Ultimo Hombre: Peluang Gamer Amatir Indonesia Unjuk Gigi

Gameplay game Dota 2. (Foto: Steam)

Indonesia sudah beberapa kali menjadi tempat dilangsungkannya kompetisi eSport kelas dunia. Hal ini akhirnya menarik perhatian penyelenggara kompetisi lainnya yaitu Ultimo Hombre dari Inggris.

Sebagai perusahaan eSports amatir ternama dari Inggris, Ultimo Hombre bekerjasama dengan AXIS untuk menggadakan event pertama dari seri 'Ultimo Hombre AXIS Pyramid League' yang akan dihelat pada 10-11 Agustus 2018 di The Hall, Senayan City, Senayan City, Jakarta.

Ajang ini dimaksudkan untuk mengumpulkan para gamer dari segala usia dan dari semua level. Dengan mengusung slogan 'Everyone Can Play, Anyone Can Win' (Semua bisa bermain, siapapun bisa menjadi pemenang), Ultimo Hombre AXIS Pyramid League menawarkan pengalaman terbaik bermain game untuk casual gamer maupun pro gamer.

Perusahaan eSports asal Inggris Akan Gelar Kompetisi Game di Indonesia. (Foto: Aditia Nugraha/kumparan)

Di kompetisi ini, akan tersaji games terbaru, teknologi mutakhir, dan console (perangkat) terbaru. Para gamer akan diajak berpartisipasi dalam berbagai seri turnamen yang menyajikan beragam hadiah. Selain itu, nama-nama beken di dunia gaming internasional akan ikut meramaikan.

Games yang akan dipertandingkan adalah Mobile Legends, Defense of the Ancients 2 (DOTA 2), Player Unknown's Battlegrounds (PUBG), dan Counter-Strike: Global Offensive (CSGO).

Dengan game yang tengah digandrungi saat ini dan total hadiah yang mencapai 300 juta, diharapkan bisa mendatangkan seribu gamer yang akan bertanding dalam Ultimo Hombre AXIS Pyramid League dan akan dilengkapi dengan sistem leaderboard (papan klasemen) untuk menghasilkan sang 'Ultimo Hombre' atau 'Orang Terakhir'.

Pada konferensi pers di McGettigan, Kungingan, Jakarta Selatan, Jumat (20/7/2018), perwakilan dari Ultimo Hombre, Gutav Wood, mengaku antusias dengan perkembangan eSport di Indonesia. Oleh karena itu, event ini diadakan agar kompetisi bisa menyasar segala level gamer dan tak hanya untuk mereka yang sudah profesional.

"Kompetisi eSport saat ini lebih berpihak kepada para gamer profesional. Tapi, gamer di level ini hanya mewakili sekitar 1% saja dari dunia gaming. Di setiap negara selalu ada gamer kompetitif yang ingin merasakan pengalaman yang sama dengan para gamer profesional, sayangnya tidak selalu mendapat kesempatan," kata Gustav Wood.