Tinggi Badan Jadi Dalih Kekalahan Tim Basket Putri Indonesia

19 Agustus 2018 22:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan basket putri Asian Games 2018 antara Indonesia vs Kazakhstan. (Foto: Lillian SUWANRUMPHA / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan basket putri Asian Games 2018 antara Indonesia vs Kazakhstan. (Foto: Lillian SUWANRUMPHA / AFP)
ADVERTISEMENT
Tim Basket Putri Indonesia harus kembali mendapatkan hasil pahit. Setelah kalah di laga pertama Grup A menghadapi Korea, Indonesia kembali kalah di laga kedua dari Kazakhstan.
ADVERTISEMENT
Bertanding di Hall A Basket Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/8/2018) malam, Indonesia tampak kesulitan meladeni permainan dari tim basket putri Kazakhstan. Bahkan, pada akhir kuarter ketiga, Indonesia tertinggal cukup jauh atas Kazakhstan, yakni 59-36.
Namun, memasuki kuarter empat, penampilan Indonesia mulai meningkat. Selain karena Kazakhstan yang mulai sedikit mengendurkan permainan, tekanan pun mulai intens diberikan oleh Indonesia. Meminjam istilah dari Andre Yuwandi, asisten pelatih Indonesia, timnya telat panas dalam laga ini.
“Tadi kan awal kami terkena foul trouble, terus di paruh kuarter pertama kami banyak melakukan zone defense, itu ga efektif. Pada saat kami kuarter tiga, kami mulai melakukan perubahan dari zone defense ke man to man. Itu juga sempat bolong, tapi kami siasati dengan double team, membuat lawan bermain cepat. Itu efektif. Tapi ya, waktunya ga banyak lah,” ujar Andre selepas laga.
ADVERTISEMENT
Selain telat panas, dalam pertandingan tersebut, Indonesia juga menunjukkan satu kelemahan yang dieksploitasi betul oleh Kazakhstan: tinggi badan. Beda tinggi badan yang jomplang antara pemain Indonesia dan Kazakhstan sempat membuat para pemain Indonesia tertekan dan kebingungan.
Pertandingan Basket Putri antara Indonesia vs Kazakhstan. (Foto: Lillian SUWANRUMPHA / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan Basket Putri antara Indonesia vs Kazakhstan. (Foto: Lillian SUWANRUMPHA / AFP)
Andre dan pelatihnya pun menyadari hal tersebut. Modifikasi mereka lakukan agar anak-anaknya terlepas dari tekanan tinggi badan para pemain Kazakhstan. Perubahan ini akhirnya bekerja, tapi waktunya terlampau telat sehingga Indonesia menderita kekalahan.
“Tadi awalnya kami udah oke, tapi di tengah-tengah saat kami kena banyak terkena offensive rebound dan banyak terkena second touch points, itu anak-anak seperti bingung. Memang juga tadi ketika kami mengantisipasi dengan zone, tidak berjalan baik,” ujar Andre.
“Tapi, ya, seperti tadi disampaikan pelatih kepala. kami terus bermain, waktu masih panjang, kami main basket saja. Kami coba untuk menemukan ritme permainan. Sempat tidak ketemu ritme yang pas, mulai kuarter empat menuju akhir kami dapat ritmenya dan lawan sedikit cape. Itu jadi keuntungan buat kita,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pertandingan tim basket putri Indonesia melawan Kazakhstan. (Foto: Sandy Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan tim basket putri Indonesia melawan Kazakhstan. (Foto: Sandy Firdaus/kumparan)
Indonesia masih memiliki peluang untuk lolos. Masih ada dua laga sisa yang akan mereka jalani menghadapi Taiwan dan India. Namun, menghadapi Taiwan yang sekarang memuncaki klasemen bukanlah pekerjaan mudah. Hal ini disadari betul oleh Andre.
“Kami masih ada dua game, lawan Taiwan sama India. Kami akan coba satu-satu (memenangi laga tersebut),” ucap Andre.
“Paling penting anak-anak seperti tadi. Sisa laga di kuarter empat kami mulai menunjukkan semangat yang luar biasa. Kami berharap mental terjaga, supaya lawan India nanti kami sudah siap tempur lawan mereka,” katanya menambahkan.