Death Doula dan Persiapan Menghadapi Kematian

6 Februari 2018 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kematian (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kematian (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Perbincangan kematian kerap menjadi hal yang tabu dan menakutkan. Perasaan aneh sering merasuki, setiap pikiran tentang kematian bertamu.
ADVERTISEMENT
Ketakutan akan mati dalam kesendirian, mati dalam keadaan payah dan mengenaskan, atau apa yang akan terjadi setelah mati, menjadi salah satu bagian dari ketidaksiapan menyambut ajal.
Di antara rasa yang mencekam, kematian adalah sebuah kepastian yang tak terelakkan.
Penolakan akan kematian membuat beberapa orang berpikir bagaimana membuat hidup lebih panjang dari seharusnya. Bahkan para jutawan di Silicon Valley tengah mencari formula untuk ‘menunda’ datangnya ajal, demi keinginan untuk hidup abadi (death cure).
Sementara sebagian lainnya memilih untuk menghadapi kematian dengan gagah dalam kedamaian. Segala cara dilakukan untuk menyambut kematian, menyulap ketakutan menjadi penerimaan.
Salah satunya, coba dilakukan oleh seniman konseptual asal Prancis, Sophie Calle, di pemakaman Green Wood, Brooklyn, Amerika Serikat. Ia membuat instalasi berjudul Here Lie the Secrets of the Visitors of Green-Wood Cemetery (Di Sini Bersemayam Rahasia Para Pengunjung Pemakaman Green-Wood).
ADVERTISEMENT
Di sana ia menampung segala catatan rahasia yang ingin dikubur oleh para pengunjung. Selain itu, demi menghilangkan kesan suram, ia juga mengadakan pesta koktail, pertunjukan tari, dan kelas yoga.
Instalasi Sophie Calle (Foto: Instagram/fomofeed )
zoom-in-whitePerbesar
Instalasi Sophie Calle (Foto: Instagram/fomofeed )
Bersih-bersih Sebelum Mati
Sementara itu, orang-orang Swedia--yang dikenal penuh persiapan--melakukan döstädning, dalam bahasa Inggris disebut death cleaning atau pembersihan kematian, jelang datangnya ajal.
Döstädning dilakukan dengan menangani barang-barang peninggalan sebelum kematian menjemput. Hal ini dilakukan demi mengurangi tugas kerabat untuk membersihkan barang-barang yang ditinggalkan.
Dalam konsep döstädning, seseorang harus merefleksikan pertanyaan, “apakah seseorang akan senang jika saya menyimpan ini?” Sehingga ia bisa mengambil keputusan yang tepat dalam memperlakukan barang-barang peninggalannya.
Persiapan kematian dengan konsep döstädning juga bisa menjadi jawaban atas kecemasan terkait privasi hidup. Jika ada ketakutan akan rahasia yang tersimpan diketahui kerabat, maka barang-barang yang sekiranya penuh rahasia bisa dibakar atau dihancurkan.
ADVERTISEMENT
Sementara bagi mereka yang merasa telah mengumpulkan terlalu banyak barang dan dianggap bisa menghalangi perkembangan spiritual, döstädning bisa menjadi panduan praktis sebagai solusinya.
Selain itu, bagi mereka yang tidak ingin barang-barang pribadinya jatuh ke tangan yang salah, lebih baik melakukan pembersihan terlebih dulu sebelum terlambat.
Seniman Swedia, Margareta Magnusson dalam The Gentle Art of Swedish Death Cleaning, menyebut döstädning sebagai pengejawantahan konsep minimalisme. Ia adalah bentuk kebijaksanaan orang-orang Skandinavia.
Döstädning bagi orang Swedia, “hampir seperti tindakan alamiah yang harus dilakukan," ucap Duta Besar Swedia untuk AS, Karin Olofsdotter, dikutip dari Washington Post.
Tradisi mempersiapkan kematian dengan döstädning, menurut Olofsdotter adalah produk alami masyarakat yang memberi penghargaan tentang hidup mandiri, bertanggung jawab, dan penuh pertimbangan.
ADVERTISEMENT
Dengan tidak menyusahkan orang lain, pembersihan kematian ala döstädning ini dianggap sebagai cara yang gagah berani dalam menyambut kematian.
Betapa tidak, sementara pikiran akan mati merayap, kita harus tegar dan bijak memilah barang-barang peninggalan. Benda-benda yang memiliki kenangan dan sejarahnya dalam kehidupan kita itu kemudian harus ditentukan nasibnya: disimpan, diwariskan, atau dihancurkan.
Genggam tangan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Genggam tangan (Foto: Thinkstock)
Pendamping Kematian
Tak hanya proses melahirkan, menghadirkan kehidupan baru, di muka bumi ini yang perlu didampingi. Kematian pun menuntut hal yang serupa.
Hal ini dilakukan, mengutip The Guardian, untuk mempersiapkan kematian dengan sebaik mungkin. Maka lahirlah profesi baru bernama death doula, untuk membantu menghadapi kematian.
Death doula biasanya disewa oleh kaum borjuis nan kaya raya. Bagi sebagian besar dari kaum borjuis, setiap gerak dan tindak yang dia lakukan itu menggambarkan citra dirinya.
ADVERTISEMENT
Maka mereka menginginkan segala sesuatu dipersiapkan untuknya sesempurna mungkin. Tak terkecuali kematian yang harus disambut dengan persiapan matang, seperti halnya pesta pernikahan.
Mereka menyusun rencana untuk hari terakhirnya dengan detail dan hati-hati persis ibarat pernikahan atau kelahiran. Kematian menjadi hal yang harus dipersonalisasi, disesuaikan dengan citra yang telah dibangun selama hidup.
“Setiap kematian itu memiliki cara-cara yang spesial dan trennya sendiri,” tulis Marisa Meltzer di The Guardian, Jumat (12/1).
Untuk mempersiapkan hari berpulang dengan matang, sebagian kaum borjuis ini menyewa jasa profesi death doula.
Mereka dibayar untuk memilihkan baju dan jenis riasan yang digunakan, tempat memandikan, dekorasi ruangan untuk keluarga dan kerabat yang berduka, hingga tempat persemayaman. Death doula juga membantu dalam menangani masalah wasiat, baik itu warisan ataupun permintaan terakhir.
ADVERTISEMENT
Itu baru sebagian dari pekerjaan death doula.
Ilustrasi kematian (Foto: Reuters/Ivan Alvarado)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kematian (Foto: Reuters/Ivan Alvarado)
Doula yang dalam bahasa Yunani berarti “pelayan perempuan” lebih dikenal sebagai pendamping dalam proses persalinan (birth doula). Pendampingan yang dilakukan doula mulai dari menjadi teman diskusi jelang kelahiran, pendampingan saat persalinan, hingga pascapersalinan.
Death doula memiliki peran yang hampir serupa, tetapi doula yang ini disiapkan untuk menemani seseorang menghadapi transisi terakhir kehidupan. Seorang death doula menjadi teman setia mereka yang diprediksi tak lama lagi menyambut ajal karena penyakit yang hampir tak bisa disembuhkan, seperti kanker tahap akhir ataupun HIV/AIDS.
Berbeda dengan paliative care atau perawat medis, tugas death doula tidak termasuk perawatan untuk menghilangkan rasa sakit dan sebagainya. Doula fokus pada menghilangkan beban psikis agar kliennya menghadapi kematian dengan rasa tenang.
ADVERTISEMENT
Death doula menyiapkan jasa konseling, pemberian dukungan moral, emosional, serta spiritual. Dalam pemberian dukungan ini, Doula membantu kliennya mengatasi kesedihan dengan cara ritual khusus untuk menenangkan pikiran, termasuk membantu keluarga menerima akhir hayat dari orang yang dicintainya.
Terkadang tugas doula hanya memeluk atau memegang tangan si klien, memberinya semangat hidup.
Ilustrasi death doula (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi death doula (Foto: Pixabay)
Ketakutan akan kematian ini dilihat oleh para pebisnis sebagai peluang usaha. Rasa takut akan kematian dieksploitasi menjadi nilai-nilai ekonomi yang menguntungkan.
Penyewaan death doula, jasa pembersihan kematian, desain peti mati, hingga lokasi kematian, menjadi bentuk pembuktian seberapa baik hidup yang dijalani.
Di sisi lain, deretan hal itu dilakukan demi membantu seseorang mempersiapkan dirinya dalam menyambut datangnya kematian. Sebuah keniscayaan dalam hidup yang tak bisa kita hindari.
ADVERTISEMENT
===============
Simak ulasan mendalam lainnya dengan mengikuti topik Outline!