Tugas Khusus untuk Greysia/Apriyani, Owi/Butet, dan Fitriani di Paris

23 Oktober 2018 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Owi/Butet, kebanggaan Indonesia. (Foto: REUTERS/Russell Cheyne)
zoom-in-whitePerbesar
Owi/Butet, kebanggaan Indonesia. (Foto: REUTERS/Russell Cheyne)
ADVERTISEMENT
Minggu, 27 Oktober 2017, dua wakil Indonesia bisa tersenyum lebar di podium turnamen BWF bertajuk Prancis Terbuka. Mereka adalah pasangan ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, dan ganda campuran kawakan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Greysia baru berpasangan dengan Apriyani dan cuma menempati peringkat ke-66 dunia. Di final, dia mampu mengalahkan andalan Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan, dengan skor 21-17 dan 21-15.
Sementara Owi/Butet —panggilan akrab Tontowi/Liliyana— saat itu merupakan ganda peringkat tiga dunia yang membungkam pasangan nomor satu, Zheng Siwei/Chen Qingchen (China), di final dengan skor 22-20 dan 21-15.
Kini, Greysia/Apriyani dan Owi/Butet bersama skuat PBSI lain melancong ke Paris untuk menjajal turnamen serupa yang kini berstatus Super 750. Semua pemain pastinya berharap hasil terbaik. Dan khusus dua nama tersebut, tugas tambahan mereka adalah mengamankan gelar musim lalu.
Bagaimana peluangnya?
Kedua ganda baru memainkan babak pertamanya di hari kedua Prancis Terbuka, Rabu (24/10/2018). Greysia/Apriyani sebagai unggulan keempat turnamen bakal melawan wakil China, Du Yue/Li Yinhui.
ADVERTISEMENT
Menilik head to head, Greysia/Apriyani unggul peringkat dan menyapu bersih kemenangan dalam dua pertemuan dengan Du/Li. Apalagi, Greysia/Apriyani punya bekal cukup baik dengan mencapai semifinal Denmark Terbuka 2018, kurang dari sepekan sebelum Prancis Terbuka 2018.
Jika menyingkirkan Du/Li di babak pertama Prancis Terbuka, maka rintangan utama Greysia/Apriyani selanjutnya (masih) wakil Jepang sebagai skuat ganda putri terkuat saat ini. Ada Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto yang bisa bertemu di perempat final.
Di semifinal, Greysia/Apriyani bisa diadang ganda putri terbaik dunia, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, yang di semifinal Denmark Terbuka menjadikan Greysia/Apriyani sebagai pijakan meraih gelar juara.
Kalau Greysia/Apriyani sukses melakukan balas dendam, pasangan yang menjadi batu sandungan selanjutnya bisa jadi ganda putri nomor dua yang juga berasal dari 'Negeri Sakura', Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.
ADVERTISEMENT
Greysia (kiri) dan Apriyani (kanan) pada laga di Asian Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Greysia (kiri) dan Apriyani (kanan) pada laga di Asian Games 2018. (Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/Puspa Perwitasari)
Nah, berbicara Owi/Butet, keduanya sudah tampil tanpa beban di sisa-sisa turnamen musim ini. Butet sudah 'berpamitan' dengan Odense Sports Park dan menutup penampilan profesional terakhirnya di Denmark.
Di Stade Pierre de Coubertin, Paris, sebagai venue Prancis Terbuka, perpisahan yang manis bisa dirasakan Owi/Butet dengan mempertahankan gelar, lebih dulu harus menyingkirkan Lee Yang/Hsu Ya Ching (Taiwan) di babak pertama.
Barulah musuh berat ada di perempat final, yakni pasangan Jepang peraih titel All England 2018, Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Jika lolos ke semifinal, Zheng Siwei yang kini menjaga takhta ganda campuran bersama Huang Yaqiong bakal menanti Owi/Butet.
Sama seperti Greysia/Apriyani, kemungkinan narasi semifinal Prancis Terbuka bagi Owi/Butet dan Zheng/Huang merupakan ulangan dari semifinal di Denmark. Sayangnya, Owi/Butet kalah dari Zheng/Huang meski telah berjuang tiga gim dengan skor akhir 11-21, 21-19, dan 17-21.
ADVERTISEMENT
"Kondisi fisik mereka (Tontowi/Liliyana) sudah tidak sebagus dulu, recovery tidak secepat saat muda. Tapi setidaknya (di Prancis) bisa sampai semifinal lagi," ujar Richard Mainaky selaku pelatih kepala ganda campuran PBSI.
Manakala revans terjadi, kemungkinan lawan Owi/Butet di final adalah rekan Zheng/Huang, Wang Yilyu/Huang Dongping, yang saat ini merupakan ganda campuran nomor dua dunia, satu peringkat di atas Owi/Butet.
Penampilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di China Terbuka 2018. (Foto: Dok. PBSI)
Adapun tugas Fitriani langsung tersaji di babak pertama. Lawan pemain asal Garut itu adalah He Bingjiao (China), unggulan ketujuh turnamen. He juga punya bekal positif dengan bertahan di semifinal Denmark Terbuka dan sempat mengalahkan Tai Tzu Ying (Taiwan) di Kejuaraan Dunia 2018.
Sementara Fitriani tampil kurang memuaskan sepanjang musim ini. Tunggal putri peringkat 36 dunia itu terakhir kalah di perempat final Taiwan Terbuka Super 300 awal Oktober lalu. Di Indonesia Masters Super 100 akhir September, dia juga tersisih di perempat final.
ADVERTISEMENT
Menurut pelatih kepala tunggal putri PBSI, Minarti Timur, Fitriani telah beradaptasi dengan kondisi lapangan. Keduanya pun telah menganalisis video permainan He Bingjiao.
"Fitriani kemarin (Senin) sudah latihan dan mencoba lapangan, tinggal bagaimana menerapkan strategi saat bertanding. He Bingjiao itu pemain kidal yang bagus, serangannya tajam," kata Minarti kepada kumparanSPORT, Selasa (23/10).
"Fitriani harus lebih rapat dalam bertahan dan begitu ada kesempatan, harus balik menyerang. Terpenting harus bisa mengajak reli," pesannya dari Paris.
Adapun, Fitriani lebih dulu melakoni babak pertama ketimbang Greysia/Apriyani dan Owi/Butet. Perjuangan sekaligus pembuktian Fitriani di laga melawan He Bingjiao berlangsung Selasa (23/10) pukul 17:00 WIB. Wakil tunggal putri lainnya, Gregoria Mariska Tunjung, bakal menantang Lee Chia Hsin (Taiwan) malam WIB.
ADVERTISEMENT