Tentang Nilai Tes CPNS Liliyana yang di Atas Rata-Rata

31 Januari 2019 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liliyana Natsir menyampaikan salam perpisahan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (27/1/2019). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Liliyana Natsir menyampaikan salam perpisahan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (27/1/2019). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rabu, 28 November 2018 lalu, belasan atlet bulu tangkis andalan PBSI hadir di Kantor Pusat Badan Kepegawaian Negara (BKN), Jakarta Timur, untuk mengikuti tes Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) berbasis komputer dan wawancara Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) formasi olahragawan berprestasi.
ADVERTISEMENT
Menjadi PNS adalah bonus atas perjuangan mereka membela nama Indonesia di lapangan. Para atlet, di antaranya Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Kevin Sanjaya Sukamljo, Tontowi Ahmad, hingga Liliyana Natsir, pun hadir memenuhi persyaratan tes sebagai CPNS.
Kini, hampir dua bulan berlalu, Liliyana Natsir atau yang akrab disapa Butet kembali jadi sorotan. Bukan soal pensiunnya di Indonesia Masters pada 27 Januari 2019, tetapi masih terkait tesnya di Kantor BKN pengujung tahun lalu.
Berawal membalas cuitan akun resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), @KEMENPORA_RI, Twitter resmi BKN, @BKNgoid, mengungkap bahwa nilai SKD milik Butet melampaui passing grade alias nilai ambang batas formasi umum.
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokras No. 37 Tahun 2018 dijelaskan standarisasi nilai seperti ini: 143 untuk Tes Karakteristik Pribadi (TKP), 80 untuk Tes Intelegensia Umum (TIU), dan 75 untuk Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), dengan nilai sempurna 500. Butet? Nilainya disebut melebihi 450.
ADVERTISEMENT
Saat kumparanSPORT mengonfirmasi kepada Muhammad Ridwan, Kepala Biro Humas BKN, dia menyatakan Liliyana Natsir memang memiliki nilai tinggi. "Kebetulan saya lihat sendiri di live score-nya, memang tinggi," kata Ridwan saat dihubungi Kamis (31/1).
Namun, Ridwan tidak bisa memberi tahu rincian skor yang didapat peraih emas Olimpiade 2016 itu. "Data detail, tidak bisa kami sebut untuk publik, tapi yang pasti saat itu di sana tepuk tangan semua teman-temannya."
"Atlet berprestasi internasional ini 'kan pasti diterima (PNS), jadi mereka tanpa beban, tapi ternyata banyak yang diatas 350, ada juga Hanifan dari pencak silat. Nah, khusus Liliyana Natsir itu, memang tinggi banget. Tinggal pemanfaatannya oleh Kemenpora, entah sebagai motivator atau pelatih," kata Ridwan.
ADVERTISEMENT
Sementara saat kumparanSPORT bertanya kepada Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, dia mengaku tidak mengetahui satu per satu hasil tes para atletnya. "Saya malah tidak mengerti. PBSI tidak diberi hasil," ujar Budiharto saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (31/1).
Liliyana Natsir (kanan) berjabat tangan dengan Presiden RI Joko Widodo (kiri) di Istana Merdeka. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Liliyana Natsir (kanan) berjabat tangan dengan Presiden RI Joko Widodo (kiri) di Istana Merdeka. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Yang pasti, nilai tinggi bisa menjadi cerminan bahwa atlet pun tidak bisa dianggap sebelah mata. Budi --sapaan akrabnya-- lantas menjabarkan bahwa PBSI punya program bersama salah satu universitas swasta di Jakarta untuk memfasilitasi para atletnya mengenyam pendidikan D3 Manajemen meski tidak semua atlet mengambil program tersebut.
"Saya kira itulah cerminan potensi atlet kita. Seringkali dianggap sisi intelektualnya kurang menonjol karena di lapangan terus. Kami pun ada kerja sama D3 di Universitas Trisakti, setiap Rabu dosen datang ke Cipayung," katanya.
ADVERTISEMENT
Butet sendiri setelah memutuskan pensiun fokus mengelola bisnis massage dan properti yang telah digelutinya sejak 3 tahun lalu. Berikutnya, atlet berdarah Manado ini ingin merambah bisnis money changer dan membuka cabang restoran baru.