news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Batasi Konsumsi Protein Jika Tak Ingin Alami 10 Gangguan Kesehatan Ini

21 Agustus 2017 12:27 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sumber protein (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber protein (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Untuk membentuk badan yang ideal, kebanyakan dari kalian agaknya lebih mengutamakan mengkonsumsi protein dan menurunkan porsi karbohidrat.
ADVERTISEMENT
Protein seringkali dihubungkan dengan pembentukan otot tubuh. Banyak yang beranggapan jika semakin banyak protein yang dikonsumsi, maka semakin bagus juga otot tubuh yang terbentuk.
Namun, persepsi ini nampaknya harus diluruskan. Sejatinya, apapun yang berlebihan itu tidaklah baik bagi kesehatan tubuh, termasuk dalam hal mengkonsumsi protein yang terlalu banyak.
Dilansir The Daily Meal, mengkonsumsi protein yang terlalu banyak bisa mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan. Bukan melangsingkan, konsumsi protein berlebih justru bisa menyebabkan penimbunan lemak di perut.
Bagi kamu yang gemar mengkonsumsi protein dalam jumlah banyak, maka perhatikan ulasan berikut mengenai dampak dari terlalu banyak mengkonsumsi protein:
1. Protein Disimpan menjadi Lemak
Peningkatan Berat Badan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Peningkatan Berat Badan (Foto: Thinkstock)
Sama halnya dengan kebanyakan nutrisi lainnya, tubuh akan menyerap kelebihan protein dan menyimpannya sebagai lemak untuk selanjutnya dikeluarkan sebagaisebuah energi. Namun, jika kelebihan protein ini tidak bisa disimpan sepenuhnya, maka sisa kalori akan diubah menjadi lemak.
ADVERTISEMENT
2. Ginjal Dipaksa Bekerja Lebih Cepat
Ilustrasi Sakit Ginjal (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sakit Ginjal (Foto: Thinkstock)
Saat kamu mencerna protein, maka ginjal akan bekerja untuk menghilangkan produk yang terpakai oleh tubuh. Jadi, ketika kamu menelan sejumlah protein dalam porsi banyak, maka ginjal bisa menjadi stres dan dipaksa bekerja lebih cepat dari biasanya. Jika hal ini terus terjadi, maka dapat menyebabkan penyakit ginjal.
3. Sering Merasa Haus
Ilustrasi Merasa Haus (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Merasa Haus (Foto: Thinkstock)
Sering merasa haus merupakan sebuah pertanda yang menunjukkann jika ada sesuatu yang terjadi pada ginjal kamu. Tubuh akan menafsirkan kelebihan protein sebagai dehidrasi. Oleh karena itu, kamu pun akan terus merasa haus saat mengkonsumsi protein dalam jumlah banyak. Rasa haus ini bisa diindikasikan sebagai gejala awal penyakit ginjal.
4. Bau Mulut
Ilustrasi bau mulut (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bau mulut (Foto: Thinkstock)
Bau mulut atau halitosis rupanya tak hanya disebabkan oleh adanya kerusakan gigi,namun ternyata kelebihan konsumsi protein juga bisa sebabkan bau mulut, terutama dalam konsumsi protein hewani. Terlalu banyak makan daging bisa membuat mulut mengeluarkan aroma yang tak sedap akibat bakteri yang bisa tumbuh dari daging yang kamu makan.
ADVERTISEMENT
5. Perut Kembung
Perut Kembung (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Perut Kembung (Foto: Thinkstock)
Setiap makanan dengan kandungan protein yang sangat tinggi cenderung menyebabkan gangguan pencernaan. Karena sistem metabolisme tubuh dipaksa bekerja lebih ekstra untuk memecah protein dalam melepaskan protein sebagai kalori. Proses ini pun akan menyebabkan perut menjadi kembung. Hindari konsumsi protein berlebih jika tak ingin merasakan kembung.
6. Merasa Mual
Merasa Mual (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Merasa Mual (Foto: Thinkstock)
Tak hanya kembung saja, konsumsi protein terlau banyak juga bisa menyebabkan perut merasa mual. Bila enzim pencernaan kamu tidak bisa mengikuti banyaknya protein yang diasup, maka mual pun bisa terjadi. Makanan berprotein tinggi tidak mudah dicerna oleh perut, hal ini pun yang akan memicu rasa mual dan kembung secara bersamaan.
7. Merasa Depresi
Merasa Depresi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Merasa Depresi (Foto: Thinkstock)
Jika kamu lebih memperbanyak konsumsi protein dan mengurangi asupan karbohidrat, maka sama saja dengan kamu menekan hormon serotonin, hormon yang bisa mengatur mood atau perasaan bahagia. Kekurangan karbohidrat tentu bisa membuat seseorang merasa depresi akibat kurangnya hormon serotonin yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
8. Merasa Lelah
Merasa lelah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Merasa lelah (Foto: Thinkstock)
Sumber energi paling utama adalah karbohidrat. Dengan kamu mengurangi asupan karbohidrat dan lebih menambah jumlah asupan protein, maka rasa lelah pun akan mudah kamu rasakan. Metabolisme tubuh pun juga akan melambat karena kurangnya energi yang dihasilkan. Tubuh harus mendapatkan asupan karbohidrat lebih dulu sebelum kamu mulai mengkonsumsi makanan yang tinggi protein.
9. Kadar Gula Darah Bisa Meningkat
Ilustrasi diabetes (Foto: StevePB/pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diabetes (Foto: StevePB/pixabay)
Protein yang dicerna oleh tubuh membutuhkan bantuan insulin untuk melakukan metabolisme. Insulin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur gula darah, maka penggunaan insulin dalam mencerna protein bisa menyebabkan gangguan glukosa dalam darah. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan, jika sejumlah besar protein berpotensi berkontribusi pada produksi glukosa yang mampu meningkatkan kadar gula darah.
ADVERTISEMENT
10. Peningkatan Risiko Penyakit Mematikan
Peningkatan Risiko Penyakit Mematikan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Peningkatan Risiko Penyakit Mematikan (Foto: Thinkstock)
Sebenarnya mengkonsumsi protein nabati seperti sayuran dan kacang-kacangan mempunyai khasiat kesehatan yang baik bagi metabolisme tubuh. Namun, jika kamu adalah golongan karnivora, maka konsumsi daging yang terlalu banyak bisa memicu peningkatan risiko penyakit mematikan seperti kanker, jantung dan penyakit lainnya.