Usai Asian Para Games, Miftahul Pilih Main Catur Saja

9 Oktober 2018 15:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah (tengah) berunding dengan perangkat pertandingan sebelum bertanding di kelas kelas 52 kg blind judo Asian Para Games 2018 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10). (Foto: ANTARA FOTO/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
zoom-in-whitePerbesar
Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah (tengah) berunding dengan perangkat pertandingan sebelum bertanding di kelas kelas 52 kg blind judo Asian Para Games 2018 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10). (Foto: ANTARA FOTO/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
ADVERTISEMENT
Saat ditanya apakah akan tetap menggeluti cabang olahraga (cabor) judo jika hijab boleh dipakai saat bertanding, Miftahul Jannah menggeleng mantap. Atlet disabilitas vision impairment (tunanetra) asal Aceh itu tegas mejawab tidak.
ADVERTISEMENT
"Karena Miftah (begitu Miftahul disapa, red) sudah berkomitmen akan berusaha menjadi atlet catur," ucap Miftahul kepada awak media yang mengerubunginya di GBK Arena, Selasa (9/10/2018).
Dalam sesi jumpa pers itu, Miftah sekali lagi menegaskan prinsipnya: Ia tak akan membuka hijab sesuai prinsip agama, meskipun hanya di matras pertandingan. Pada Senin (8/10), kehadirannya di lapangan pun bermodal keinginan tulus Miftah untuk membela negara.
Sepanjang menjadi judoka, Miftah pernah menyegel medali di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016 di Bandung.
"Miftah sudah tahu ada aturan buka hijab ketika pertandingan dimulai, tapi menerobos dan menantang aturan itu karena ingin pertahankan prinsip, juga untuk (mewakili) atlet lain pertahankan hijabnya," kata atlet kelahiran 4 Mei 1997 itu.
ADVERTISEMENT
"Antara prinsip dan regulasi, dua-duanya harus dihormati. Miftah tahu (regulasi), tapi saya pikir masih ada peluang untuk tampil," aku Miftah.
Maka, dengan aturan dari International Judo Federation (IJF) Nomor 4 Artikel 4 soal larangan penutup kepala (termasuk hijab), atlet berusia 21 tahun itu memutuskan meninggalkan cabor judo. Caturlah yang menjadi pelabuhan barunya.
Bukan tanpa alasan, olahraga asah otak itu sudah dikenal Miftah sejak umur 4 tahun lewat orang tuanya. Bahkan, Miftah sudah mengalahkan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi saat diundang ke rumah dinas menteri, Senin (8/10) malam WIB.
Konferensi pers Menpora dan Atlet Judo Miftahul Jannah di GBK Arena, Selasa (9/10/2018). (Foto: Karina N/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Menpora dan Atlet Judo Miftahul Jannah di GBK Arena, Selasa (9/10/2018). (Foto: Karina N/kumparan)
"Miftah mulai mengikuti turnamen catur di umur 6 tahun dan alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Hobi yang sangat Miftah cintai yaitu catur. Catur itu bagaikan sahabat Miftah, jadi ingin mengabdi lagi kepada catur," katanya.
ADVERTISEMENT
Adapun, terlepas dari keputusan Miftah untuk meninggalkan cabor judo, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga terus berupaya agar hijab modifikasi bisa diterima di cabor judo.
Di luar judo, sudah ada cabor bela diri yang membolehkan penggunaan hijab yakni karate dan taekwondo. Di karate, ada  catatan diperbolehkan asal tidak menutupi area tenggorokan. Renang, menjadi salah satu cabor lain yang juga 'ramah' terhadap atlet wanita dengan komitmen berhijab.