Usai Berlaga di Panas Terik, Djokovic Kritik Industri Tenis

19 Januari 2018 12:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Djokovic di babak kedua Australia Terbuka. (Foto: Reuters/Thomas Peter)
zoom-in-whitePerbesar
Djokovic di babak kedua Australia Terbuka. (Foto: Reuters/Thomas Peter)
ADVERTISEMENT
Tidak ada nama Novak Djokovic pada daftar petenis yang bertanding di babak ketiga Australia Terbuka 2018 hari ini, Jumat (19/1/2018). Petenis unggulan ke-14 asal Serbia itu sudah berlaga kemarin (18/1) dan baru akan turun ke lapangan lagi besok (20/1) menghadapi unggulan ke-21 asal Spanyol, Albert Ramos-Vinolas. Namun, bukan berarti tak ada cerita yang bisa dipetik dari juara Australia Terbuka enam kali ini.
ADVERTISEMENT
Sejak awal pun Djokovic sudah membuat heboh gelaran Australia Terbuka tahun ini dengan munculnya berita ancaman boikot yang diprakarsainya. Belakangan, pria 30 tahun ini membantahnya. Walau begitu, persepsi sudah kadung terbentuk dan wacana penambahan uang hadiah yang diusungnya sudah dibahas di mana-mana.
Namun, Djokovic tak berhenti di situ. Bermula dari laga babak keduanya menghadapi petenis non-unggulan asal Prancis, Gael Monfils, The Joker kembali melontarkan kritik pedasnya.
Perlu diketahui sebelumnya bahwa pada laga menghadapi Monfils itu, Djokovic harus berlaga selama empat set. Bertanding di Rod Laver Arena, petenis kelahiran Beograd itu sempat tertinggal 4-6 di set pertama sebelum menyapu bersih tiga set berikut dengan kemenangan 6-3, 6-1, dan 6-3.
Adapun, yang membuat Djokovic kesal bukan karena dia dibuat kesulitan oleh Monfils, melainkan karena dia harus bermain di suhu yang mencapai 39o celcius selama 2 jam 45 menit. Seusai laga, seteru berat Andy Murray ini pun buka suara.
ADVERTISEMENT
"Kondisinya benar-benar brutal. Kami berdua kesulitan. Sepertinya dia kesulitan di akhir-akhir set kedua dan di keseluruhan set ketiga. Di situlah kemudian aku berhasil mengunggulinya. Benar-benar berat bagi kami untuk menyelesaikan pertandingan," ujar Djokovic soal pertandingannya dengan Monfils itu.
Selanjutnya, Djokovic pun berbicara panjang lebar soal bagaimana olahraga tenis belum memperhatikan dengan baik kondisi kesehatan para atletnya.
"Olahraga kami sudah menjadi industri. Bahkan, unsur industrinya sudah semakin kuat dibanding unsur olahraganya," buka Djokovic.
"Kadang-kadang, aku merasa tidak nyaman dengan situasi itu. Tentu saja, kami semua terberkati dengan adanya kompensasi finansial yang melimpah sehingga kami bisa hidup enak. Aku merasa bersyukur untuk itu."
"Akan tetapi, di saat yang bersamaan, yang terpenting bagi kami adalah kesehatan dan apa yang bakal terjadi kepada kami setelah karier kami habis, setelah kami berusia 30, 35. Ada banyak pemain yang sudah tak bisa lagi berjalan, berlari, atau berlari kecil. Mereka semua menderita, entah itu karena alasan kesehatan maupun psikologis."
ADVERTISEMENT
Lawan Djokovic di babak kedua, Monfils. (Foto: Reuters/Thomas Peter)
zoom-in-whitePerbesar
Lawan Djokovic di babak kedua, Monfils. (Foto: Reuters/Thomas Peter)
"Kalian harus mengerti apa yang dialami para pemain. Tidak ada indikasi bahwa kami akan menjalani musim yang lebih pendek dan semacamnya. Yang ada justru event yang terus bertambah, baik itu resmi maupun tidak."
"Rasanya, dari perspektif pemain, kami selalu diburu-buru. Kami harus selalu berlaga di turnamen wajib. Kami punya tantangan berat untuk mempertahankan raihan poin karena itu bakal memengaruhi segalanya. Setiap pekannya, kami selalu menjadi bagian dari dinamika olahraga ini dan terkadang, itu semua terasa berlebihan."
"Akan tetapi, di saat yang bersamaan, itu adalah pilihan kami, sehingga aku tak mau terdengar seperti orang yang tak tahu diuntung. Justru sebaliknya, aku sangat bahagia. Namun, aku juga berpikir bahwa seharusnya, ada perubahan aturan atau dispensasi tertentu apabila kondisi kesehatan pemain sudah terancam," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Gael Monfils juga ikut angkat bicara, meski apa yang diucapkannya tidak sepanjang Djokovic. Di sini, petenis Prancis itu mengomentari soal ramalan cuaca yang menyebut bahwa dalam beberapa hari ke depan, suhu di Melbourne bisa mencapai 42o celcius.
"Wah, aku cuma bisa bilang semoga mereka beruntung," kata Monfils. "Siapa yang kondisinya paling fit, dialah yang bakal jadi pemenang dan kupikir, itu sudah cukup adil. Ya, kami memang membahayakan tubuh kami. Bermainlah yang cerdas saja. Aku tidak akan pernah menyerah, tetapi kalau ada yang harus menyerah di tengah-tengah laga, itu juga bukan sesuatu yang memalukan."