55 Persen Perempuan Operasi Plastik karena Ingin Cantik saat Selfie

22 Maret 2019 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan selfie Foto: dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan selfie Foto: dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak ingin tampil cantik dan sempurna saat berfoto atau melakukan selfie? Hampir setiap orang, termasuk perempuan tentu ingin menunjukkan tampilan terbaiknya saat bergaya di depan kamera. Berbagai cara bisa dilakukan, mulai dari menambahkan filter, menemukan angle yang menarik, hingga melakukan hal yang lebih ekstrem seperti operasi plastik.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Facial Plastic and Reconstructive Surgery (AAFPRS) pada tahun 2017 memaparkan, terdapat 55 persen pasien mengungkapkan kepada ahli bedah plastik bahwa mereka menginginkan hasil operasi yang baik agar terlihat lebih cantik saat melakukan selfie.
Padahal, setelah melakukan prosedur invasif, wajah tak akan langsung terlihat sempurna secara seketika. Ada efek samping yang akan terjadi pada wajah berupa lebam yang diakibatkan oleh pemotongan atau penyayatan jaringan. Seperti yang terjadi pada pasien yang melakukan operasi plastik, facelift, dan sedot lemak.
“Karena ada pemotongan jaringan yang terjadi pada prosedur invasif, risiko yang harus ditanggung oleh pasien menjadi lebih besar, seperti terjadinya inflamasi atau peradangan lokal. Namun efek yang terjadi setelah proses bedah atau invasif adalah reaksi normal yang diberikan oleh tubuh karena ada jaringan yang terbuka,” ungkap dr. Olivia Ong, spesialis estetika dan anti-aging kepada kumparan saat diwawancarai melalui telepon.
Ilustrasi operasi plastik. Foto: Shutterstock
Kulit kencang dan halus memang merupakan idaman semua perempuan. Karena itu banyak perempuan yang rela melakukan berbagai hal dan mengeluarkan banyak uang untuk merawat kulit dengan skin care hingga melakukan berbagai tindakan yang lebih jauh, seperti prosedur medis.
ADVERTISEMENT
Prosedur medis itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu prosedur invasif dan non-invasif. Prosedur medis yang biasa dilakukan oleh para perempuan, kebanyakan adalah bedah plastik yang termasuk dalam kategori prosedur invasif. Prosedur ini adalah sebuah tindakan pembedahan yang langsung mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh, seperti penyayatan atau pemotongan pada jaringan.
Saat ini, banyak perempuan yang semakin peduli terhadap penampilan. Karena itu, banyak dari mereka yang mengubah penampilan pada wajah dan tubuh agar terlihat lebih sempurna dengan melakukan operasi plastik.
Ilustrasi suntik botox. Foto: Shutterstock
Namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, dunia medis dan kecantikan juga ikut berkembang. Hal tersebut membuat tindakan untuk merawat kulit tidak hanya dapat dilakukan dengan bedah plastik, tetapi ada berbagai bentuk lainnya, seperti prosedur non-invasif. Prosedur yang biasa disebut dengan bedah kosmetik ini merupakan bentuk perawatan konservatif yang tidak memerlukan sayatan ke dalam tubuh atau pengangkatan jaringan dengan mengandalkan kecanggihan teknologi tanpa ada proses pembedahan. Sehingga risiko untuk kulit terluka atau lebam sangat sedikit.
ADVERTISEMENT
Untuk menggantikan proses facelift misalnya, para perempuan kini bisa memilih opsi threadlift. Sebuah tindakan non-invasif yang bisa mengencangkan kulit dengan menggunakan teknik tanam benang tanpa melakukan proses bedah.
Teknik non-invasif lainnya adalah botoks, yaitu perawatan anti-penuaan yang menyuntikkan toksin dari bakteri yang disebut clostridium botulinum. Bakteri ini jika disuntikkan dengan dosis kecil dapat menghilangkan kerutan kulit tanpa meninggalkan efek samping.
Perawatan anti-penuaan berikutnya yang tidak berbahaya adalah filler. Sebuah pilihan aman bagi para perempuan yang ingin menghilangkan tanda-tanda penuaan seperti garis senyuman dan kerutan dahi. Proses dari filler adalah mengisi daerah-daerah rentan kendur untuk mengendalikan volume dan kekencangan natural wajah menggunakan cairan khusus.
Sederet prosedur kecantikan pun dilakukan Foto: Thinkstockphotos
Dengan adanya kecanggihan teknologi yang sudah merambah dunia medis dan kecantikan, perempuan bisa mendapatkan perawatan kecantikan tanpa harus merasakan efek samping berlebihan akibat proses bedah yang kini sudah menjadi teknik kuno.
ADVERTISEMENT
Selain berisiko tinggi, prosedur perawatan kecantikan secara invasif juga memiliki serangkaian tahapan yang rumit. Pasien harus menjalani cek kesehatan secara menyeluruh, mulai dari cek darah, tekanan, darah hingga riwayat penyakit sesuai dengan SOP pembedahan pada umumnya. Sedangkan untuk perawatan secara non-invasif, pasien hanya akan melakukan konsultasi dan anastesi seperti melakukan perawatan kecantikan biasa.
dr. Olivia Ong juga menyarankan agar perempuan lebih cermat dalam memilih perawatan kecantikan. Perempuan juga harus banyak membaca tentang informasi seputar perawatan yang akan mereka lakukan agar tidak kaget dengan reaksi yang akan dihasilkan oleh tubuh pasca perawatan.
"Perempuan harus lebih rajin merawat kulit sedini mungkin agar kerusakan atau permasalahan yang sering dialami oleh kulit bisa diatasi dengan lebih mudah dan tidak perlu melalui proses operasi plastik atau yang lain,” tutup dr. Olivia Ong.
ADVERTISEMENT