Tentang Carlos Tevez yang Belum Juga Insaf

22 September 2017 6:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tevez jadi miliarder baru di China. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Tevez jadi miliarder baru di China. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)
ADVERTISEMENT
Ah, Carlos Alberto Tevez. Harus mulai dari mana kita?
ADVERTISEMENT
Pemain satu ini memang menarik. Soal kemampuan? Sudahlah. Apa lagi yang mau diragukan? Sejak pertama kali namanya mencuat ke permukaan bersama Boca Juniors tahun 2001, Carlitos sudah digadang-gadang bakal menjadi pemain besar dan kini, 16 tahun kemudian, berbagai trofi sudah mampu diraih penyerang gempal ini.
Akan tetapi, satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri Tevez adalah kontroversi. "Kualitas" inilah yang pada akhirnya membuat Tevez "layak" untuk disebut sebagai Diego Maradona baru.
Kontroversi besar pertama Tevez adalah ketika dia pindah dari Corinthians ke West Ham United pada tahun 2006 silam. Ketika itu, secara mengejutkan The Hammers mampu mendatangkan dua bintang muda Argentina, Tevez dan Javier Mascherano, meski keduanya telah diincar oleh klub-klub mapan Eropa lainnya.
ADVERTISEMENT
Usut punya usut, kepindahan tersebut ternyata merupakan akal-akalan Kia Joorabchian, seorang agen pemain yang ternyata memiliki hak kepemilikan atas Tevez dan Mascherano. Sontak, kepindahan ini pun kemudian mengundang reaksi keras. Bukan soal West Ham yang mendapatkan pemain berkualitas, tentunya, tetapi soal bagaimana hak kepemilikan atas pemain bisa dimiliki oleh individu. Sejak itu, Premier League kemudian melarang pembelian pemain yang hak kepemilikannya ada di pihak ketiga.
Kontroversi berikutnya adalah ketika Tevez akhirnya pindah ke Manchester United. Di Old Trafford, Tevez memang tampil trengginas. Bersama Wayne Rooney dan Cristiano Ronaldo, dia membentuk trisula maut yang mencapai puncak pada 2008 lewat sebuah trofi Liga Champions. Namun, itu semua berakhir dengan tidak mengenakkan hanya setahun setelahnya.
ADVERTISEMENT
Tevez, ketika itu, memutuskan untuk membelot ke Manchester City dan setelah dia dibeli dengan harga 47 juta poundsterling, sebuah papan iklan raksasa bertuliskan "Welcome to Manchester" didirikan di dekat Old Trafford. Aksi ini pun kemudian memicu kemarahan suporter United.
Tevez saat berkostum Manchester City. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Tevez saat berkostum Manchester City. (Foto: Reuters)
Setelah menjadi pemain Manchester Biru, Tevez ternyata tak berhenti juga berulah. Pada 2011, di sebuah laga melawan Bayern Muenchen, Roberto Mancini yang kala itu menjadi manajer City memarkir sang pemain di bangku cadangan. Lalu, ketika hendak dimasukkan, Tevez menolak.
Apa yang dilakukan Tevez ini membuat Mancini murka dan dikabarkan ingin mengenyahkan pemain andalannya itu sesegera mungkin. Tevez pun kemudian dihukum oleh pihak klub dengan diberi larangan untuk ikut berlatih bersama rekan-rekan setimnya.
ADVERTISEMENT
Pada 2013, Tevez akhirnya dijual ke Juventus dan di sini, dia diberi kostum nomor 10. Menariknya, ketika berseragam hitam-putih, pria kelahiran 1984 ini sama sekali tak pernah berulah. Bahkan, ketika dia akhirnya memutuskan pulang ke Boca pada 2015 pun para tifosi Juventus melepasnya dengan penuh terima kasih.
Ketika di Boca inilah Tevez kembali berbuat ulah. Pasalnya, saat berpamitan dengan suporter Juventus, dia mengatkan bahwa alasannya pulang ke Boca adalah karena ingin murni bermain sepak bola untuk klub masa kecilnya. Namun, pada awal 2017 lalu, Tevez justru menerima pinangan dari klub China, Shanghai Shenhua.
Tevez pada laga debut kedua bersama Boca. (Foto: Reuters/Marcos Brindicci)
zoom-in-whitePerbesar
Tevez pada laga debut kedua bersama Boca. (Foto: Reuters/Marcos Brindicci)
Bersama Shenhua, Tevez pun menjadi pemain dengan bayaran tertinggi di dunia, yakni 630 ribu pounds per pekan. Hal ini, ironisnya, dilakukan Tevez setelah pada 2010 sempat mengatakan bahwa dia muak dengan sepak bola yang sudah kadung terlalu lekat dengan uang.
ADVERTISEMENT
Kontroversi tidak berhenti di situ. Selama berkostum Shenhua, Tevez hanya bermain sebanyak 13 kali dan mencetak dua gol. Namun, di Shenhua dia jarang sekali berada dalam kondisi fit akibat kelebihan berat badan.
Untuk ukuran pemain yang digaji melebihi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, (wan)prestasi itu merupakan sebuah penistaan bagi sepak bola. Chairman Shenhua, Wu Xiaohui, bahkan sudah mengatakan secara terbuka bahwa Tevez sama sekali tidak memenuhi ekspektasinya.
Nah, sudah gagal membuktikan harganya, Tevez justru kembali menuai badai. Dalam sebuah wawancara dengan saluran teve Prancis, SFR Sport, yang dirilis ke publik Rabu (20/9) lalu, Tevez menyebut bahwa pemain-pemain China tidak punya bakat alami seperti pemain-pemain Amerika Latin atau Eropa.
ADVERTISEMENT
"Di Amerika Selatan dan Eropa, para pemain mulai belajar bermain sepak bola ketika masih bocah. Di sini tidak begitu, sehingga kualitas teknik mereka pun buruk," ujar Tevez.
"Sepak bola mereka juga sangat berbeda. Fans juga tidak memperlakukan sepak bola seperti di Amerika Selatan dan Eropa. Saya pikir, dalam 50 tahun sekalipun, China tidak akan mencapai level itu," imbuhnya.
Tevez sendiri selama ini sudah kerap menjadi sasaran makian para suporter Shanghai Shenhua. Setelah ini, entah apa yang akan dialami Tevez. Kabar kembalinya sang pemain ke Boca pun kini makin santer saja terdengar dan mungkin, pada akhirnya Tevez bakal kembali lebih cepat ke rumah tanpa menyelesaikan kontraknya yang habis akhir tahun depan.
ADVERTISEMENT