5 Reaksi Tubuh saat Sedang Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

3 Januari 2019 10:51 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cinta pada pandangan pertama. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cinta pada pandangan pertama. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Manusia pada dasarnya tak pernah tahu kapan rasa cinta akan datang. Cinta biasa datang dengan sebab yang beragam.
ADVERTISEMENT
Seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Para pemikir terdahulu menyebut perasaan itu adalah wujud dari berkah sang pencipta yang unik. Mereka percaya, rasa cinta seseorang dengan orang lainnya seperti mukjizat atau keajaiban.
Bila sudah demikian, manusia tak bisa mengelak. Mereka hanya bisa merasa dan bereaksi. Reaksi-reaksi tersebut pada dasarnya cukup beragam dan mampu mengubah laku hidup siapapun yang mengalaminya.
kumparan mengulas reaksi tubuh manusia saat mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama. Seperti apa saja reaksinya, simak dalam daftar berikut:
1. Zat dopamine melimpah dalam otak
Ilustrasi Sel otak (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sel otak (Foto: Thinstock)
Merujuk pada penelitian antropolog Amerika Serikat, Helen Fisher, seorang yang sedang jatuh cinta memiliki kadar dopamine yang melimpah di otaknya. Hal tersebut Fisher lihat dari sejumlah relawan yang dipindai otak mereka olehnya.
ADVERTISEMENT
Tingginya kadar dopamine dalam otak manusia cenderung membuatnya kecanduan dan terobsesi dengan seseorang yang mereka cintai. Oleh karena, dopamine disetarakan dengan amfetamin yang kerap membuat manusia merasa kecanduan.
Akibatnya, ada beberapa aktivitas hidup manusia yang tak berjalan sebagaimana mestinya. Seperti, tidak fokus bekerja, tidak fokus beraktivitas, dan terus terobsesi dengan seseorang yang dicintai.
2. Sulit tidur
Insomnia (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Insomnia (Foto: Thinkstock )
Kadar dopamine yang tinggi dalam otak membuat seseorang merasa senang. Merujuk pada laman psychology today, dopamine adalah zat kimia yang mampu mengarahkan bagaimana seseorang berlaku.
Akan tetapi, ada kalanya terakumulasinya dopamine dalam otak membuat seseorang sulit untuk tidur. Berulang kali mata dipejamkan, tapi bayang seseorang justru yang terus muncul.
3. Selalu terbayang orang yang dicintai
Ilustrasi cinta (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cinta (Foto: Pixabay)
Orang yang jatuh cinta biasa disebut sebagai passionate lover. Mereka cenderung akan terus menerus memikirkan individu yang dicintai. Dalam setiap tindakan, bayangan orang tersebut bisa saja muncul.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, para passionate lover juga mengingat apapun yang dilakukan atau yang dikatakan oleh orang yang dicintainya.
4. Perasaan bergemuruh seperti volcano
Ilustrasi api cinta yang membara. (Foto: Geralt/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi api cinta yang membara. (Foto: Geralt/Pixabay)
Jatuh cinta pada pandangan pertama bisa dialami siapa pun dan pada usia kapan pun. Namun, bila mereka yang mengalami berada pada usia muda, ada kecenderungan untuk mengalami volcano feeling.
Menurut psikolog Dian Wisnu, perasaan tersebut akan membuat hati seseorang bergemuruh kala bertemu atau mengingat seseorang yang dicintainya.
“Misalnya gimana kayak deg-degan gitu ya, terus sensasi. Sensasi di tubuh itu rasanya lain. Misalnya jadi pengin dekat, tapi malu mau dekat gitu. Jadi dia menggebu-gebu, meledak-ledak gitu ya. Kayak pengin selalu dekat terus, pengin berdekatan secara fisik, pengin lihat terus,” Dian menyebutkan kepada kumparan, Rabu (26/12)
ADVERTISEMENT
5. Terus excited
Ilustrasi perempuan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan (Foto: Thinkstock)
Ada kalanya seseorang merasa tidak doyan makan dan minum, tidak bisa tidur, dan tidak enak melakukan sesuatu kala sedang jatuh cinta. Hal tersebut jamak terjadi meski cinta seharusnya mendatangkan rasa bahagia dan aura positif.
“Harusnya jatuh cinta itu membuat orang jadi lebih positif bukan jadi lebih negatif. Kalau itu jadi negatif maka sebenarnya perlu dipertanyakan cinta itu menyakitkan atau menyenangkan bagi dirinya. Jadi dianggap cinta itu kayak disease ya,” ungkap Dian.
Dian menegaskan, sudah semestinya cinta tidak menyakitkan seseorang. Cinta harusnya bisa menyenangkan satu sama lain. Bila seseorang justru menjadi sakit, maka perlu dipertanyakan rasa cintanya itu.
“Jadi kalau orang merasakan kok gue jadi enggak bisa makan, tidur, harus bertanya lagi sama dirinya,” pungkas Dian.
ADVERTISEMENT
-----------------------------------------
Simak ulasan lengkap konten spesial kumparan dengan follow topik Cinta Pandangan Pertama.