Boleh Mengemudi: Kebebasan Baru Bagi Perempuan Arab Saudi

7 April 2018 13:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan diizinkan masuk stadion di Arab Saudi (Foto: Reuters/Faisal Al Nasser)
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan diizinkan masuk stadion di Arab Saudi (Foto: Reuters/Faisal Al Nasser)
ADVERTISEMENT
Sekian lama hidup dalam berbagai aturan dan batasan, untuk pertama kalinya perempuan di negara Arab Saudi akan bisa menikmati berbagai hal yang dapat dilakukan perempuan di negara-negara lainnya.
ADVERTISEMENT
Pencerahan ini dibawa oleh Putra Mahkota Muhammad bin Salman yang ingin melakukan reformasi besar-besaran di negara kaya tersebut. Muhammad bin Salman, putra mahkota berusia 32 tahun ini ingin merubah wajah Arab Saudi menjadi lebih modern. Hal ini dilakukannya atas kesadaran bahwa negara tersebut tak selamanya bisa bergantung pada industri minyak. Hal yang sudah dilakukan sejak lama oleh negara tetangga mereka, Dubai.
Pangeran Mohammed bin Salman. (Foto: Reuters/Charles Platiau)
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran Mohammed bin Salman. (Foto: Reuters/Charles Platiau)
Dilansir BBC, bahkan, pemerintah Arab Saudi berencana untuk menginvestasikan Rp 875 triliun untuk mengembangkan industri hiburan selama 10 tahun ke depan. Bioskop-bioskop pun akan segera dibuka, dan ratusan konser musik akan digelar. Sebelumnya, bioskop dan penyelenggaraan konser musik termasuk dilarang di Arab Saudi.
Tahun ini, untuk pertama kalinya Arab Saudi menggelar Arab Fashion Week yang rencananya digelar pada akhir Maret lalu. Namun karena berbagai kendala pergelaran mode tersebut mesti ditunda hingga akhir April ini.
Arab Fashion Week (Foto: dok. Instagram @arabfashioncouncil)
zoom-in-whitePerbesar
Arab Fashion Week (Foto: dok. Instagram @arabfashioncouncil)
“Pergelaran pertama Arab Fashion Week ini bukan hanya akan menjadi event kelas dunia, namun kami percaya bahwa sektor fashion akan memimpin sektor ekonomi lainnya, seperti pariwisata, perhotelan, travel, dan perdagangan,” ungkap Princess Noura Bint Faisal al-Saud seorang anggota keluarga kerajaan Arab dalam situs resmi Arab Fashion Council.
ADVERTISEMENT
Namun yang paling mencengangkan dunia dalam agenda reformasi Muhammad Bin Salman adalah komitmennya untuk merubah kehidupan perempuan Arab Saudi. Dalam waktu yang singkat, ia memperbolehkan perempuan untuk ikut menikmati hiburan di luar layaknya laki-laki. Hal ini dimulai pada perayaan hari nasional Arab Saudi pada September 2017 di mana perempun dapat datang ke stadion. Gebrakan selanjutnya adalah izin mengemudi untuk perempuan yang rencananya akan dimulai pada Juni nanti.
Berbagai perubahan kebijakan terkait kehidupan perempuan Arab sebetulnya telah dimulai oleh mendiang King Abdullah bin Abdul Aziz. Ia tidak saja mendorong perempuan Arab untuk bersekolah lebih tinggi, namun juga menyediakan beasiswa untuk mereka sekolah ke luar negeri. Ia pun menyerukan perempuan Arab untuk mulai berkarier.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparanSTYLE (kumparan.com) merangkum berbagai kemajuan yang dapat dinikmati perempuan Arab kini.
Perempuan Arab dapat ikut serta dalam pemilihan umum
Para Perempuan Saudi Selesai Mengikuti Pemilu (Foto: Faisal Al Nasser/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Para Perempuan Saudi Selesai Mengikuti Pemilu (Foto: Faisal Al Nasser/Reuters)
Pada Desember 2015, untuk pertama kalinya, perempuan Arab Saudi diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum. Sebanyak 130 ribu perempuan terdaftar untuk mengikuti voting tersebut.
Dilansir BBC, bahkan, beberapa perempuan maju sebagai kandidat untuk jadi bagian dari staf pemerintahan. Sebanyak 978 perempuan mendaftar posisi tersebut, berbarengan dengan 5,938 laki-laki lainnya.
Layaknya kandidat pemerintahan biasa, para perempuan ini pun diperbolehkan untuk berbicara terbuka dan melangsungkan kampanyenya. Namun, hal itu tetap harus dilangsungkan di belakang sebuah partisi.
“Rasanya sangat menyenangkan. Perubahan adalah kata yang besar, namun pemungutan suara ini merupakan jalan untuk memastikan bahwa kami benar-benar terwakili,” ungkap Salma Al-Rashed, perempuan pertama yang terdaftar untuk voting kepada BBC.
ADVERTISEMENT
Pemungutan suara sendiri merupakan hal yang langka terjadi di Arab Saudi. Pada Desember 2015 silam tersebut, merupakan ketiga kalinya Arab Saudi melangsungkan pemungutan suara.
Keputusan yang memperbolehkan perempuan untuk ikut serta dalam pemilihan ini merupakan sebuah kebijakan dari mendiang Raja Abdullah, salah satu ‘warisannya’ untuk rakyat Saudi.
Perempuan Arab boleh mengemudi
Perempuan Arab Saudi Menyetir Mobil (Foto: Reuters/Faisal Al Nasser)
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan Arab Saudi Menyetir Mobil (Foto: Reuters/Faisal Al Nasser)
Hingga September 2017, Arab Saudi merupakan negara satu-satunya di dunia yang melarang perempuan untuk berkendara. Sejak lama perempuan negara tersebut telah berkampanye untuk mendapatkan hak mengemudi. Mereka tergabung dalam organisasi Women to Drive Movement. Pada tahun 1990, puluhan perempuan Arab melakukan protes dengan mengemudi di jalanan Riyadh, ibu kota Arab Saudi. Mereka ditahan dan paspor mereka juga ikut ditahan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2011, dalam masa-masa Arab Spring, seorang aktivis perempuan Arab, Manal al-Sharif menjadi pemberitaan karena videonya yang sedang mengemudi ia unggah ke YouTube dan Facebook.
Namun September 2017 lalu, kerajaan Arab Saudi mengeluarkan keputusan bahwa perempuan akan diperbolehkan mengemudi efektif Juni mendatang.
Perempuan Saudi mengikuti perayaan Hari Nasional untuk pertama kalinya
Perempuan diizinkan masuk stadion di Arab Saudi (Foto: Reuters/Faisal Al Nasser)
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan diizinkan masuk stadion di Arab Saudi (Foto: Reuters/Faisal Al Nasser)
Pada perayaan hari nasional Arab Saudi ke-87 September 2017 lalu , untuk pertama kalinya, perempuan diperbolehkan berpartisipasi dan memasuki King Fahd International Stadium di Riyadh.
Perayaan ini adalah bagian dari langkah pemerintah untuk meningkatkan kebanggaan terhadap negeri dan meningkatkan kualitas hidup bagi orang-orang Saudi.
“Ini pertama kalinya saya masuk ke stadium, dan saya merasa semakin menjadi bagian dari masyarakat Saudi,” ungkap Sultana, 25 tahun, seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
Perempuan diperbolehkan menyaksikan pertandingan bola di stadium
Pangeran Mohammed bin Salman (Foto: http://www.spa.gov.sa/?lang=en)
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran Mohammed bin Salman (Foto: http://www.spa.gov.sa/?lang=en)
Pada 12 Januari lalu, untuk pertama kalinya, perempuan Saudi diperbolehkan menyaksikan dan mendukung tim bola di Jeddah Pearl Stadium.
Lengkap dengan busana hitam panjang tradisional khas Saudi, sebanyak 300 perempuan terlihat memasuki stadium yang sebelumnya hanya diperbolehkan untuk laki-laki saja.
Meski demikian, perempuan yang menonton pertandingan tetap harus memasuki gerbang khusus. Membuatnya duduk terpisah dari laki-laki.
Dilansir news.com.au, mereka duduk pada area ‘keluarga’, dan dipisah oleh partisi kaca yang membatasi area duduk laki-laki dan area perempuan.
Pernyataan perempuan Arab Saudi tidak harus mengenakan jubah abaya
Arab Fashion Week (Foto: dok. Instagram @arabfashioncouncil)
zoom-in-whitePerbesar
Arab Fashion Week (Foto: dok. Instagram @arabfashioncouncil)
Pada Februari 2018 lalu, pernyataan mengejutkan datang dari Sheikh Abdullah al-Mutlaq, salah satu anggota dari Council of Senior Scholars, yang mengungkapkan bahwa perempuan memang harus berpakaian sopan, namun tak berarti harus mengenakan abaya.
ADVERTISEMENT
Arab Saudi sendiri memiliki peraturan berbusana untuk perempuan yang memang mewajibkan mereka untuk menggunakan abaya, sebuah busana panjang dan longgar untuk menutupi bentuk tubuh.
“Lebih dari 90% perempuan Muslim di dunia tidak mengenakan abaya. Jadi kita tidak harus memaksa orang untuk memakai abaya,” papar Sheikh Mutlaq, seperti dilansir BBC.
Hal ini ia ungkapkan, sebagai langkah mengikuti kebijakan-kebijakan transformasi yang diusulkan Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Tentu, pernyataannya mengundang berbagai reaksi masyarakat. Mulai dari bentuk dukungan, hingga ketidaksetujuan.
Ilustrasi pasangan Arab Saudi (Foto: Fayez Nureldine/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan Arab Saudi (Foto: Fayez Nureldine/AFP)
Meski kebijakan-kebijakan ini memberi perubahan signifikan dalam kehidupan perempuan Saudi, masih terdapat beberapa aturan yang perempuan Saudi tak boleh lakukan tanpa persetujuan laki-laki di hidupnya, diantaranya: Mengajukan permohonan paspor, bepergian ke luar negeri, menikah, membuka rekening bank, membuka bisnis tertentu, melakukan operasi, dan keluar dari penjara.
ADVERTISEMENT
Batasan-batasan ini terjadi karena terdapat sistem perwalian di Arab Saudi. Di bawah sistem ini, setiap perempuan harus bersama anggota keluarga laki-laki (keluarga kandung atau suami) jika ingin berpergian ke tempat umum.