6 Tantangan Ini Akan Dilalui Pasangan yang Baru Menikah

15 Mei 2018 9:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pernikahan (Foto: Metrophoto Official Account - Instagram)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pernikahan (Foto: Metrophoto Official Account - Instagram)
ADVERTISEMENT
Menikah dan membangun bahtera rumah tangga yang bahagia bersama pasangan hidup tentunya jadi hal yang diimpikan sebagian besar orang.
ADVERTISEMENT
Sekilas, mempersiapkan pesta pernikahan jadi aktivitas menyenangkan sekaligus menantang bagi pasangan yang hendak menikah. Menyusun rencana bulan madu pun jadi hal yang seru untuk dilakukan.
Namun sayangnya, euforia pesta pernikahan seringkali membuat banyak pasangan terlena dan 'salah fokus'. Calon pengantin cenderung mengabaikan hal-hal dasar yang sesungguhnya jauh lebih penting ketimbang pesta yang hanya berlangsung sehari saja.
Menikah mengurangi resiko demensia. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Menikah mengurangi resiko demensia. (Foto: Pixabay)
Padahal, calon pengantin juga seharusnya fokus mempersiapkan mental guna menghadapi tantangan yang justru akan ditemui setelah menikah. Inilah yang jadi cikal-bakal lahirnya anggapan 'tahun awal merupakan masa tersulit dalam pernikahan'.
Benarkah demikian?
Psikolog Pingkan C. B. Rumondor, M. Psi., membenarkan hal ini. "Iya, secara teori 2 tahun pertama adalah masa adaptasi yang paling berat dalam pernikahan," jelas anggota Departemen Fakultas Psikologi Universitas Bina Nusantara ini, saat dihubungi kumparanSTYLE (kumparan.com) pada Sabtu (12/5).
ADVERTISEMENT
"Kenapa? Karena dalam dua tahun, pasangan beradaptasi menjalankan peran suami dan istri. Apalagi kalau dalam dua tahun punya anak pertama, maka mereka beradaptasi jadi orangtua," sambungnya lagi.
Ditutur Pingkan, ada beberapa hal yang masih dipelajari bersama oleh pengantin baru. Apa saja?
1. Kebiasan mengatur rumah
"Soal kebiasaan. Setelah menikah, ternyata suami berantakan, istri rapi, hal ini bisa jadi mengejutkan, bahkan jadi sumber konflik," contoh Pingkan.
2. Finansial
Masalah finansial juga jadi isu sensitif di masa awal pernikahan. Terlebih untuk pasangan yang tak pernah membahas hal ini dengan serius sebelum menikah.
"Suami dan istri bisa menilai uang secara berbeda, sesuai kebiasaan keluarga mereka masing masing," terangnya. Maka tidaklah mengherankan, jika adaptasi keuangan bisa berkembang jadi masalah jika tak mampu dilalui dengan baik.
Ilustrasi pernikahan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pernikahan. (Foto: Thinkstock)
3. Interaksi dengan keluarga besar
ADVERTISEMENT
Setelah menikah, masing-masing individu akan menjadi bagian dari keluarga yang baru. Pasangan harus pintar-pintar membagi waktu antara keluarga kandung dan keluarga barunya. Tak jarang, masalah interaksi dan intensitas komunikasi antar keluarga jadi tantangan tersendiri.
4. Pembentukan nilai baru dalam keluarga
"Pada dua tahun pertama, biasanya pasangan mulai kembali 'berkenalan' dan membangun nilai keluarga mereka sendiri, terlepas dari nilai keluarga asal mereka," tutur Pingkan.
Dalam hal ini, Anda dan pasangan dituntut untuk mahir berkomunikasi dan membangun team work yang baik. Diskusikan dengan matang, konsep keluarga seperti apa yang hendak Anda bangun bersama pasangan?
Ilustrasi keluarga. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga. (Foto: Thinkstock)
5. Anak
Diskusi dan kompromi masalah anak akan dilalui setiap pasangan yang menikah. Berapa anak yang Anda inginkan? Lak-laki atau perempuan?
ADVERTISEMENT
Berapa jarak usia ideal antara anak pertama dan kedua? Pola asuh seperti apa yang akan Anda terapkan dalam mendidik anak?
6. Pembagian peran
Siapa yang mencari nafkah setelah menikah sangat menentukan peran dalam keluarga. Jika yang bekerja hanya suami, maka Anda otomatis berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah secara full.
Namun, hal ini tentu akan berbeda jika Anda dan suami sama-sama bekerja.
Siapa yang akan menangani urusan rumah? Teamwork dan kekompakan Anda akan diuji dalam hal ini.