Daya Tahan Tubuh Menurun? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

26 Oktober 2017 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran suplemen Airborne (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran suplemen Airborne (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lemas, letih, lesu.
Tiga kondisi ini nampaknya sering menimpa kebanyakan masyarakat Indonesia. Aktivitas yang padat dan tidak diiringi dengan pola hidup sehat membuat daya tahan tubuh seseorang mudah menurun, terutama para kaum urban yang hidup di pusat kota.
ADVERTISEMENT
Jika daya tahan tubuh sudah menurun, risiko terinfeksinya suatu virus atau bakteri juga akan meningkat. Beragam penyakit, mulai dari yang ringan hingga berat bisa dialami oleh mereka yang mengalami penurunan imun tubuh.
Seorang ahli gizi asal Amerika, Dr. Matthew Lantz Blaylock, PhD, mengatakan bahwa penyebab seseorang mudah sakit bukan karena faktor genetik, melainkan akibat gaya hidup yang jauh dari kata sehat.
"Mungkin kamu merasa jika penyakit bawaan yang diturunkan oleh orang tua akan menyebabkan kamu mudah jatuh sakit, padahal persentase faktor genetik hanya berada di angka 30 persen. Dan penyebab utamanya berasal dari gaya hidup dengan persentase mencapai 70 persen," kata Dr. Matthew, saat ditemui kumparan (kumparan.com) pada peluncuran suplemen Airborne di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (26/10).
ADVERTISEMENT
Pola makan yang tidak seimbang, pola tidur yang berantakan, serta tidak didukung dengan olahraga yang teratur, menjadi faktor pemicu paling utama kenapa daya tahan tubuh seseorang mudah menurun. Padahal, daya tahan tubuh memiliki peranan penting dalam menunjang kesehatan seseorang.
Merasa lelah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Merasa lelah (Foto: Thinkstock)
Namun sayangnya, Dr. Matthew menuturkan bahwa hingga saat ini masih banyak orang yang tidak mengetahui fungsi utama daya tahan tubuh. Kecenderungan masyarakat yang lebih suka mengabaikan pola hidup sehat, membuat mereka mudah terserang suatu penyakit.
"Orang memang sering menyebut daya tahan tubuh, tapi sayangnya mereka tidak paham fungsinya. Hal inilah yang lantas membuat mereka tidak peduli pada gaya hidup yang mereka jalani," papar Dr. Matthew menyayangkan hal tersebut.
Berdasarkan penjelasannya, daya tahan tubuh memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai pelindung tubuh dari segala macam patogen termasuk virus dan bakteri. Lalu, sebagai pelindung sel yang rusak, dan terakhir sebagai pelindung tubuh dari partikel-partikel asing, seperti polusi atau debu yang bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Jika daya tahan tubuh tidak optimal, maka gangguan kesehatan pun tak bisa terhindari. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga pola makan seimbang yang didukung dengan pola tidur dan olahraga yang teratur.
Lebih lanjut, Dr. Matthew juga menyebutkan bahwa masyarakat seharusnya kini bisa menerapkan pola makan seimbang, agar daya tahan tubuh tetap terjaga.
"Porsi buah dan sayur harus lima kali lebih banyak dari zat gizi makronutrien, seperti karbohidrat, protein dan lemak. Dan yang paling penting adalah asupan zat gizi mikronutrien, seperti vitamin dan mineral yang sering dilupakan," jelas dokter yang menjadi staf pengajar di Universita Ciputra, Surabaya itu.
"Lebih sering diabaikan, vitamin dan mineral yang bisa diperoleh dari buah dan sayur ini harus dikonsumsi setiap hari. Karena zat gizi inilah yang akan berperan besar dalam peningkatan daya tahan tubuh seseorang," pungkasnya mengakhiri perbincangan.
ADVERTISEMENT