5 Tips agar Terhindar dari Sindrom Bridezilla Jelang Pernikahan

16 Mei 2018 9:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cemas menjelang pernikahan (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cemas menjelang pernikahan (Foto: Dok. Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, khususnya kaum hawa, mengurus dan mempersiapkan pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Besarnya tanggung jawab yang dipikul rentan membuat calon pengantin perempuan merasa stres dan tertekan.
ADVERTISEMENT
Menjelang pernikahan, calon pengantin perempuan cenderung jadi lebih sensitif. Dalam beberapa kasus, perempuan jadi sering menangis dan marah akibat hal sepele.
Dalam bahasa sederhana, 'fenomena' ini disebut sebagai Bridezilla Syndrome.
Untuk lebih mengenal sindrom yang satu ini, kumparanSTYLE telah berbincang bersama psikolog Pingkan C. B. Rumondor, M. Psi.
"Istilah bridezilla syndrome bukan istilah resmi dalam ilmu psikologi. Dalam kehidupan sehari-hari Bridezilla syndrome (BS) sering dipakai untuk menggambarkan calon pengantin wanita (CPW) yang tantrum (marah-marah/menangis) ke vendor, pasangan, bridesmaid, atau keluarga saat keinginannya tidak tercapai," jelas anggota Departemen Fakultas Psikologi Universitas Bina Nusantara ini, saat dihubungi kumparanSTYLE pada Sabtu (12/5).
Dijelaskan Pingkan, sindrom bridezilla sendiri disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti stres dan peran gender.
ADVERTISEMENT
Stres menjelang pernikahan bisa disebabkan oleh tuntutan untuk menampilkan yang terbaik, tampil sempurna, hingga ekspektasi yang terlalu tinggi. Selain itu, perempuan cenderung jadi seksi sibuk.
Peran gender ambil bagian dalam hal ini. "Persiapan pernikahan lebih banyak dikerjakan oleh perempuan dan menjadi tanggung jawab perempuan dibandingkan lelaki. Tanggung jawab ini bisa menimbulkan stres tersendiri bagi calon pengantin," sambung Co-Founder Komunitas Cinta Setara (@cintasetara) ini lagi.
Lantas, adakah cara yang bisa dilakukan untuk menghindarkan diri dari sindrom Bridezilla?
1. Rencanakan pernikahan jauh-jauh hari
Pingkan menyarankan Anda untuk merencanakan pernikahan sejak jauh-jauh hari. Persiapan yang matang otomatis akan menghindarkan Anda dari stres dan tekanan yang tak perlu. Persiapan pun bisa dilakukan dengan tenang dan tak terburu-buru.
ADVERTISEMENT
2. Komunikasikan dengan pasangan
Selain itu, komunikasi lancar dengan pasangan jadi kunci penting untuk menghindari perselisihan. Jangan lupa untuk melakukan delegasi tugas yang jelas sedari awal.
Cemas menjelang pernikahan  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cemas menjelang pernikahan (Foto: Thinkstock)
3. Bagi peran dengan pasangan dan keluarga
Bagi peran dan tugas sejak awal bersama pasangan dan keluarga. Sebagai perempuan yang hendak menikah, sadari bahwa Anda tak bisa mengatur segala hal sendirian.
4. Berhenti jadi control freak
Untuk Anda si perfeksionis, sadari pula bahwa akan selalu ada hal yang tak bisa dikontrol dan berada di luar kendali Anda. Memaksakan diri hanya akan menambah stres dan tekanan dalam diri.
5. Realistis
"Pikir lagi alasan menikah dan mengadakan pesta pernikahan, ubah indikatornya menjadi indikator yang lebih realistik. Misalnya, membuat pesta pernikahan untuk 'merayakan awal pembentukan keluarga dengan orang yang saya cintai', bukan kepuasan tamu," tutup Pingkan.
ADVERTISEMENT