Alasan Tak Perlu Gengsi Gelar Pesta Pernikahan Sederhana

26 Januari 2019 10:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tirtha Bridal (Foto: IG: @tirthabridal)
zoom-in-whitePerbesar
Tirtha Bridal (Foto: IG: @tirthabridal)
ADVERTISEMENT
Gengsi seringkali jadi faktor utama milenial menggelar resepsi pernikahan besar-besaran.
ADVERTISEMENT
Tak puas rasanya bila tidak mengenakan gaun pengantin rancangan desainer ternama di hari pernikahan. Jika memungkinkan, pesta pernikahan haruslah digelar di hotel berbintang atau di lokasi outdoor yang sedang hits.
Dekorasi pesta pun tak boleh biasa-biasa saja, harus spesifik dan tematik agar tampak maksimal dan instagramable saat di foto.
Sayangnya, keinginan menggelar resepsi mewah seringkali tak seiring dengan kemampuan finansial yang memadai. Tak sedikit pasangan yang memaksakan diri meminta sokongan dana dari orangtua, mencicil kepada vendor, bahkan hutang kesana-kemari demi memuaskan gengsi.
Hal ini amat disayangkan perencana keuangan dan & edukator Prita Ghozie.
Pernikahan (Foto: Dok. Bridestory)
zoom-in-whitePerbesar
Pernikahan (Foto: Dok. Bridestory)
Menurutnya, pola perilaku ini sangat berbahaya terhadap kesehatan finansial keluarga di masa depan.
"Perempuan yang akan menikah harus tahu needs versus wants. Masalahnya ketika memaksakan diri (menggelar pesta besar-besaran), Anda dan pasangan bisa memasuki pernikahan dengan penuh beban," ujarnya saat berkunjung ke kantor kumparanSTYLE, Jakarta Selatan, pada Kamis (24/1).
ADVERTISEMENT
"Padahal kalau mau menahan diri sedikit saja, Anda juga tetap bisa memiliki pernikahan yang indah, tapi memang tidak akan sebesar yang dibayangkan. Toh nantinya bisa digantikan dengan banyak hal. Misalnya honeymoon," sarannya lagi.
Di mata pendiri ZAP Finance ini, yang terpenting adalah prosesi akad nikah. Besar kecilnya resepsi bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pengantin. Jika memang mampu dan punya dana lebih, menggelar resepsi mewah tak ada salahnya.
Penting untuk diingat, kehidupan yang sesungguhnya berawal tepat setelah keriuhan pesta pernikahan usai.
Saat mengarungi bahtera rumah tangga, Anda akan berhadapan dengan tagihan yang tiada habisnya. Anda harus sigap menyisihkan bujet persalinan anak, biaya popok dan susu, dana pendidikan, kesehatan, hingga asuransi jiwa. Belum lagi biaya renovasi rumah, kendaraan, dan kebutuhan dasar lainnya.
ADVERTISEMENT
Jadi secara finansial, tidaklah bijak menghabiskan dana ratusan juta hingga miliaran demi mendapat pengakuan sosial di hari pernikahan.
Pernikahan Baim Wong dan Paula Verhoeven (Foto: Instagram @weddingku/@davidsalimphotography)
zoom-in-whitePerbesar
Pernikahan Baim Wong dan Paula Verhoeven (Foto: Instagram @weddingku/@davidsalimphotography)
Jika ingin berhemat, tak ada salahnya hanya menggelar prosesi akad nikah saja. Anda bisa memaksimalkannya dengan gaun, dekorasi, katering, dan jumlah tamu undangan.
"Yang penting jangan sampai lelaki cicil mahar. Untuk resepsi, jangan sampai berlebihan dan foya-foya, lalu pusing di kemudian hari. Nikah itu yang mahal hanya gengsinya," tutup Prita.