Sudah Jenuh, Butet Belum Tentukan Nasib di Indonesia Masters 2019

31 Oktober 2018 18:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Bulu Tangkis, PB Djarum Liliyana Natsir. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Bulu Tangkis, PB Djarum Liliyana Natsir. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
"Kejenuhan saya hampir melewati batas," ucap Liliyana Natsir yang akrab disapa Butet.
ADVERTISEMENT
Pebulu tangkis ganda campuran tersebut namanya sudah kelewat besar di dunia tepok bulu. Prestasinya tak terhitung, pun oleh Butet sendiri yang mengaku lupa berapa banyak turnamen Terbuka yang dimenanginya.
Salah satu puncak pencapaian tertinggi Butet adalah emas Olimpiade 2016 di Brasil, bersama Tontowi Ahmad. Sudah juara di multievent tertinggi, saat itulah Butet merasa bisa pensiun dengan tenang.
Demi Tanah Air, ia menunda rencana pensiunnya dua tahun. Ya, ada multievent terbesar se-Asia atau Asian Games, yang mendapuk Indonesia sebagai tuan rumah pada 2018. Dalam benak Butet dan atlet-atlet lainnya, membukukan prestasi di rumah sendiri adalah momen spesial. Kesempatan menjadi tuan rumah Asian Games pun mungkin tak datang dua kali dalam karier para atlet.
ADVERTISEMENT
Namun, tak selamanya target terpenuhi. Di Asian Games pada Agustus lalu, Liliyana bersama pasangannya, Tontowi Ahmad, harus puas merengkuh perunggu atau di bawah target emas yang dibebankan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia..
"Setelah Olimpiade 2016 itu saya sebetulnya sudah memutuskan pensiun, ada batas ke diri sendiri. Tapi dilobi sampai Asian Games. Saya setuju walau berat di umur saya sekarang," kata Butet saat ditemui di kawasan Sudirman, Rabu (31/10/2018).
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menundukkan pasangan ganda campuran Korea Selatan, Seo Seung Jae/Chae Yo Jung. (Foto: Nafielah Mahmudah/Antara/INASGOC)
zoom-in-whitePerbesar
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menundukkan pasangan ganda campuran Korea Selatan, Seo Seung Jae/Chae Yo Jung. (Foto: Nafielah Mahmudah/Antara/INASGOC)
"Dan kejenuhan saya hampir melewati batas. (Pensiun) pasti sedih. Yang buat saya tegar adalah saya berpikir, di umur sekarang cepat atau lambat mau tahun ini atau tahun depan saya pasti pensiun. Waktunya saja yang beda," ujar atlet berusia 33 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Butet pun melihat peta persaingan ganda campuran sudah sulit ditembus. Ada Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China) yang menjadi ganda campuran terbaik dan sulit dikalahkan saat ini. "Yang muda power-nya makin besar, saya keteteran," katanya.
Musim ini dari sembilan turnamen BWF yang diikuti, Owi/Butet meraih satu gelar di Indonesia Open Juli lalu. Saat itu, dari mulutnya langsung Butet sudah menyatakan perpisahan dengan turnamen bulu tangkis paling bergengsi milik Indonesia itu.
Masih banyak yang meminta Butet untuk menjadikan Indonesia Masters 2019 sebagai panggung resmi pensiunnya Butet. Sang atlet, masih perlu mempertimbangkannya.
"Saya sampai Februari 2019. Ada beberapa permintaan juga: 'Closing di Indonesia Masters 2019 dong'. Nah itu juga saya akan bicarakan dengan pelatih," jawabnya.
ADVERTISEMENT
Ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, berlaga di babak pertama Denmark Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, berlaga di babak pertama Denmark Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
"Apalagi setelah ke China (Fuzhou China Terbuka Super 750), saya tidak ada turnamen lagi. Sudah lost tuh (kesiapan), pikiran juga sudah soal libur. Jadi apa masih ada motivasi untuk bertanding Januari (Indonesia Masters) saya belum tahu," ujar Butet.
Setelah pensiun, Butet berujar akan fokus kepada bisnis properti yang digelutinya sejak lima tahun lalu. Tiga tahun terkhir, dirinya pun merambah ke bisnis refleksi dan massage.
Bisnis juga, yang menjadi ujung pelarian dari bonus Asian Games 2018 yang diberikan pemerintah maupun pihak sponsor kepada Butet.
Adapun, turnamen internasional terakhir Butet musim ini (juga duet terakhirnya bersama Owi) adalah Fuzhou China Terbuka 2018. Di babak pertama, keduanya melawan wakil Malaysia, Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai.
ADVERTISEMENT
Untuk seri pamungkas BWF World Tour Finals juga di China pada 12-16 Desember nanti, kesempatan tampil Owi/Butet cukup sulit. Hanya mengikuti sembilan turnamen BWF, akumulasi poin Owi/Butet belum membawa mereka ke posisi aman delapan besar.