news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sesmenpora Dukung Penyelenggaraan MotoGP di Mandalika, Lombok

21 Februari 2019 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pebalap MotoGP memulai start. Foto: Vincenzo PINTO / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para pebalap MotoGP memulai start. Foto: Vincenzo PINTO / AFP
ADVERTISEMENT
Mereka yang menggemari balapan MotoGP boleh-boleh saja menyambut positif gagasan Indonesia sebagai tuan rumah seri balapan bergengsi itu. Kapan lagi melihat para pebalap top dunia beraksi di Indonesia?
ADVERTISEMENT
Well, para penggemar MotoGP Indonesia, mohon bersabar sedikit. Pasalnya, hal tersebut baru akan menjadi kenyataan pada 2021. Nantinya, balapan itu akan digelar di sirkuit jalanan kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Motorsport melansir pada 3 November 2018 bahwa Indonesia dijadwalkan masuk dalam kalender balap MotoGP 2021. CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, dilaporkan sudah memantau kawasan bisnis Mandalika. Dari hasil kunjungannya, Ezpeleta menegaskan potensi adanya sirkuit kota dalam penyelenggaraan MotoGP.
"Sangat mungkin akan ada sirkuit kota di MotoGP. Ini proyek yang solid di kota yang hangat. Secara teori, trek lurus berada di jalanan dan paddock akan tersambung dengan pusat keramaian. Jadi, selama Grand Prix dipakai untuk balapan, tapi di luar agenda itu (venue) bisa dipakai untuk banyak hal," ucap Ezpeleta.
ADVERTISEMENT
Sementara dalam agenda di Jakarta pada 19 Februari 2019, Abdulbar M. Mansoer, Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), mengatakan proyek sirkuit di Mandalika rampung pada 2020 dan siap digunakan pada 2021.
"Sehingga nanti pada tahun 2021, entah itu di bulan Maret atau Oktober bisa digunakan untuk balapan. Kami enggak bisa menentukan kapan balapan berlangsung, tetapi Dorna yang menentukan," ujar pria yang akrab disapa Barry ini.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di NTB. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Dengan semakin kerasnya gaung Indonesia sebagai tuan rumah MotoGP, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S. Dewa Broto, ikut memberikan komentar positif.
Meski begitu, dia belum tahu apakah surat resmi terkait keputusan didaulatnya Indonesia sebagai salah satu negara penyelenggara MotoGP sudah diterima oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak tahu apakah sudah kirim surat kepada Pak Menteri, tapi poinnya adalah kalau mereka sudah berani men-declare, kami menyambut baik karena itu sudah memecah keheningan selama ini," ujar Gatot kepada kumparanSPORT, Kamis (21/2/2019).
"Dulu di Sentul tidak jadi, di Palembang tidak jadi, kemudian di Mandalika belum ada kepastian dan akhirnya sekarang (ada kabar). Semoga tidak ada perubahan. Kemenpora sangat mendukung. Pengaruhnya nanti tidak hanya dunia balap."
"Artinya Indonesia diakui sebagai negara yang menjadi host country, tuan rumah, salah satu putaran MotoGP, akan tercatat. Belum lagi dampak fasilitas, artinya dunia otomotif itu sebetulnya sangat lama punya potensi panjang. Dengan adanya MotoGP di Indonesia, akan banyak orang yang memanfaatkan sirkuit atau venue itu. Belum lagi dampak pariwisata dan publikasi ke luar," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sudah tidak sabar menantikan aksi menikung seperti ini dari Marc Marquez di Mandalika? Foto: Dok. Box Repsol
Meski belum ada pengumuman resmi dari Dorna selaku penyelenggara MotoGP, Gatot tidak menampik bahwa ketertarikan terhadap Mandalika sudah lama tersiar. "Pernah dari IMI (Ikatan Motor Indonesia, red) ke Kemenpora soal rencana keseriusan Dorna terhadap Mandalika, sebelum Asian Games. Sudah lama sekali," kata Gatot.
Saat ini, kalender MotoGP menggelar 19 seri dalam satu musim. Pada 2018, Sirkuit Internasional Chang di Buriram, Thailand, untuk kali pertama ditambahkan dalam kalender balapan. Akankah Indonesia menggenapkannya jadi 20 seri mulai 2021?
"Hingga 2021, saya pastikan balapan tidak akan lebih dari 20 seri. Setelah itu, tidak ada yang tahu. Sudah banyak sirkuit yang meminta untuk menyelenggarakan balapan. Yang sudah punya kontrak akan menghormati (keinginan) itu, tapi mereka pun harus negosiasi," ujar Ezpeleta kepada Motorsport soal geliat MotoGP.
ADVERTISEMENT