Alasan Pentingnya Peran Perempuan sebagai Agen Perdamaian Dunia

17 November 2018 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan di Peacekeeping Operations United Nations (Foto: United Nations Peacekeeping (peacekeeping.un.org))
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan di Peacekeeping Operations United Nations (Foto: United Nations Peacekeeping (peacekeeping.un.org))
ADVERTISEMENT
Di beberapa tahun belakangan ini, berbagai organisasi besar dunia kian berkomitmen untuk semakin memajukan, melindungi, dan memberdayakan perempuan. Salah satunya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), atau United Nations, dalam usahanya untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sebuah operasi perdamaian dunia.
ADVERTISEMENT
Partisipasi perempuan dalam misi-misi perdamaian dunia masih terbilang relatif rendah jika dibandingkan dengan laki-laki. Di PBB sendiri, perempuan amatlah dibutuhkan dalam ruang lingkup yang luas, mulai dari militer, polisi, hingga pelayanan masyarakat.
Dilansir World Economic Forum, pada sebuah makalah milik SIPRI Policy Paper bertajuk ‘Trends in Women’s Participation in UN, EU and OSCE Peace Operations’ dipaparkan bahwa untuk ranah militer sendiri, proporsi perempuan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang semula berada di angka 1,9 persen, menjadi 3,9 persen.
Namun sayang, partisipasi perempuan untuk operasi perdamaian (Peacekeeping operations) justru menurun dari 29,8 persen ke 28,2 persen, antara tahun 2008 dan 2017.
Perempuan di Peacekeeping Operations United Nations (Foto: United Nations Peacekeeping (peacekeeping.un.org))
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan di Peacekeeping Operations United Nations (Foto: United Nations Peacekeeping (peacekeeping.un.org))
Hal serupa tentang pentingnya perempuan dalam peacekeeping operations juga pernah diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, di acara Indonesian Women’s Forum yang berlangsung beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
“Banyaknya konflik di dunia yang sering membuat perempuan jadi korban utama ini, harus kita balik. Perempuan justru harus bisa jadi agen perdamaian,” papar Menlu Retno.
Perempuan di Peacekeeping Operations United Nations (Foto: United Nations Peacekeeping (peacekeeping.un.org))
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan di Peacekeeping Operations United Nations (Foto: United Nations Peacekeeping (peacekeeping.un.org))
“Indonesia adalah satu satu negara terbesar kontributor dalam peacekeeping operation. Kita ingin menambah jumlah perempuan dalam peacekeeping operation di Indonesia dan dunia,” tambahnya.
Menlu Retno pun menjelaskan, perlu diperbanyaknya peran perempuan dalam peacekeeping operations ini, salah satunya adalah untuk kebutuhan healing atau proses penyembuhan dari trauma konflik atau perang. Perempuan cenderung lebih nyaman untuk membagikan cerita-ceritanya kepada sesama perempuan. Sehingga, amat dibutuhkan tambahan peacekeepers perempuan untuk proses mental healing dan pelayanan masyarakat.
Perempuan di Peacekeeping Operations United Nations (Foto: United Nations Peacekeeping (peacekeeping.un.org))
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan di Peacekeeping Operations United Nations (Foto: United Nations Peacekeeping (peacekeeping.un.org))
“Ini merupakan langkah utama bagi perempuan sebagai agen perdamaian dan toleransi,” tegasnya.
Hal ini membuat PBB menggarisbawahi pentingnya memfokuskan tak hanya persoalan peningkatan rasio perempuan dibanding laki-laki, namun juga meningkatkan jumlah perempuan untuk berpartisipasi sebagai agen perdamaian.
ADVERTISEMENT