Bukan Faktor Genetik, Gaya Hidup Jadi Pemicu Utama Timbulnya Kanker

23 Agustus 2017 15:33 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prescon Betadine Retro Run (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prescon Betadine Retro Run (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
ADVERTISEMENT
Selama ini banyak orang yang beranggapan jika mereka memiliki keluarga yang menderita kanker memiliki tingkat risiko terkena penyakit kanker lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mempunyai keluarga penderita kanker.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata persepsi masyarakat ini ditepis oleh para ahli kesehatan yang mengatakan jika gaya hidup mempunyai risiko yang lebih tinggi dari faktor genetik. Termasuk oleh Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp. PD-KHOM yang juga berpendapat sama mengenai hal ini.
"Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 85 persen kasus kanker disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Sedangkan sisanya15 persen baru disebabkan oleh turunan penyakit keluarga," ungkap Prof. Aru yang ditemui kumparan (kumparan.com) pada acara BETADINE Retro Run "Ajak Masyarakat Berantas Mitos dan Rumor Kanker" di restoran Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/8).
Prescon Betadine Retro Run (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prescon Betadine Retro Run (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Pencetus kanker yang disebabkan oleh penyakit tidak menular pun juga kian menambah deretan penyebab kanker yang kini marak diderita oleh masyarakat. Data menunjukkan jika penyakit tidak menular semakin banyak diderita oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan bahkan angkanya mencapai 58 persen (2010).
ADVERTISEMENT
Profesor yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) juga menyebutkan jika pasien kanker semakin melonjak tajam. Berdasarkan data yang diperoleh oleh Yayasan Kanker Indoneaia dari Januari sampai Juni 2014 lalu, tercatat sebanyak 88.106 kasus penderita kanker ditemukan di Indonesia.
Kanker payudara menjadi kanker nomor satu yang diderita oleh para wanita, sedangkan kanker paru merupakan jenis kanker paling sering yang dialami oleh pria.
Penyebabnya tak lain tak bukan adalah karena gaya hidup masyarakat yang semakin acuh pada kesehatan mereka. Konsumsi makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh pun dianggap sebagai salah satau pemicu kanker.
Prof. DR. dr. Aru W. Sudoyo, Sp. PD-KHOM (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prof. DR. dr. Aru W. Sudoyo, Sp. PD-KHOM (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
"Sebanyak 30-35 persen penyakit kanker disebabkan oleh asupan makanan. Sedangkak rokok berada di bawahnya yaitu menempati angka 25-30 persen," papar Prof. Aru.
ADVERTISEMENT
"Tak hanya itu, faktor sosial ekonomi terutama kemiskinan juga mempunyai peranan cukup besar dalam memicu tumbuhnya sel kanker dalam tubuh karena asupan makanan umumnya tak terjaga," sambungnya.
Obesitas yang disebabkan oleh jumlah makanan yang dikonsumsi terlalu banyak juga memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan perokok aktif.
Menurut pemaparan Prof. Aru, jika seseorang sudah terkena kanker, maka ada tiga jenis pengobatan yang bisa dilakukan yaitu pembedahan yang dilakukan oleh ahli bedah onkologi, kemoterapi yang dilakukan oleh ahli onkologi medik, serta radioterapi yang bisa dilakukan oleh ahli radioterapi.
Lebih baik mencegah daripadi mengobati. Oleh karena itu mengatur porsi makan serta mengusung gaya hidup sehat perlu dilakukan demi mencegah tumbuhnya sel kanker yang bisa dengan cepat menggerogoti seluruh bagian tubuh.
ADVERTISEMENT