Cerita Dilyara Sadrieva tentang Menjadi Perempuan Muslim di Rusia

3 November 2018 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dilyara Sadriyeva  (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dilyara Sadriyeva (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nama Dilyara Sadrieva mungkin belum terdengar gaungnya di Indonesia. Namun di negara asalnya Rusia, ia dikenal sebagai perempuan berhijab yang menjadi pakar fashion serta pioner dalam industri modest fashion.
ADVERTISEMENT
Dilyara sendiri lahir dari keluarga muslim. Namun ia baru mendalami agama Islam justru saat dirinya berusia 20 tahunan. Semua berawal saat dirinya sempat gamang mempertanyakan segala hal tentang kehidupan, seperti mengapa ia ada di dunia, mengapa ada agama, dan lain-lain. Rasa penasaran tersebut membuatnya mempelajari semua agama. Lambat laun, agama Islam kian menarik perhatiannya.
“Sebenarnya saya terlahir sebagai seorang Muslim. Namun dibesarkan di keluarga liberal, membuat saya tak mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya saat berbincang dengan kumparanSTYLE di Jakarta Modest Fashion Week beberapa waktu lalu.
Karena ingin memahami Islam lebih jauh, ia pun sering mendatangi masjid yang membahas kajian-kajian tentang Islam. Bahkan, Dilyara pun belajar bahasa Arab agar bisa mengerti kitab suci Al-Quran lebih baik.
Dilyara Sadriyeva dan Mariana (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dilyara Sadriyeva dan Mariana (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
Saat membaca Qur’an, ia menemukan sebuah ayat yang menjelaskan bahwa perempuan harus menutup aurat. Dari situlah, ia memutuskan untuk mulai menggunakan hijab secara mantap di usia 21 tahun.
ADVERTISEMENT
“Di keluarga saya, hanya saya yang menggunakan hijab. Ketika saya memutuskan menggunakan hijab, mereka menerimanya baik-baik saja dan justru mendukung apa yang saya pilih,” katanya.
Saat ia memutuskan menggunakan hijab, hal tersebut menjadi pemandangan yang aneh bagi teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Bukan karena pilihannya untuk menggunakan hijab, namun karena tak banyak yang memahami apa definisi sebuah hijab.
“Jangankan hijab, mereka bahkan tak familiar dengan agama Islam sendiri,” lanjutnya perempuan yang kini berusia 43 tahun itu.
Secara umum, Dilyara tak pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan dalam menggunakan hijab di negaranya sendiri. Menurut Dilyara, dari segi menerima perbedaan dan toleransi, Rusia termasuk yang tak begitu peduli dan mementingkan seseorang dalam berpakaian.
“Tahukah kenapa saya merasa baik-baik saja? Karena saya memastikan untuk selalu tampil rapi, tampil elegan, selalu tersenyum kepada siapa saja, usahakan memakai pakaian yang baik, maka orang sekitar pun akan menghormati,” ceritanya.
Dilyara Sadriyeva (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dilyara Sadriyeva (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
Namun pernah, saat ia bekerja di sebuah perusahaan besar dan mendapati posisi sebagai marketing, Dilyara harus keluar dari pekerjaannya karena hijab yang ia pakai.
ADVERTISEMENT
“Kejadian tak mengenakan soal saya berhijab di Rusia mungkin hanya itu, terpaksa berhenti bekerja. Namun kabar baiknya, saya jadi bisa memulai bisnis sendiri,” tambah Dilyara.
Dilyara juga menyampaikan bahwa para pengguna hijab yang ingin berlibur ke Rusia, tak perlu khawatir akan perlakuan tak lazim atau yang disebut dengan Islamphobia.
“Tak perlu khawatir karena mereka akan paham Anda adalah seorang warga asing yang sedang berlibur. Mereka akan menganggap itu merupakan tradisi kalian dan tak akan terlalu mempedulikan. Di Rusia ada 20 juta umat muslim, selama Anda bersikap baik dan terlihat rapi, Anda tidak perlu takut untuk pergi ke Rusia," tutupnya.