"Valentino Rossi adalah Contoh Sempurna untuk Para Pebalap Muda"

8 Januari 2018 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rossi sebelum turun di GP Aragon. (Foto: Jure Makovec/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Rossi sebelum turun di GP Aragon. (Foto: Jure Makovec/AFP)
ADVERTISEMENT
Berbicara soal Valentino Rossi seolah tak pernah ada habisnya. Sebagai satu-satunya pebalap yang masih aktif mengaspal di usia 36 tahun itu, Rossi selalu saja memiliki hal yang layak untuk diperbincangkan.
ADVERTISEMENT
Musim 2017 lalu, di mana menjadi tahun ke-17 The Doctor menjalani karier balapan di kelas premier MotoGP, Rossi kembali melakukan sebuah hal yang membuatnya pantas dinilai sebagai salah satu pebalap yang penuh dedikasi pada dunia balap motor paling mentereng sejagat ini.
Rossi, seperti yang kita ketahui sempat mengalami kecelakaan pada 31 Agustus 2017 silam. Nahasnya, kecelakaan itu bukan ia dapatkan ketika berada di lintasan balap MotoGP melainkan terjadi saat ia menjajal motorcross. Insiden itu membuat tulang tibia dan fibula kanan Rossi patah dan harus menjalani operasi.
Rossi pun dikabarkan harus beristirahat selama 40 hari dan melewatkan balapan di GP Misano. Akan tetapi, dengan heroiknya Rossi kembali menunggangi motor M1-nya di kualifikasi GP Aragon, hanya 22 hari pasca-mengalami cedera itu.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi masih dalam pemulihan dan harus menahan rasa sakit, Rossi mampu meraih posisi start dari urutan ketiga. Kehebatan Rossi terus dipertontonkan saat race berlangsung, di mana ia bisa berada di posisi kedua selama setengah balapan. Meskipun, pada akhirnya Rossi harus puas finis di posisi kelima.
Setelah aksi heroiknya di GP Aragon, Rossi sempat terjatuh di GP Jepang. Namun, ia kembali menunjukkan kebolehannya dengan meraih podium pertama usai cedera pada GP Australia, saat itu ia finis di posisi kedua.
Juara dunia sembilan kali itu memang tampil impresif di beberapa balapan usai cedera. Walaupun pada akhirnya Rossi tidak tampil terlalu kompetitif di sisa seri musim 2017 dan hanya menempati urutan kelima di klasemen akhir. Namun, hasil akhir nampaknya tidak melulu jadi patokan bagaimana seorang pebalap bisa menjadi sosok yang dihormati dan disegani.
ADVERTISEMENT
Hal itulah yang disampaikan oleh Davide Brivio, mantan manajer tim Yamaha pada musim 2010 itu mengatakan bahwa Rossi membuktikan dirinya tidak kehilangan hasrat untuk terus membalap usai kembali dari cedera patah kaki. Selain itu, motivasi yang Rossi tunjukkan diharapkan Brivio menjadi contoh bagi genarasi muda.
"Valentino (Rossi) selalu mengejutkan saya, tapi pada kesempatan ini yang paling mengejutkan saya adalah motivasi yang harus dia dapatkan lebih awal. Maksud saya, Anda akan berpikir setelah karier yang begitu lama, memenangi semua yang telah dimenanginya, melewatkan satu balapan lagi seharusnya tidak membuat perbedaan besar, bukan?" ungkap Brivio, yang saat ini menjadi manajer tim Suzuki, seperti dilansir Crash.
"Namun, sebaliknya dia bekerja sangat keras dan berusaha keras untuk kembali satu balapan lebih awal. Saya selalu bilang Rossi adalah model yang harus dipelajari dan saya berharap pebalap muda melihat apa yang dia lakukan dan mencoba untuk mendapatkan beberapa motivasi," tambahnya.
ADVERTISEMENT
"Mereka harus mengambil contoh dari semangat dan motivasi yang dimilikinya untuk membalap. Saya senang untuk itu, saya harap banyak pembalap lain akan melihatnya dan mengikuti!," pungkas Brivio.
Well, Rossi memang tidak menjadi juara MotoGP musim lalu. Namun, dedikasi yang ditunjukkan olehnya menjadi sesuatu yang tak kalah penting, sebagai jalan menjadi pebalap yang akan dikenang sepanjang masa. Kini, Rossi dengan semua sisa tenagnya masih akan melanjutkan kariernya