Atalia Kamil: Perempuan Tidak Boleh Terbelenggu Cinderella Syndrome

25 April 2019 20:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atalia Kamil dalam acara Inspirasi Perempuan untuk Indonesia, Rabu (24/4) di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat. Foto: dok. Avissa Harness/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Atalia Kamil dalam acara Inspirasi Perempuan untuk Indonesia, Rabu (24/4) di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat. Foto: dok. Avissa Harness/ kumparan
ADVERTISEMENT
Perempuan Indonesia tidak boleh terbelenggu dalam Cinderella syndrome. Di mana mereka terima begitu saja untuk mengurus kebutuhan domestik dan menunggu pangeran berkuda datang untuk menikahi mereka," pernyataan tegas ini disampaikan oleh Atalia Kamil, istri Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada forum perempuan bertajuk Inspirasi Perempuan untuk Indonesia yang diselenggarakan oleh PT Paragon Technology and Innovation (PTI) pada Rabu (24/4), di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Selain Atalia Kamil, forum ini juga dihadiri oleh tiga pembicara dari berbagai bidang, yaitu pendiri dan CEO PTI, Nurhayati Subakat; Najelaa Shihab, praktisi pendidikan dan pendiri organisasi Keluarga Kita; dan Septi Peni Wulandani, pendiri Institut Ibu Profesional. Topik utama yang dibahas dalam diskusi ini adalah sejauh mana perempuan telah berkontribusi dalam membangun perubahan besar untuk Indonesia.
Salah satu topik menarik adalah yang disampaikan oleh Atalia Kamil soal misinya membantu dan memberdayakan perempuan lewat program Sekoper Cinta.
Di Jawa Barat, angka perceraian yang disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga masih sangat tinggi. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dalam satu tahun bisa menangani hingga 100 kasus di tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Untuk menanggapi hal ini, perempuan bernama lengkap Atalia Praratya Kamil ini membuat sebuah program bernama Sekolah Perempuan Mencapai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta). Sebuah program untuk mengedukasi perempuan agar mereka lebih tahu potensi diri masing-masing dan bisa menentukan pilihan hidup mereka sendiri.
Acara Wardah Inspirasi Perempuan Indonesia. Foto: Avissa Harness Rizki Utama/kumparan
“Ketika menjadi istri walikota dan sekarang gubernur, saya melihat banyak sekali kasus perceraian yang disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga di Jawa Barat. Dari situ saya berpikir bahwa kita harus melakukan sesuatu. Selama ini kami terinspirasi dari Dewi Sartika yang membuat Sakola Istri pada tahun 1904 dan banyak juga sekolah untuk ibu dan perempuan yang hadir di kalangan masyarakat, ada di Poso, Gresik, Lombok dan lain sebagainya. Oleh karena itu kami akhirnya membuat program Sekoper Cinta ini,” ungkap Atalia.
ADVERTISEMENT
Menurut Atalia, di kota-kota besar memang tidak begitu terlihat tingginya kekerasan terhadap perempuan. Tetapi jika kita secara jeli menilik di wilayah-wilayah kecil, banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi oleh perempuan. Mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan orang tua terhadap anak, hingga pernikahan anak.
Ridwan Kamil dan sang istri Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Saat ini, program Sekoper Cinta telah didukung penuh oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kementerian Kesetaraan Gender Korea Selatan. Atalia mengungkapkan bahwa di tahun 2019 ini, ia dan suaminya Ridwan Kamil memiliki target untuk bisa mengajak 2.700 perempuan dari 27 desa di Jawa Barat untuk mengikuti pelatihan dari Sekoper Cinta. Menurut Atalia, ini merupakan tantangan tersendiri baginya dan tim Sekoper Cinta. Karena bukanlah hal yang mudah meyakinkan banyak pihak untuk sama-sama bekerja membuat suatu perubahan.
ADVERTISEMENT
“Tantangan membuat program seperti ini adalah meyakinkan orang lain. Meyakinkan berbagai sektor, baik dari pemerintahan ataupun masyarakat luas. Dan yang paling sulit adalah bagaimana meyakinkan perempuan-perempuan ini agar mau belajar, mau untuk melangkah ke depan sehingga mereka dapat menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan,” tutur Atalia.