Batal Show di Palu, Didiet Maulana Ingin Gelar Malam Penggalangan Dana

1 Oktober 2018 10:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Didiet Maulana (Foto: Dok. Didiet Maulana)
zoom-in-whitePerbesar
Didiet Maulana (Foto: Dok. Didiet Maulana)
ADVERTISEMENT
Duka mendalam terkait musibah tsunami Palu dan gempa di Donggala, Sulawesi Tengah juga tengah dirasakan oleh desainer Didiet Maulana. Pasalnya, Didiet dan para pengrajin tenun Donggala dijadwalkan untuk menggelar fashion show pada tanggal 9 Oktober mendatang di Hotel Mercure Palu. Acara tersebut sudah dipastikan gagal karena tidak hanya lokasi fashion show yang kini telah porak poranda akibat gempa dan tsunami, tetapi hingga kini Didiet juga belum bisa tersambung dengan para tim dan pengrajin di Palu dan Donggala.
ADVERTISEMENT
Acara fashion show yang telah direncanakan tersebut memang bertujuan untuk mempromosikan kain tenun Donggala. Didiet yang terkenal akan kecintaannya dalam mengusung kain-kain khas Indonesia dalam setiap karyanya, kali ini mendapat kesempatan untuk membantu pengrajin kain tenun Donggala. Dengan IKAT Indonesia, ia telah menyiapkan 10 tampilan kain tenun Donggala untuk fashion show tersebut.
Tenun Donggala merupakan kain tenun asli dari Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah yang dalam bahasa Kaili disebut buya sabe atau kain sutra. Buya sabe memiliki tekstur yang cenderung kaku dengan warna-warna gelap, seperti merah hati, biru tua, dan ungu tua.
Proses pembuatan Tenun Donggala (Foto: dok. Didiet Maulana)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan Tenun Donggala (Foto: dok. Didiet Maulana)
Awalnya, tenun Donggala hanya boleh dikenakan oleh kaum bangsawan karena dianggap sebagai kain mewah. Namun seiring berjalannya waktu, kini tenun Donggala dapat digunakan oleh masyarakat luas sebagai pakaian resmi untuk pesta, upacara kematian, hingga pakaian sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Menurut Didiet Maulana, tenun Donggala sendiri merupakan salah satu kain khas Indonesia yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan. Tekstur kainnya halus dan motifnya diambil dari benda-benda sekitar yang ada di Donggala, seperti bunga dan makanan khas Donggala atau Palu.
Kain tenun Donggala berbentuk gedogan atau kain panjang yang harus disambung terlebih dahulu, baru bisa dikreasikan. Zaman dulu, untuk memberikan kesan mewah, pengrajin kerap mengkombinasikan benang emas dan perak dalam pembuatan tenun Donggala yang kemudian dijadikan sebagai selendang dan sarung.
Sekitar dua bulan yang lalu pada bulan Agustus, Didiet Maulana mendapat arahan dari istri Wakil Presiden, Mufida Jusuf Kalla dan Yanti Airlangga dari Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) agar dapat membantu para perajin tenun Donggala meningkatkan kualitas produksi kain-kain mereka.
ADVERTISEMENT
Mereka kemudian menggandeng 10 pengrajin tenun untuk melakukan fashion show. Selain itu, Didiet juga memberdayakan pemuda-pemuda SMK udalam hal pemanfaatan media sosial untuk memperkenalkan tenun Donggala kepada dunia.
Para perajin Tenun Donggala yang terdampak tsunami dan gempa di Palu dan Donggala (Foto: dok. Didiet Maulana)
zoom-in-whitePerbesar
Para perajin Tenun Donggala yang terdampak tsunami dan gempa di Palu dan Donggala (Foto: dok. Didiet Maulana)
Saat merencanakan show ini, Didiet pun mulai rutin mengunjungi Palu dan Donggala untuk memberikan pelatihan persiapan fashion show kepada para pengrajin, desainer lokal, dan tim perwakilan dari pemuda-pemuda SMK di Palu dan Donggala.
“Tujuan utama dari fashion show tersebut adalah untuk mengangkat tenun Donggala agar semakin dikenal oleh banyak orang dan membantu meningkatkan kualitas produksi kain tenun Donggala,” tuturnya.
Namun gempa dan tsunami yang menimpa Palu dan Donggala membuat Didiet dan tim harus menunda acara tersebut. Meski begitu, Didiet tidak lantas putus asa untuk membantu melestarikan kain tenun Donggala. Ia berencana mengubah konsep fashion show menjadi malam penggalangan dana. “Saya ingin mengubah konsep pertunjukan yang tadinya hanya sebatas fashion show saja menjadi malam penggalangan dana untuk Donggala. Jadi nanti uang yang terkumpul akan digunakan untuk membantu proses penanganan dan penyelamatan awal bagi para pengrajin d isana,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian menambahkan, sebagai bentuk kontribusinya terhadap para pengrajin, ke depannya ia dan tim akan membuat satu program tetap dan berkelanjutan guna membantu membangun dan melestarikan kembali tenun Donggala.
Tercatat hingga Minggu (30/9) malam, data korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala yang dikumpulkan oleh Mabes Polri sudah mencapai 1.203 jiwa.