Cegah Pelecehan Seksual, Condé Nast Buat Aturan Ketat untuk Modelnya

19 Januari 2018 11:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Model kini diberi perlindungan lebih (Foto:  Instagram/ @vivathevogue & @voguemagazine )
zoom-in-whitePerbesar
Model kini diberi perlindungan lebih (Foto: Instagram/ @vivathevogue & @voguemagazine )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak dulu, industri fashion dan modeling memiliki reputasi yang terkenal keras. Jika ingin sukses menapaki karier sebagai model profesional, kamu harus siap untuk diterjunkan dalam 'medan peperangan' apapun.
ADVERTISEMENT
Siapapun klien dan apapun tema pemotretan yang diusung, kamu harus siap melaksanakannya sebaik mungkin. Mulai dari berfoto mengenakan busana kasual, mewah, kostum aneh, hingga foto topless atau telanjang sekalipun, harus kamu jalani dengan lapang dada.
Model harus mampu bertransformasi menjadi sosok yang diinginkan oleh klien dan fotografer. Persis bak bunglon.
Tuntutan inilah yang jadi cikal bakal tingginya angka pelecehan seksual yang terjadi dalam industri fashion. Selama puluhan hingga belasan tahun, kondisi memprihatinkan ini terjadi dalam diam.
Hingga kini, muncul banyak suara yang memperjuangkan hak-hak perempuan yang mengalami pelecehan seksual di lingkungan kerja. Salah satunya adalah kampanye Time's Up yang dikumandangkan di ajang The 75th Golden Globe Award.
Kesadaran untuk melindungi keselamatan para model yang bekerja di industri fashion semakin tinggi. Salah satu raksasa media yang sudah mempraktikkan hal ini adalah Condé Nast.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang berkantor di One World Trade Center, New York City, Amerika Serikat, ini membawahi puluhan majalah fashion dan hiburan bergengsi dunia. Seperti Vogue, Teen Vogue, Vanity Fair, Glamour, GQ, Allure, WWD, dan masih banyak lagi.
Beberapa rumah mode ternama sempat menolak meminjamkan baju kepada model plus size Ashley Graham untuk pemotretan majalah Vogue Inggris. (Foto: Vogue Inggris)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa rumah mode ternama sempat menolak meminjamkan baju kepada model plus size Ashley Graham untuk pemotretan majalah Vogue Inggris. (Foto: Vogue Inggris)
Sejak Oktober lalu, perusahaan yang didirikan oleh Condé Montrose Nast ini menerapkan sederet kebijakan penting yang harus dilaksanakan oleh setiap media yang berada di bawah naungan medianya.
Kini, seluruh majalah (di bawah Condé Nast) tak lagi mempekerjakan model di bawah 18 tahun. Dan pada setiap pemotretan, sebisa mungkin model tak boleh dibiarkan berdua saja dengan fotografer.
Model 21 tahun ini banyak digandeng berbagai brand ternama dengan nilai kontrak miliaran rupiah. (Foto: Instagram Gigi Hadid)
zoom-in-whitePerbesar
Model 21 tahun ini banyak digandeng berbagai brand ternama dengan nilai kontrak miliaran rupiah. (Foto: Instagram Gigi Hadid)
Model juga harus didampingi oleh orang luar, selain dari tim editorial (penata rias, pengarah gaya, dan kotributor lainnya). Alkohol juga jadi minuman terlarang di area pemotretan. Peraturan ini dibuat untuk meminimalisir segala tindakan yang tak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Khusus untuk pemotretan bertema sensual, harus dilakukan diskusi atau persetujuan tertulis lebih dahulu dengan model bersangkutan. Setelah pemotretan selesai, laporan bersifat anonim harus dibuat guna menghindari tindak kekerasan atau pelecehan dalam bentuk apapun.
Ashley Graham, model bertubuh plus size. (Foto: Instagram: @theashleygraham)
zoom-in-whitePerbesar
Ashley Graham, model bertubuh plus size. (Foto: Instagram: @theashleygraham)
Sebelumnya, Condé Nast telah bertindak tegas dengan memutuskan hubungan kerjasama dengan dua fotografer fashion senior, Bruce Weber dan Mario Testino. Keduanya tertuduh melakukan tindak kekerasan fisik terhadap banyak model pria selama pemotretan berlangsung.
"Kami sungguh terganggu oleh dakwaan ini dan menanggapinya dengan sangat serius. Titik terangnya, kami tak lagi menjalin kerjasama dengan Bruce Weber dan Mario Testino untuk jangka waktu yang belum ditentukan," ujar Anna Wintour, direktur artistik Condé Nast dan editor in chief Vogue, dikutip New York Times.
ADVERTISEMENT
Dengan kebijakan tegas yang sudah diterapkan, Condé Nast berharap bisa membawa perubahan dan memberi rasa aman bagi para model yang bekerja untuk majalah yang dinaunginya.