungkur saat berusaha menggapai shuttlecock kiriman Ketut. Untuk sementara, kedudukan imbang 11-11.
Walau tertinggal 11-13, Anggia/Ketut belum kehilangan tajinya. Reli panjang dilakoni dengan pukulan-pukulan ofensif yang cukup menyulitkan Naoko/Kurumi. Namun, ganda putri Jepang yang jadi lawannya itu bukan tipe yang cepat menyerah. Begitu tempo permainan lawan sedikit melambat, keduanya langsung mengambil alih kendali serangan. Alhasil, giliran Anggia/Ketut yang harus bermain bertahan. Untungnya, pertahanan Anggia/Ketut juga tak lekas roboh.
Sambil berusaha mencari celah, Ketut juga membantu Anggia dalam pertahanan. Puncaknya, Ketut mendapat momentum untuk melepaskan serangan beruntun yang menyasar ke tubuh Kurumi. Panik dengan serangan ini, akurasi dan kekuatan pengembalian Kurumi jadi tak maksimal. Alhasil, pukulannya tak sanggup memindahkan shuttlecock ke bidang permainan lawan.
ADVERTISEMENT
Anggia/Ketut pada akhirnya berhasil membalikkan kedudukan. Dari tertinggal 12-13, skor berhasil mereka geser menjadi 15-13 hingga 16-15. Sayangnya, di kedudukan 16-15, Anggia/Ketut tak berhasil mempertahankan angka. Permainan reli cepat yang dibangun lebih dari 30 pukulan itu ditutup dengan pukulan forehand Ketut yang membentur net.
Tapi, torehan positif belum menjauh dari Anggia/Ketut. Keunggulan 18-16 tetap menjadi kawan anggia/Ketut. Dalam reli di kedudukan 17-16, Anggia/Ketut bergantian melepaskan serangan. Puncaknya, Ketut mengambil alih serangan dengan melepaskan serangan bertubi-tubi ditujukan kepada Naoko. Kelabakan menghadapi permainan ofensif Ketut, Naoko melakukan kesalahan pengembalian yang membuat shuttlecock terpental ke luar lapangan.
Pasangan ganda putri Ni Ketut dan Anggia Shitta  (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan ganda putri Ni Ketut dan Anggia Shitta (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Walau berhasil meraih game point 20-17, dua angka malah melayang dari tangan Anggia/Ketut. Beruntung, ganda putri Indonesia itu belum mau mengendurkan intensitas serangan. Saat kedudukan 20-19, pengembalian lawan langsung diladeni dengan Ketut dengan jumping smash berkali-kali dengan jarak yang tak terlalu jauh dari area net.
ADVERTISEMENT
Kurumi yang ada di posisi depan berusaha mempertahakan timnya. Awalnya memang berhasil, tapi begitu memasuki serangan keenam, pukulan forehand Kurumi justru melenceng ke bawah net dan memberikan angka kemenangan untuk Anggia/Ketut.
Awal gim kedua tak berbeda jauh dengan permulaan gim pertama: kejar-mengejar skor menjadi warna paling dominan, setidaknya sampai Naoko/Kurumi unggul tipis 3-2. Mengapa hanya sampai 3-2? Karena setelahnya, Anggia/Ketut justru tertinggal cukup jauh -mulai dari 2-5 hingga 3-6.
Saat tertinggal 3-7, Anggia/Ketut mengakhiri reli ofensif yang dibangun lawan dengan raihan poin. Di sini efek bumerang kembali menunjukkan wujudnya. Ketimbang lawan yang begitu agresif menyerang, Anggia/Ketut cenderung bermain defensif.
Bila Naoko dan Kurumi berganti-ganti posisi dengan aktif, Anggia/Ketut cenderung lebih statis. Keberuntungannya, angka itu datang ke kubu Indonesia karena serangan Naoko yang dimulai dengan berlari dari kiri ke kanan lapangan justru membuat shuttlecock jatuh di luar lapangan. Setelah raihan angka yang mengubah skor menjadi 4-7 itu, justru Anggia/Ketut-lah yang mendapat tiga angka berturut-turut. Alhasil, skor imbang 7-7.
ADVERTISEMENT
Namun, agresivitas Naoko/Kurumi belum mati sepenuhnya. Setelah berhasil memimpin tipis 8-7, keduanya melepaskan pukulan-pukulan menyilang dalam permainan reli. Cukup kerepotan dengan serangan ini, Anggia/Ketut akhirnya kehilangan angka karena tak berhasil menerima lesakan smes Naoko yang menyasar area kiri lapangan. Sebabnya, Anggia/Ketut terlanjur mengambil posisi menumpuk di kanan lapangan. Keunggulan 9-7 ini lantas diperpanjang Naoko/Kurumi menjadi 11-7 di akhir interval gim kedua.
Dalam permainan reli di kedudukan 12-7, Anggia/Ketut menunjukkan seperti apa caranya menahan serangan lawan. Di reli yang dibentuk lebih dari 30 pukulan ini, lawan cenderung menyerang Anggia yang begitu gigih untuk tetap membangun serangan.
Alih-alih kewalahan, Ketut dengan tenang melepaskan pukulan beruntun. Puncaknya, satu angka jatuh ke tangan Anggia/Ketut karena pukulan Naoko membuat shuttlecock jatuh di belakang lapangan. Angka kesembilan juga menjadi milik Anggia/Ketut. Raihan ini bersumber dari smes menyilang Anggia yang tak mampu diantisipasi oleh Naoko/Kurumi.
ADVERTISEMENT
Anggia/Ketut di semifinal Indonesia Open. (Foto: kumparan/Fanny Kusumawardhani)
zoom-in-whitePerbesar
Anggia/Ketut di semifinal Indonesia Open. (Foto: kumparan/Fanny Kusumawardhani)
Namun, dua kesalahan beruntun Anggia/Ketut membuka jalan bagi Naoko/Kurumi untuk memperbesar keunggulan, mulai dari 12-9, bergerak ke 14-9. Yang mengesalkan bagi suporter Indonesia, Naoko/Kurumi tak hanya bisa meraih angka dari kesalahan lawan. Dua smes beruntun yang tak dapat dijangkau Anggia/Ketut sanggup menggiring skor pada kedudukan 16-9.
Tertinggal 10-17, Anggia/Ketut belum mau menyerah. Servis Kurumi langsung dikembalikan Anggia dengan jumping smash yang mampu mengubah skor menjadi 11-17. Setelah raihan angka ke-11 itu, permainan Anggia/Ketut cenderung mandek.
Akibatnya, tanpa kesulitan berarti Naoko/Kurumi mampu memperlebar jarak menjadi 19-11. Tiga angka memang berhasil direngkuh lagi oleh Anggia/Ketut, tapi lawan mereka sedang ada dalam momentum yang bagus untuk melepaskan serangan-serangan mematikan. Akibatnya, Anggia/Ketut harus menutup gim kedua dengan kekalahan 14-21.
ADVERTISEMENT
Awal gim ketiga dilakoni Anggia/Ketut dengan menancapkan keunggulan 6-3. Sayangnya, keunggulan ini tak berhasil diubah Anggia/Ketut menjadi 7-3. Permainan reli yang terjadi menampilkan rangkaian serangan Anggia dan Ketut yang cukup padu. Namun, begitu permainan berhasil dialihkan ke permainan net oleh lawan, Anggia/Ketut justru kehilangan angka karena pengembalian halus Ketut dari depan net gagal menyeberangkan shuttlecock ke bidang lawan.
Namun keunggulan 7-4 yang bergeser menjadi 8-5 berhasil dikemas oleh ganda putri Indonesia. Bila kedudukan 7-4 lahir berkat smes menyilang Anggia, maka keunggulan 8-5 dibidani oleh dropshot Ketut. Naoko/Kurumi masih giat membangun intensitas serangannya. Serangan-serangan agresif di kedudukan 8-5 begitu menyulitkan Anggia/Ketut.
Caranya, Naoko/Kurumi melepaskan pukulan-pukulan yang menyasar ke Ketut lebih dulu. Begitu Ketut tumbang, giliran Anggia yang menjadi sasaran. Cara ini berhasil memperkecil ketertinggalan Naoko/Kurumi menjadi 6-8.
ADVERTISEMENT
Situasi genting belum selesai, dua angka yang berturut-turut didapatkan oleh Naoko/Kurumi memampukan mereka menyamakan kedudukan menjadi 8-8. Setelah Anggia/Ketut menutup interval dengan keunggulan 11-9, permainan mereka menjadi antiklimaks. Kesalahan demi kesalahan berhasil mempermudah lawan untuk meraup angka, hingga akhirnya lawan memimpin 13-11.
Kedudukan tadi menjadi titik balik permainan Naoko/Kurumi. Bila awalnya kendali serangan dalam permainan reli masih bisa dipegang oleh Anggia/Ketut, maka tidak demikian setelah raihan angka ke-13 tadi. Tanpa kesulitan berarti Naoko/Kurumi mengamankan poin dan membawa laga pada keunggulan 17-12 yang bergeser menjadi 19-12. Lantas, keberhasilan Naoko/Kurumi mengubah match point 20-12 menjadi 21-12 turut mengantarkan mereka pada raihan tiket semifinal.