Target Liliyana Natsir dan Anthony Ginting di Indonesia Masters 2019

21 Januari 2019 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Anthony Sinisuka Ginting di babak kedua Malaysia Masters 2019; (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Anthony Sinisuka Ginting di babak kedua Malaysia Masters 2019; (Foto: Dok. PBSI)
ADVERTISEMENT
Siap-siap, Istora Gelora Bung Karno (GBK) segera dipenuhi ribuan suporter bulu tangkis pada 22-27 Januari 2019. Kurun itulah Indonesia Masters 2019 BWF World Tour Super 500 berlangsung dengan melibatkan 51 atlet Tanah Air, salah satunya Anthony Sinisuka Ginting.
ADVERTISEMENT
Selain Anthony, Liliyana Natsir atau yang akrab disapa Butet dipastikan menjadi magnet turnamen. Inilah ajang terakhir pasangan Tontowi Ahmad tersebut sebelum memutuskan pensiun. Di hari terakhir turnamen atau Minggu (27/1), Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) turut menyiapkan seremonial perpisahan untuk Butet.
Untuk turnamen pamungkasnya, Butet membidik hasil terbaik. Dia merasa optimistis untuk mewujudkannya, meskipun jarang berlatih bersama Tontowi alias Owi karena pemilik nama terakhir sering bertanding di luar negeri.
"Untuk Indonesia Masters 2019, saya dan Owi ingin enjoy karena turnamen terakhir. Kami pun ingin kasih terbaik, tetapi tetap menikmati masa-masa terakhir sama Owi," kata Butet.
"Latihan sama Owi memang tidak banyak, tetapi berpasangan 'kan sudah lama. Setiap atlet, mau persiapan kurang, pasti tidak ingin main-main. Pasti ingin kasih yang terbaik apalagi pertandingan terakhir sama Owi. Apa pun hasilnya nanti, saya syukuri," ujar Butet.
ADVERTISEMENT
Penampilan terakhir Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di perempat final Fuzhou China Terbuka 2018 Super 750. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan terakhir Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di perempat final Fuzhou China Terbuka 2018 Super 750. (Foto: Dok. PBSI)
Begitu pula Anthony. Sebagai juara bertahan di nomor ganda putra, Anthony tentu ingin menjaga prestasinya. Namun, perjalanannya tidak mudah karena jika mampu mengalahkan Parupallu Kashyap (India) di babak pertama, Lin Dan (China) sudah menunggu di fase selanjutnya. Kemudian, pada babak delapan besar alias perempat final, Anthony harus siap menantang andalan Jepang, Kento Momota.
"Untuk Momota di delapan besar, saya pikirkan babak pertama dulu saja. Misalkan ke babak kedua, mukin ketemu Lin Dan," ujarAnthony kepada awak media di Jakarta, Senin (21/1).
"Dari babak satu musuh tidak mudah, tapi bukan berarti saya tidak bisa. Tetap saya coba bermain, kasih yang terbaik, optimistis, dan coba untuk menikmati pertandingan," imbuh pemain asal Cimahi ini.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut Muhammad Rian Ardianto, Indonesia Masters 2019 dijadikan sebagai ajang membalas hasil buruk di Malaysia Masters pekan sebelumnya. Di Negeri Jiran, Rian bersama pasangannya, Fajar Alfian, tersingkir di babak kedua oleh wakil tuan rumah.
"Di poin kritis, sering sudah unggul 20 atau 19, masih belum bisa menghabiskan. Masih saya cari (solusi) sama Fajar, cara bermain di poin akhir. Di gim pertama unggul, tapi kalah karena gim kedua hilang permainan," kata Rian.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di babak pertama Hong Kong Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di babak pertama Hong Kong Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
"Mengenai prestasi, setelah Asian Games memang masih naik-turun. Itu jadi pekerjaan rumah kami. Soal komunikasi, saya dan Fajar baik-baik saja, tidak ada masalah," ucapnya.
Jika para atlet berambisi memberikan hasil terbaik, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, hanya menargetkan satu gelar dari sektor ganda putra di Indonesia Masters 2019, meski tidak menutup kemungkinan ada kejutan dari sektor lain.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, selain Anthony Ginting, suporter menyaksikan podium juara Indonesia Masters diisi oleh ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang mengalahkan andalan China, Li Junhui/Liu Yuchen di pertandingan puncak.
"Saat ini (persaingan) ketat, saya selalu menargetkan minimal satu. Tahun lalu dapat dua, mudah-mudahan, paling tidak bisa pertahankan. Semua punya tanggung jawab moral, setiap atlet juga saat bertanding punya target ingin berikan yang terbaik," kata Susy.
"Sesuai harapan Ketua Umum PBSI (Wiranto), sukses Asian Games di tempat yang sama, semoga prestasi yang dibuat sebelumnya bisa diteruskan. Ini kesempatan untuk atlet muda tampil. Untuk pemain senior, untuk Butet juga sebagai ajang terakhir, bisa jadi penyemangat adik-adiknya. Indonesia Masters harus bisa menjadi awal yang baik untuk meraih target lainnya di 2019," ujarnya mengakhiri.
ADVERTISEMENT