Stefer Rahardian: Olahraga Tarung Bebas adalah Hidupnya

18 Januari 2018 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petarung MMA Indonesia, Stefer Rahardian. (Foto: Dok. ONE)
zoom-in-whitePerbesar
Petarung MMA Indonesia, Stefer Rahardian. (Foto: Dok. ONE)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi sebagian besar orang, olahraga tarung bebas atau sering disebut Mixed Martial Arts (MMA) adalah olah raga yang keras. Ada benarnya, sebab olahraga semacam itu hampir tak ada bedanya dengan tawuran tanpa senjata dan bisa menggunakan tangan serta kaki sepuasnya.
ADVERTISEMENT
Bedanya, ada wasit dan beberapa peraturan seperti larangan untuk memnyerang pangkal paha, pukulan ke bagian belakang kepala, dan beberapa aturan lainnya. Namun, olahraga tarung bebas tetap saja dipandang keras dan liar.
Anggapan semacam itu tak berlaku untuk Stefer Rahardian. Salah satu atlet ONE Championship asal Indonesia itu tidak memandang olahraga bela diri bebas seperti kebanyakan orang, akan tetapi sebagai jalan hidup.
"Pilihan hidup. Saya ingin menjadi atlet MMA yang hebat di Indonesia. Saya ingin mencari kehidupan di sini," ujar Stefer saat berbincang dengan kumparan.
Saat saya menemuinya di Bali MMA beberapa waktu lalu, tatapan wajah Rahardian tak jauh berbeda saat berada di atas ring: tajam dan dingin.
ADVERTISEMENT
Apalagi dengan bekas luka yang membekas di hidungnya, makin kecil saja nyali saja saat berada di depannya. "Akibat latihan kemarin", jawabnya saat ditanya tentang luka tersebut.
Namun, tentu saja Rahardian tak sedingin itu. Petarung dengan berat 58,7 kilogram itu itu tetap menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan sesekali tersenyum kecil.
Oh, iya, satu hal lagi yang saya dapatkan ketika bertemu langsung dengan Rahardian. Saya pikir, dia seorang ambisius.
Well, ambisius tak selamanya buruk. Buat Stefer sendiri, ambisi itu membawanya keluar dari zona nyaman dan menjalani jalur sebagai petarung. Dia memiliki keinginan yang besar untuk mencapai sesuatu yang dia inginkan.
"Sebuah prestise. Menjadi atlet MMA itu sebuah hal yang membanggakan," kata Stefer lagi.
ADVERTISEMENT
Stefer saat ditemui di MMA Bali. (Foto: Billi Pasha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Stefer saat ditemui di MMA Bali. (Foto: Billi Pasha/kumparan)
Masa lalu yang keras, mulai dari perpisahan kedua orang tuanya saat umurnya baru 10 tahun dan sempat mengawali perkerjaan sebagai office boy, sekarang terbayarkan.
Stefer adalah salah satu atlet yang berpotensi untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Sebelumnya petarung berusia 31 tahun itu sukses meraih juara ONE Championship bertajuk One: Titles & Titans Flyweight Tournament, Agustus 2016 lalu.
Hebatnya lagi, Stefer belum pernah kalah dalam tujuh pertandingan yang dilakoninya hingga saat ini.
Sabtu (20/1/2017), Stefer akan menjaga rekor sempurnanya saat menjajal fighter asal Pakistan, Muhammad Imran, di ajang perebutan gelar ONE Flyweight World Championship di Jakarta Convention Center (JCC).
Memaknai sebuah profesi sebagai jalan hidup bukan hal yang mudah. Apalagi, sebagai atlet MMA yang lekat kaitannya dengan kekerasan. Namun, kini Rahardian berhasil membuktikan bahwa pilihan hidupnya berhasil mendatangkan kebanggaan bagi dirinya.
ADVERTISEMENT