news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Atasi Trauma Bencana Alam dengan 5 Cara ini

16 Desember 2017 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menolong satu sama lain. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menolong satu sama lain. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bencana alam tentu akan meninggalkan sebuah trauma tersendiri pada diri seseorang. Seberapa sering kamu mengalami bencana alam, hal itu akan tetap meninggalkan ketakutan dan kecemasan pada diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, terkadang banyak orang yang berusaha dan memaksakan diri mereka untuk tetap tenang. Padahal, keadaan emosional yang sedang dalam masa terkejut dan panik bisa membuat jantungmu sesak.
Namun, tak perlu khawatir. Dilansir Stuff, berikut cara mengatasi keadaan emosional di saat kamu mengalami kejadian mengejutkan, seperti bencana alam:
1. Pahamilah Mengapa Kamu Terkejut
Menangis adalah upaya penguatan diri. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Menangis adalah upaya penguatan diri. (Foto: Thinkstock)
Menurut The New Zealand Psychlogical Society, gempa bumi dapat menyebabkan stres yang lebih besar dari bencana lainnya. Tidak sepeti banjir atau tsunami, gempa bumi terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan.
Karena gempa bumi sangat tidak dapat diprediksi, kamu akan merasa linglung dan kaget. Inilah alasan yang memancing dirimu untuk trauma.
2. Siapkan Dirimu dalam Kemungkinan Terburuk
Ilustrasi tetap tenang. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tetap tenang. (Foto: Pixabay)
Saat gempa berakhir, kamu akan memastikan pada diri sendiri bahwa ‘semua sudah berakhir dan baik-baik saja’.
ADVERTISEMENT
Namun, kamu harus tetap menyiapkan mental untuk gempa susulan selanjutnya. Buatlah dirimu mengantisipasi keadaan terburuk yang mungkin akan terjadi lagi.
“Dengan mengantisipasi, dapat membuat kita yakin untuk lebih aman dan menerima risiko,” jelas Duncan Thomson, seorang psikolog dari Kapiti Coast.
Dengan menerima keadaan dan kemungkinan, kamu akan mendapatkan kontrol atas dirimu lagi.
3. Berhenti untuk Melakukan Aktivitas
Ilustrasi depresi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi depresi. (Foto: Thinkstock)
Trauma dan stres setelah bencana dapat meninggalkan luka emosional selama berhari-hari. Apabila situasi sudah dinyatakan aman dan kamu dapat kembali untuk bekerja serta sekolah, pastikan kondisi emosimu sudah kembali dalam keadaan stabil.
Jika dirimu masih dalam keadaan ketakutan, maka jangan paksakan untuk beraktivitas.
Jika dirimu masih dalam kondisi ketakutan, maka jangan paksakan untuk beraktivitas. "Setiap orang mengatasi keadaan trauma dengan cara yang berbeda-beda," terang Thomson.
ADVERTISEMENT
Mendahulukan dirimu harus menjadi prioritas. Komitmen lainnya dapat menunggu.
4. Beri Dukungan pada Orang Lain
Mendengarkan Curahan Hati Anak (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mendengarkan Curahan Hati Anak (Foto: thinkstock)
Menurut Victim Support, seseorang yang tidak didukung dalam mengatasi masalah emosionalnya, seringkali akan mengalami depresi. Dalam keadaan krisis seperti ini, dukunglah satu sama lain.
"Hal yang paling menguntungkan adalah memiliki koneksi sosial. Dengan berkomunikasi, setiap orang akan mudah untuk mengatasi trauma masing-masing," jelas Thomson.
Terutama untuk anak-anak, menjadi hal yang wajar apabila mereka bereaksi dengan hal yang tak terduga.
Menurut KidsHealth, anak kecil belajar mengatasi berbagai hal dengan meniru orangtua dan apa yang dikatakan media. Apabila orangtua panik, maka kemungkinan besar anak pun akan ketakutan.
“Pikirkan dengan baik apa yang akan kamu katakan di depan anakmu. Jelaskan dengan baik tentang gempa bumi dan cara mengatasinya,” tutur Thomson.
ADVERTISEMENT
Tetaplah tenang demi anakmu.
5. Mintalah Bantuan
Ilustrasi Anak Ketakutan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Ketakutan (Foto: Thinkstock)
Apabila trauma itu berkelanjutan dan membuatmu kesulitan tidur hingga mengarah kepada depresi, maka carilah bantuan.
Kamu dapat bercerita kepada orang terdekat dan apabila hal itu tak membantu, maka carilah bantuan pada tenaga profesional, seperti psikolog dan ahli terapi.
Mari kenali dirimu dan atasi trauma setelah bencana dengan baik. Sehingga, kesehatan emosionalmu akan baik-baik saja.