news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

7 Tradisi Pernikahan Unik di Dunia

10 September 2017 16:06 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pernikahan Bella dan Engku Emran (Foto: Instagram @faisalnasimuddin)
zoom-in-whitePerbesar
Pernikahan Bella dan Engku Emran (Foto: Instagram @faisalnasimuddin)
ADVERTISEMENT
Pernikahan Laudya Chintya Bella dan Engku Emran kental dengan tradisi Melayu. Acara yang dihelat di Bella tampak anggun mengenakan setelan gaun jilbab berwarna putih. Duduk di sampingnya, sang suami mengenakan pakaian putih dengan setelan Melayu lengkap disertai keris. Keduanya menjalani momen “Bersanding” yaitu duduk di kursi pengantin membelakangi dekorasi bunga yang jamak ditemui di pernikahan-pernikahan Malaysia.
ADVERTISEMENT
Pernikahan bukan hanya ikrar kesetiaan antara dua anak manusia yang berlangsung lewat satu dua patah kata. Momen berharga ini menjadi perayaan yang kental dengan balutan tradisi. Mulai makanan, pakaian, hingga upacaranya menyiratkan pesan. Setiap langkah yang dilakoni oleh kedua pengantin ditanamkan sebuah makna sebagai bentuk harapan baik.
Pernikahan sebagai laku budaya ada di setiap kebudayaan di seluruh dunia. Di Indonesia, kita mengenal ragam tradisi dan budaya yang mewujud dalam rangkaian panjang upacara pernikahan. Lalu bagaimana di belahan dunia lainnya?
India, Pernikahan Layaknya Festival
Pernikahan adalah hajatan besar dalam masyarakat India. Mereka akan mendedikasikan seluruh ornamen budaya seperti pernak-pernik hingga tarian dalam acara pernikahan. Tak ayal, pernikahan di India terkesan seperti festival karena dihadiri 500 hingga 1000 orang dengan dandanan warna-warni dan tarian meriah.
ADVERTISEMENT
Secara berurutan, proses pernikahan di India dimulai dari acara tunangan yang mempertemukan kedua keluarga mempelai. Upacara bernama Mehendi ini digelar di rumah mempelai perempuan diisi dengan acara adat tukar cincin dan seserahan.
Hajatan pernikahan di India. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Hajatan pernikahan di India. (Foto: Wikimedia Commons)
Sejak acara Mehendi, pengantin perempuan sudah didandani dengan pernak-pernik khas. Pergelangan leher, telapak tangan, pergelangan kaki, dan pinggul tidak lepas dari pernak-pernik logam yang menjadi ciri khas pakaian adat perempuan India.
Pelaksanaan hari pernikahan diisi dengan upacara Var Mala. Upacara ini berisi mengalungkan bunga satu sama lain sebagai simbol bahwa mempelai perempuan menerima calon laki-laki sebagai suami.
Yang khas di India adalah adat mengambil sepatu. Mempelai perempuan mengambil sepatu mempelai laki-laki saat masuk ke mimbar pengantin. Pengantin laki-laki harus menyogok agar sepatunya dapat dikembalikan.
ADVERTISEMENT
Ikrar Janji Suci Meminum Sake di Jepang
Jepang masih menjunjung kepercayaan Shinto dalam melaksanakan pernikahan. Pernikahan orang Jepang diselenggarakan di Kuil Shinto dengan pakaian tradisional.
Pengantin perempuan akan dilukis dengan cat putih di sekujur tubuh untuk menandakan dirinya masih gadis. Ia juga mengenakan kimono berwarna putih dan sebuah ikat kepala. Topi putih wajib dikenakan oleh pengantin perempuan sebagai simbol bahwa ia menyembunyikan “tanduk kecemburuan” terhadap ibu mertua dan perwujudan bahwa dirinya siap menjadi istri yang patuh.
Tradisi minum sake di pernikahan (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi minum sake di pernikahan (Foto: Flickr)
Simbol penyatuan dua insan ditandai dengan minum sake bersama. Seruputan pertama menandai bahwa keduanya telah resmi menjadi pasangan hidup.
Dalam tradisi Jepang bernama san-san kudo, mempelai laki-laki dan perempuan akan menyeruput sebanyak tiga kali dari nampan sake. Orang tua penganting juga ikut melakukan hal yang sama untuk menandai bahwa penyatuan tidak hanya milik kedua mempelai, tapi kedua keluarga.
ADVERTISEMENT
Di Jamaika, Yang Menikah Dua Orang, Yang Ribet Satu Kampung
Bagi warga Jamaika, setiap upacara pernikahan adalah hajatan bersama. Seluruh warga masyarakat akan turun tangan untuk ikut andil dalam pelaksanaan hari pernikahan. Setiap warga menyumbangkan tenaganya.
Pada saat hari berlangsungnya pernikahan, setiap orang akan berkumpul di jalan untuk melihat pengantin perempuan dan menilai penampilannya. Jika pengantin perempuan tidak didandani dengan prima, makan publik akan melontarkan kekecawaannya. Masyarakat merasa memiliki hajatan tersebut dan menginginkan pengantin perempuan tampil sempurna.
Resepsi pernikahan dihelat di rumah pengantin perempuan. Pernikahan diwarnai pernak-pernik meriah yang terdiri dari daun kelapa dan bunga. Sebagai jamuan, berbagai kue dipersiapkan baik oleh yang punya hajat maupun masyarakat setempat. Kue yang wajib disajikan adalah dark cake yang diolah dari buah-buahan yang dicampur rum.
ADVERTISEMENT
Kue dan hiasan khas negara tropis ini semakin meriah dengan tarian Quadrille. Tarian ini adalah produk kebudayaan Karibia yang sering digunakan dalam pesta para budak jaman dahulu.
Pengantin Memotong Kayu di Jerman
Seremoni pernikahan orang Jerman telah dimulai sejak lahir. Setelah melahirkan, orang tua akan menanam kayu sebagai bentuk harapan bahwa kelak ia akan tumbuh dan berguna. Jika sudah dewasa dan siap menikah, kayu akan dijual sebagai modal biaya pernikahan.
Pengantin memotong kayu di Jerman (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Pengantin memotong kayu di Jerman (Foto: Flickr)
Ketika waktunya menikah, kayu juga tidak bisa dilepaskan dari tradisi orang Jerman. Hari pernikahan akan diisi oleh sebuah seremoni potong kayu. Pengantin akan diuji di hadapan para tamu undangan untuk bisa memotong satu bilah kayu dengan gergaji dua sisi. Acara ini dimaknai sebagai unjuk kekompakan pengantin yang baru menikah agar mereka bisa melalui tantangan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Afrika Selatan
Seremoni pernikahan di Afrika Selatan adalah campuran antara budaya kuno Afrika dan peradaban Eropa sebagai dampak penjajahan Inggris. Pengantin dari Afsel mengenakan pakaian Eropa dan acara keagamaan Katolik tanpa meninggalkan tradisi-tradisi khas Afrika.
Corak Afrika masih tersisa di hidangan dan dekorasi. Jamuan makanan disebut dengan Karamu. Sesi Karamu akan dipimpin oleh laki-laki yang dituakan dari mempelai laki-laki dan perempuan sekaligus memberi nasihat pernikahan.
Bumbu yang menjadi bahan baku hidangan adalah lemon, cuka, lada, dan madu. Keempat bumbu ini menjadi simbol empat sisi berbeda dari cita rasa yang ditangkap di lidah. Keempat bumbu dimakan bersama-sama pengantin. Makna dari seremoni ini adalah harapan bahwa pengantin dapat terus bersama apapun yang dirasakan dalam pernikahan, baik dalam pahit, asam, dan manisnya kehidupan.
ADVERTISEMENT
Tradisi dilanjutkan dengan membawa api dari rumah kedua mempelai ke rumah baru mereka. Makna dari tradisi ini adalah untuk menyalakan api dalam hari kedua mempelai untuk menghidupi rumah baru mereka.
Seserahan Mewah Pengantin Laki-laki Iran
Meski Iran saat ini didominasi pemeluk Syiah, tradisi pernikahan masih menggenggam tradisi Zoroastrianisme yang dipeluk nenek moyang mereka pada era Persia. Mereka berpakaian jas dan gaun layaknya orang barat. Mengucapkan ikrar sesuai kepercayaan mereka. Dan juga menjalani tradisi kuno.
Tradisi pernikahan Iran yang masih dijaga. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi pernikahan Iran yang masih dijaga. (Foto: Wikimedia Commons)
Pengantin laki-laki Iran akan direpotkan oleh persiapan seserahan yang begitu banyak yang biasa disebut khoncheh. Mereka akan menempatkan begitu banyak seserahan di hadapan mempelai perempuan sekaligus keluarganya. Nampan besar yang menjadi tempat sesrerahan bernama tabagh.
ADVERTISEMENT
Seserahan menjadi simbol penting dalam struktur masyarakat Iran. Jumlah seserahan akan menentukan bagaimana laki-laki dihormati di mata masyarakat.
Swedia
Beberapa budaya melanggengkan dominasi kaum laki-laki di rumah tangga. Sementara masyarakat lainnya membiarkan perempuan menjadi nakhoda keluarga. Tapi, Swedia punya tradisi lain. Upacara pernikahan bukan sekadar menjadi momen janji suci. Momen pernikahan menentukan siapa yang akan menjadi penentu keputusan di rumah.
Pernikahan di Swedia berlangsung seperti pernikahan gaya Eropa pada umumnya. Jas dan gaun yang indah. Dekorasi meriah di altar. Keduanya menjadi gambaran pernikahan layaknya negeri dongeng.
Selain pemberkatan dan pembacaan ikrar, pernikahan di gereja juga menentukan siapa yang akan mengontrol rumah tangga. Caranya, siapa yang masuk ke gereja pertama kali, dia akan diberi mandat sebagai pengambil keputusan. Pihak yang masuk ke gereja pertama kali akan “disumpah” di depan altar dan harus meneriakkan dengan lantang bahwa dirinya bersedia mengemban tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Namun tradisi yang mengandalkan keberuntungan ini jarang dipakai. Meski demikian, masyarakat Swedia masih menjunjung kesetaraan dengan memberi ruang kedua mempelai siapa yang akan menjadi nakhoda rumah tangga tanpa melanggengkan dominasi gender.
Ketujuh tradisi di atas belum seberapa dibanding keragaman budaya yang menubuh di acara pernikahan di seluruh dunia.