Agama Baru Penduduk Bumi: Tak Beragama

9 Juni 2017 15:53 WIB
Ateisme (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ateisme (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Semakin modern dunia ini, peran agama semakin tidak relevan. Betulkah demikian?
ADVERTISEMENT
Yang jelas, angka orang-orang yang memilih melepaskan diri dengan ketuhanan semakin naik dari tahun ke tahun.
Entah seseorang menyebut dirinya ateis, agnostik, atau yang tak ambil pusing dengan sebutan apa yang harus ia sematkan terhadap status keberagamaannya, angka mereka secara global disebut-sebut menjadi yang paling tinggi persentase kenaikannya.
Hal itu dinyatakan dalam studi yang dilakukan National Geographic, yang menyebut orang-orang tersebut dengan sebutan religious nones. Penyebutan ini untuk mengategorikan sebutan ateis maupun agnostik yang terkadang membingungkan.
Sebenarnya, ada pemahaman sederhana untuk menjelaskan kategorisasi tersebut. Ateis adalah sebutan bagi mereka yang tak percaya pada keberadaan Tuhan. Sementara agnostik, menurut kamus Merriam Webster, adalah orang-orang yang memiliki pemahaman bahwa ada tidaknya Tuhan tidak dapat diketahui.
ADVERTISEMENT
Dua hal ini menimbulkan kemuculan empat spektrum, yaitu 1) mereka yang ateis-agnostik: orang yang tak percaya Tuhan namun tidak yakin apakah Tuhan benar tak ada atau mungkin ada; 2) ateis-gnostik yang percaya Tuhan tak ada dan tahu bahwa Tuhan memang tidak ada; 3) teis-agnostik yang percaya bahwa Tuhan ada namun tak bisa mengetahui secara pasti benar tidaknya pemahamannya; 4) teis-gnostik, yang percaya bahwa Tuhan ada dan tahu bahwa Tuhan memang benar-benar ada.
Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa teis-ateis adalah permasalahan kepercayaan. Orang bisa percaya maupun tak percaya Tuhan ada. Ini berdampak pada tindakan orang-orang tersebut. Teis akan melakukan tindakan yang diperintahkan oleh Tuhan, sementara ateis tidak.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, gnostik-agnostik adalah masalah yang berbuntut pada pengetahuan --bagi gnostik, mereka tahu bahwa Tuhan ada atau tidak ada, karena mereka punya bukti-bukti untuk membuktikannya; sementara agnostik cenderung tak bisa memutuskan kepercayaannya benar atau tidak karena ia menganggap ada tidaknya Tuhan tak bisa diketahui.
Jumlah orang-orang yang disebut sebagai religious nones --ateis-gnostik, ateis-agnostik, maupun yang tidak mengafiliasikan diri dengan agama-- tersebut meningkat, terutama di belahan bumi Amerika Utara dan di seluruh Eropa. Menurut laporan National Geographic yang didasarkan dari penelitian PewResearch tersebut, mereka yang tidak mengafiliasikan diri dengan agama tertentu itu telah menjadi kelompok keagamaan kedua terbanyak di Amerika Utara dan Eropa.
Di Amerika Serikat, orang-orang yang tergabung dalam religious nones tersebut mencapai 22,8 persen, atau sekitar 71 juta orang. Angka tersebut naik 6,7 persen dari perhitungan yang sama di tahun 2007. Di negeri tersebut, jumlah religious nones sudah lebih banyak ketimbang pemeluk Katolik, Protestan, maupun agama lain selain Kristen --termasuk Islam dan Buddha.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Ateis (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ateis (Foto: Thinkstock)
Fakta-fakta lebih mencengangkan ditemui juga di Prancis, Selandia Baru, dan Belanda. Menurut studi yang sama, persentase religious nones akan mengalahkan jumlah persentase pemeluk agama apapun di negara tersebut dalam beberapa tahun mendatang. Misalnya saja, di Belanda saat ini pemeluk Kristen memiliki presentase 44 persen, sedangkan mereka yang religious nones mencapai 41 persen.
Negara-negara seperti Inggris dan Australia pun akan mengikuti negara-negara tersebut apabila tren yang terjadi saat ini terus bertahan.
Sementara itu, popularitas agama justru naik di beberapa belahan bumi lainnya. Yang terbesar adalah di negara-negara Sub Sahara Afrika seperti Angola, Chad, Kongo, Etiopia, hingga Ghana yang memiliki pertumbuhan penduduk terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Studi dari PewResearch mengatakan bahwa jumlah orang-orang beragama dari negara-negara ini saja akan mampu mengalahkan jumlah ateis di seluruh dunia. Ini pula salah satu penyebab mengapa di tahun 2070 jumlah orang Islam akan menjadi yang terbanyak di dunia.