StarCraft II: Sang Dewa 'Real-Time Strategy' di Asian Games 2018

4 Agustus 2018 11:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Geliat eSports di Indonesia. (Foto: M. Faisal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Geliat eSports di Indonesia. (Foto: M. Faisal/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sulit rasanya untuk bicara tentang perkembangan olahraga elektronik (eSports) tanpa menyinggung sepak terjang seri game StarCraft. Sebab, game-game rilisan Blizzard Entertainment ini adalah salah satu raja dunia untuk multiplayer bertemakan real-time strategy (RTS).
ADVERTISEMENT
Edisi pertama StarCraft dirilis tahun 1998. Reaksi pasar sangat bagus, sehingga baru 12 tahun kemudian tongkat estafet diberikan kepada ‘anaknya’, StarCraft II. Seperti seri terdahulunya, tampak jelas StarCraft II akan memiliki umur panjang.
Salah satu cara melihat kesuksesan Starcraft II adalah dengan menyadari bahwa game ini sering betul hadir di berbagai kompetisi eSports kelas dunia. Di Asian Games 2018, misalnya, berbagai negara di Asia akan bersaing memperebutkan emas ekshibisi, salah satunya, dengan memenangi peperangan di StarCraft II.
Lantas, kenapa StarCraft II bisa sesukses ini, sih? Tentu, karena gameplay-nya yang sangat menantang. Baiklah, dalam tulisan kali ini, kumparanSPORT akan memperkenalkan Anda terhadap gameplay dari StarCraft II. Silakan disimak.
Menjadi Ahli Perang di StarCraft II
ADVERTISEMENT
Sebelum game bermula, gamer akan disuruh memilih satu dari tiga bangsa yang akan digunakan. Bangsa manusia alias Terrans terkenal dengan sikap pekerja kerasnya. Sementara, bangsa alien atau Protoss terkenal dengan teknologinya yang menakjubkan. Terakhir, bangsa Zerc, semacam serangga dengan kecerdasan yang lebih tinggi, memiliki naluri membunuh yang mematikan.
Setelah memilih, gamer akan masuk ke dalam game dan mungkin baru sadar bahwa StarCraft II sebenarnya agak mirip dengan permainan catur. Game ini akan ada dua orang yang saling berusaha menghancurkan satu sama lain. Game ini bisa berakhir dengan pertarungan kolosal ala Star Wars atau bisa juga berakhir dengan satu orang yang mati langkah. Alias skakmat.
Bedanya, ada begitu banyak hal yang harus dipikirkan untuk mengalahkan lawan dan semuanya harus dipikirkan detik itu juga. Saat peperangan di StarCraft II bermula, gamer akan diberikan sejumlah pekerja dan tambang mineral atau gas yang disebut dengan base.
ADVERTISEMENT
Salah satu perlombaan Starcraft II. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu perlombaan Starcraft II. (Foto: Wikimedia Commons)
Cara memanfaatkan base ini nantinya akan sangat berpengaruh dengan nasib gamer di akhir peperangan. Menggunakan seluruh base dan pekerja untuk memutakhirkan teknologi militer demi menyerang markas lawan di awal jelas akan sangat meyenangkan. Namun, ini bisa membuat pertahanan jadi rentan dan itu berarti akan sangat mudah menaklukkannya.
Sementara, fokus untuk membangun ekonomi yang kuat akan sangat menyebalkan, karena itu berarti gamer harus menunggu. Namun, dengan ekonomi yang kuat, tentu seorang gamer bisa langsung menyerang secara besar-besaran di akhir pertempuran dan tak takut diserang karena punya benteng yang kuat.
Selain itu, dengan membangun gedung sebanyak-banyaknya juga berarti dapat memperluas wilayah kekuasaan gamer juga. Atau, seorang gamer bisa juga mengambil jalan tengah di antara kedua cara itu tadi.
ADVERTISEMENT
Itu, tentu saja baru dari sisi gamer. Karena tidak ada jeda tadi, gamer juga diharuskan harus pandai membaca serangan lawan ketika fokus dengan dirinya sendiri. Cara lawan menyerang pun sebenarnya ada bermacam-macam.
Ada yang memilih untuk melakukan serangan total sejak awal gim atau bahkan di akhir peperangan. Ada juga yang memilih untuk tak menyerang duluan, tapi sengaja membangun barak militer di dekat markas lawan di tempat yang sulit dideteksi untuk melancarkan serangan secara tiba-tiba.
Ada juga yang memilih untuk menyerang pekerja lawan yang sedang membangun gedung atau barak militer dengan harapan untuk melemahkan ekonomi lawan. Namun, tak sedikit pula yang memilih menunggu lawan menyerang duluan dengan harapan tersajinya peperangan kolosal. Dan ada pula yang memanfaatkan jeda satu serangan ke serangan lainnya untuk menyerang lawan.
ADVERTISEMENT
Ya, kesimpulannya, gim ini sulit. Salah membaca serangan lawan atau gagal memanfaatkan sumber daya yang ada, seorang gamer bisa dipermalukan secara besar-besaran di akhir pertandingan.
Namun, kesulitan StarCraft II-lah yang membuat gim ini sangat asyik untuk ditonton. Apalagi, game ini juga ditunjang dengan kualitas grafis yang membuatnya terasa seperti film sci-fi saja.