Upaya Agar Olahraga Layar Indonesia Jadi Lebih Baik

1 September 2018 0:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
I Wayan Sujana dan atletnya, Nenni Marlini. (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
I Wayan Sujana dan atletnya, Nenni Marlini. (Foto: Sandi Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Cabang olahraga layar gagal menyumbang medali untuk Indonesia di Asian Games 2018. Catatan minor ini disesali oleh para pelakon olahraga layar Indonesia, tak terkecuali I Wayan Sujana.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (31/8/2018), saat semua nomor di cabor layar melaksanakan perlombaan terakhirnya, Indonesia belum mampu mempersembahkan penampilan ciamik. Bahkan, di nomor RS Mixed One yang menjadi andalan untuk menyabet medali, Indonesia juga gagal.
Hal ini pun menjadi bahan pemikiran sendiri bagi I Wayan Sujana selaku pelatih. Meski sempat mengucapkan bahwa atletnya sudah berusaha dengan maksimal untuk meraih kemenangan, Wayan juga merasa kecewa dengan penampilan para atletnya. Dia menjabarkan kekurangan dari para atletnya di ajang Asian Games 2018 ini.
"Memang di start, kalau lebih bagus lebih depan sendiri. Satu dan dua agak susah, China dan Hong Kong posturnya tinggi-tinggi. Kendalanya, berebutnya kurang berani. Jadi, ya, harus lebih berani. Lalu, kami harus bisa lebih banyak latihan dalam gelombang tinggi, karena di start tidak ada pijakan, jadi tidak bisa diam," ujar Wayan saat diwawancarai seusai perlombaan.
ADVERTISEMENT
"Kami sebenarnya semua sisi sudah diarahkan dan latih. Namun, kunci utamanya, kalau anginnya kencang kalah postur saja. Dari PORLASI sendiri untuk latihan lebih diperketat untuk Sea Games di Manila. Jadi jangan sampai istirahat, kalau negara lain di luar negeri terus ke mana-mana latihannya. Kalau kami latihannya di kampung sendiri terus, jadi susah, jago kampung jadinya," tambahnya.
Tapi, Wayan juga tidak hanya mengemukakan evaluasi bagi anak didiknya. Ia juga sedikit menyoroti minimnya bantuan yang diberikan untuk pelatihan atletnya di ajang Asian Games 2018 ini. Contohnya, fasilitas yang kurang mumpuni, dengan peralatan yang baru datang hanya seminggu sebelum perlombaan dimulai dan hanya dicoba oleh atlet dalam waktu tiga hari.
Perahu layar Asian Games 2018. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Perahu layar Asian Games 2018. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
Wayan juga merasa bahwa para atletnya ini kurang jam terbang. Jam terbang dan pengalaman ini didapat dari seringnya seorang atlet mengikuti kejuaraan internasional dan mengadakan try out di luar negeri. Dia berharap, ke depan hal ini lebih diperhatikan, sehingga layar bisa menyumbang prestasi untuk Indonesia di ajang internasional.
ADVERTISEMENT
"Kalau melihat atlet lain, satu orang punya tiga alat. Kalau layar itu kelihatannya memang sama, tapi lekuk itu beda. Perahu juga gitu papannya. Tak ada satu bulan waktunya, sehingga atlet yang ada sekarang minim penguasaan alat baru," ungkap Wayan.
"Lalu, kalau kita ingin mengembalikan budaya medali, ya adakan try out. Perrhatikan juga peralatan baru untuk atlet. Pelatnas, gizi bagus, hotel, juga perlu diperhatikan, agar kesehatan dan istirahatnya terjaga. Sekarang bukannya jelek, tapi kurang saja. Itu yang menyebabkan kita kalah. Uang saku usahakan juga on time-lah. Masa mereka harus permasalahkan yang begitu," katanya menambahkan.